Kamis, 29 Juli 2010

Serdos Hasnun Jauhari Ritonga

INSTRUMEN SERTIFIKASI DOSEN

Deskripsi Diri



IDENTITAS DOSEN


1. Nama Dosen yang diusulkan : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
2. NIP/NIK/NRP : 19740807 200604 1 001
3. Perguruan Tinggi Pengusul : IAIN Sumatera Utara
4. Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
5. Rumpun/Bidang Ilmu Yang Disertifikasi : Manajemen Organisasi














DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA RI
2010

Lembar Deskripsi Diri

Pendahuluan

Lembar Deskripsi Diri merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam proses Sertifikasi Dosen Dalam Jabatan sebagai bagian tidak terpisahkan dari Portofolio Dosen. Lembar Deskripsi Diri digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya terkait dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

Lembar Deskripsi Diri Dosen berkenaan dengan prestasi dan kontribusi dosen dalam 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Berbagai aspek yang berkait dengan keempat kompetensi tersebut dinyatakan dalam bentuk kegiatan pengajaran/pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, manajemen pendidikan, dan manajemen kemahasiswaan.

Dosen diminta membuat esai untuk setiap kegiatan. Esai itu bisa sangat berbeda dari satu dosen dengan dosen yang lain. Kemudian, asesor akan diminta melakukan penilaian secara objektif terhadap informasi dalam esai tersebut, menggunakan rubrik yang disediakan. Hasil penilaian akan diverifikasi asesor. Oleh sebab itu objektivitas dosen menilai diri sendiri sangat menentukan dan dapat menjadi gambaran kejujuran profesional dosen.

Rubrik atau Panduan Penilaian Lembar Deskripsi Diri dosen memberikan rambu-rambu penilaian kualitas untuk setiap kegiatan yang dilakukan dosen berkenaan dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, serta untuk setiap aspek yang menggambarkan kinerja dosen dari sisi kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Rambu-rambu penilaian dibuat dalam bentuk “semantic differential” dengan satu (atau lebih) deskriptor untuk setiap kegiatan atau aspek, dilengkapi dengan nilai interval dari setiap deskriptor. Deskriptor terdiri dari satu pasang kata sifat yang saling berlawanan untuk mendeskripsikan sisi negatif atau positif dari sifat yang diterapkan. Nilai interval terdiri dari 1-5 di mana 1 berarti nilai paling rendah dan 5 berarti nilai paling tinggi.


Petunjuk Pengisian

Dalam perjalanan karir Saudara sebagai dosen, telah banyak hal Saudara lakukan dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Lembar Deskripsi Diri Dosen digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya berkenaan dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

Untuk setiap butir isian, deskripsikan diri Saudara secara tertulis sesuai dengan aspek yang diminta. Contoh berikut memberi gambaran isian terhadap aspek prestasi kerja dalam beberapa tahun terakhir.


Contoh Deskripsi:

Komponen : Pengembangan Kualitas Pembelajaran

Pernyataan Dosen :


Dari hasil evaluasi terhadap proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini, saya mulai menyadari bahwa mahasiswa saya mengalami kesulitan dalam memahami substansi perkuliahan yang saya berikan, ketika saya sajikan tanpa bantuan media visual. Saat itu saya belum memahami teknologi media dan saya mulai mempelajarinya. Saya bersyukur bahwa fasilitas kelas saat ini sudah jauh lebih baik, karena sebagian kelas sudah dilengkapi dengan komputer dan projektor LCD untuk memudahkan penyampaian materi kepada mahasiswa. Secara bertahap saya mulai menerapkan pemakaian media visual dalam perkuliahan, sehingga saya dapat memberi banyak ilustrasi dan melengkapi presentasi perkuliahan dengan animasi untuk memperjelas konsep, bahan, materi, proses terkait dengan bidang ilmu yang saya ajarkan. Ternyata kelas menjadi lebih bergairah dan hidup, serta mahasiswa lebih memahami materi yang saya berikan. Implikasi dari suasana pembelajaran itu, tampak dari prestasi mahasiswa yang meningkat jika dilihat dari sebaran nilai ujian dan membaiknya kualitas tugas mahasiswa. Sekarang, semakin banyak dosen di universitas saya yang mengikuti pendekatan pembelajaran seperti ini ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- dst



DESKRIPSI DIRI DOSEN

Deskripsikan dengan jelas apa saja yang telah Saudara lakukan yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, yang berkenaan dengan hal-hal berikut. Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh nyata yang Saudara alami/lakukan dalam kehidupan profesional sebagai dosen.

A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran

A.1. Berikan contoh nyata semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya !

Deskripsi:

FENOMENA yang cukup jelas terlihat di kalangan mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara umumnya adalah kurangnya motivasi belajar. Kesan yang saya peroleh adalah bahwa mahasiswa tidak punya motivasi yang kuat untuk belajar di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, hal ini terlihat kurangnya dinamika mahasiswa untuk membangun kreativitas pengembangan diri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya, mahasiswa lebih suka belajar pasif (menerima bahan kuliah dari dosen) ketimbang secara aktif berperan menjadi subjek yang belajar. Sedangkan di luar kelas, semestinya perpustakaan ramai dikunjungi dan muncul kelompok-kelopmpok diskusi, tetapi tidak demikian adanya. Ini merupakan salah satu kendala yang sangat serius yang harus segera diatasi. Menghadapi fenomena ini, maka setiap kali akan memberikan kuliah terlebih dahulu saya memberikan motivasi kepada mahasiwa.
Motivasi pertama yang saya sampaikan adalah tentang pentingnya keseriusan dan kerja keras dalam belajar, sebab sekalipun sudah serius dan kerja keras mungkin saja hasil yang didapatkan tidak maksimal, bahkan mungkin separuhnya tidak akan tercapai, apalagi tidak serius dan terkesan setengah hati, maka berapa lagi hasil yang mungkin akan didapatkan, tentu saja tidak akan maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saya juga menyampaikan bahwa manusia hanya wajib bekerja sedaya mampu (yang disebut sebagai proses) sedangkan hasilnya tidak wajib didapatkan, tergantung kemurahan Allah Swt. (walaupun harus diyakini bahwa Tuhan tidak pernah zalim, siapa yang sungguh-sungguh pasti akan mendapat, demikian kata pepatah Arab) (yang disebut sebagai hasil atau goals). Motivasi selanjutnya adalah memberi penekanan agar mahasiswa mencermati urgensi pokok bahasan dengan kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa. Di awal-awal perkuliahan biasanya saya melakukan brainstorming terhadap mahasiswa tentang manfaat pembelajaran topik bahasan yang akan dikuliahkan dengan peran mereka ketika akan terjun ke tengah-tengah masyarakat nanti setelah selesai kuliah dari Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
Pada semester ganjil, mata kuliah yang saya ampu adalah mata kuliah komponen jurusan (dengan kode “MD”) yaitu Manajemen Organisasi Islam (MOI) dan Budaya Organisasi (BO), sedangkan pada semester genap saya mengampu mata kuliah komponen institut (dengan kode “INS”) yang termasuk ke dalam Kurikulum Nasional (Kurnas) yaitu Manajemen Organisasi (MO). Ketiga mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sifatnya aplikatif yang membutuhkan model pembelajaran kreatif dan aktif. Mahasiswa dituntut selain memiliki konsep-konsep yang sifatnya teoritis tentang organisasi, budaya dan manajemen, juga nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari ketiganya merupakan hal-hal yang sifatnya harus terlihat dalam penerapan yang sesungguhnya, sehingga akan dapat dijadikan contoh untuk perbaikan sikap dan perilaku. Artinya, ketiga mata kuliah yang saya ampu tidak cukup hanya mentransfer ilmu yang hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi harus pula terlampaui aspek apektif dan psikomotorik para mahasiswa. Oleh karena itu, model pembelajaran yang saya terapkan adalah model pembelajaran humanistik dengan strategi yang bervariasi agar ketiga aspek tersebut dapat dicapai. Misalnya, di kelas saya arahkan untuk diskusi terlebih dahulu, kemudian mahasiswa diarahkan melakukan observasi ke satu lembaga (organisasi) mulai dari yang paling dekat dengan lingkungan tempat tinggal mereka hingga ke lembaga yang sudah mapan, seperti organisasi sosial keagamaan, organisasi bisnis keislaman (BMT dan Bank-Bank Syari’ah atau Bank Mu’amalat) dan sebagainya untuk melihat dari dekat penerapan teori-teori yang telah didiskusikan, kemudian mahasiswa ditugaskan melihat secara cermat dan mencatat hasil setiap aktivitas yang dilakukan untuk kemudian dituangkan ke dalam laporan tertulis, kemudian sebagai umpan baliknya, mahasiswa ditekankan agar menerapkan prinsip-prinsip yang dianggap sudah sesuai antara konsep dan realitas di lapangan. Model pembelajaran ini membawa hasil yang cukup positif, di mana terlihat mahasiswa sangat antusias dan bersemangat untuk melaksanakan penugasan tersebut. Buktinya, ketika dilakukan diskusi terhadap laporan yang disampaikan tergambar dinamika yang berbeda. Terlihat keaktifan mahasiswa untuk mengeksplor hasil kerja mereka dan terlihat juga ada perubahan perilaku yang signifikan bagi sebahagian mahasiswa untuk disiplin ketika sedang dalam perkuliahan.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang saya terapkan mahasiswa diberikan bahan-bahan berupa diktat, pemanfaatan teknologi informasi (pembelajaran dengan model sibernetik) yang dikemas ke dalam bentuk powerpoint. Di samping itu, pada materi-materi tertentu mahasiswa juga dibekali dengan bahan yang ditransfer ke dalam bentuk CD-RW. Selain itu, untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan bahan-bahan kuliah saya juga sediakan web/blog yang saya kelola sendiri, yaitu www.manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com. Sedangkan untuk penugasan-penugasan tertentu, biasanya saya menyampaikannya lewat e-mail masing-masing mahasiswa dan ada juga yang melalui pemanfaatan situs pertemanan facebook. Dengan pemanfaatan teknologi informasi ini nampaknya mahasiswa yang saya didik semakin dinamis dan kreatif. Buktinya dalam diskusi-diskusi kelompok terlihat antusiasme mereka dan peningkatan pola pemahaman mereka terhadap materi-materi yang sedang didiskusikan.

A.2. Berikan contoh nyata kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Deskripsi:

BIASANYA pada awal-awal semester perkuliahan saya melakukan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa yang akan saya didik. Hal ini terutama tujuannya agar muncul rasa saling menghargai, sehingga masing-masing akan merasa bertanggung jawab yang terwujud pada komitmen untuk selalu disiplin. Sesuai kontrak yang telah disepakati bersama ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, jika dilanggar maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesepakatan.
Biasanya saya akan masuk kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bahkan jika tidak ada tugas akademik di Jurusan MD (saya saat ini sedang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Jurusan MD) yang menghalangi, saya akan lebih awal memasuki kelas. Namun kelas akan tetap dimulai sesuai jadwal. Saya selalu berpatokan terhadap kontrak yang telah disepakati, misalnya saya harus datang tepat waktu dan jika ada halangan sehingga terlambat masuk atau tidak bisa masuk maka saya harus memberitahukannya terlebih dahulu, baik melalui akademik atau menghubungi petugas kelas (kosma) untuk diberitahukan kepada mahasiswa lainnya. Demikian juga bila mahasiswa berhalangan hadir maka harus melalui surat, sedangkan toleransi untuk keterlambatan disepakati biasanya 15 menit, selebihnya boleh masuk tetapi dihitung tidak hadir. Sesuai dengan peraturan di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara bahwa perkuliahan 2 SKS harus memenuhi minimal 12 kali tatap muka (belum termasuk ujian mid semester) dan kehadiran mahasiswa harus terpenuhi minimal 75% untuk bisa mengikuti ujian final (akhir semester). Artinya jika seorang mahasiswa tidak hadir atau dihitung tidak hadir karena terlambat lebih dari 15 menit sebanyak lebih dari 25% maka tidak boleh mengikuti ujian final (semester) dan harus mengulang kembali. Di dalam perkuliahan saya tetap komitmen bahwa mahasiswa memang harus diberikan penghargaan yang tinggi, maka setiap ide dan pendapat yang dilontarkan dalam perkuliahan saya berikan apresiasi sebagai saving nilai quiz, tidak melihat berpatokan kepada kontennya, tetapi karena keaktifannya memberikan ide dan pendapat. Misalnya, saya mengatakan bahwa Allah Swt. telah memberikan kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan pikiran itu, maka sayang rasanya jika tidak mau memberikan komentar dari apa yang dipikirkan terhadap materi yang dikuliahkan. Seusia kalian, demikian saya katakan, saya tidak hanya aktif di kelas, tetapi ide dan pendapat saya juga saya tuliskan di media massa (surat kabar maupun majalah). Saya katakan bahwa ketika saya mulai menulis di surat kabar saya mulai dari rubrik pembaca menulis, karena biasanya pemuatannya tidak melalui seleksi yang ketat sebagaimana opini atau artikel, dan modalnya sangat murah antar ke meja redaksi, beberapa hari kemudian akan diterbitkan. Apabila sudah terbit, maka akan muncul kepuasan tersendiri bagi si penulis. Setelah rasanya agak mapan dan kemungkinan sudah dikenal oleh redaktur atau personal media dimaksud, maka saya mencoba beralih untuk menulis artikel singkat, ruang remaja, kemudian barulah opini yang lebih tinggi bobotnya. Alhamdulillah banyak tulisan yang dimuat, kendati tetap saja ada yang tidak dimuat. Saya katakan bahwa prinsip utama yang harus diperpegangi adalah komitmen untuk mau menulis dan mau mengantar atau mengirimnya ke meja redaksi.
Saya sering mengatakan bahwa dalam perkuliahan, saya dengan mahasiswa adalah mitra. Sebagai seorang mitra, saya berusaha untuk selalu terbuka terhadap berbagai problema yang hadapi para mahasiswa, bukan saja dalam hal pembelajaran tetapi juga persoalan-persoalan pribadi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keseriusan mereka dalam perkuliahan. Oleh karena itu yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah sharing. Informasi yang didapatkan mahasiswa belum tentu saya ketahui, demikian juga sebaliknya, maka dengan sharing berarti saya dengan para mahasiswa berbagi informasi. Berangkat dari hubungan kemitraan ini, maka saya sampaikan kepada para mahasiswa bahwa jika saya salah Anda boleh mengkritik, tetapi tentu dengan kritik yang konstruktif bukan destruktif atau menyudutkan. Kritikan tentu juga tidak apologi, tetapi harus punya landasan berpikir yang logis, punya argumen yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan penekanan ini, maka mahasiswa biasanya akan lebih berani untuk mengungkapkan sesuatu yang menurut mereka tidak maching dengan hasil penelusurannya. Oleh karena itu, ruang untuk berdebat atau berdiskusi biasanya akan lebih seru dan berbobot. Saya juga tidak akan segan untuk mengatakan bahwa suatu persoalan belum pernah saya elaborasi, maka jika dalam kesempatan itu tidak bisa tuntas akan dibuka kembali pada kesempatan berikutnya dengan mengambil sedikit waktu dan ruang untuk membahasnya, sebelum memasuki topik lain.
Kendati tidak rutin, saya juga pernah meminta kepada mahasiswa yang yang didik untuk membuat penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan terhadap mereka selama ini. Mahasiswa disarankan untuk membuat penilaian obyektif atas apa saja yang sudah bagus yang perlu dipertahankan dan apa saja yang masih perlu pembenahan ke depan. Hasilnya cukup membantu saya untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Demikian juga, saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, terutama teman-teman yang sudah senior. Di dalam diskusi tersebut saya ungkapkan masalah-masalah yang saya hadapi, kemudian saya meminta untuk diberikan kritikan dan saran perbaikan. Dalam posisi seperti ini saya memang sering disudutkan dan dikritik secara terbuka, tetapi bagi saya hal seperti ini harus saya lakukan demi perbaikan model pembelajaran saya ke depan. Yang terpenting bagi saya adalah muncul saling percaya di antara sesama dan komitmen untuk memperbaiki diri, sebab bisa sharing pengalaman.

B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian

B.1. Sebutkan produk karya-karya ilmiah (buku, artikel, paten, dll) yang telah Saudara hasilkan dan pihak yang mempublikasikannya. Bagaimana makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan. Jelaskan bila karya tersebut memiliki nilai inovatif

Deskripsi:

ADA beberapa judul tulisan saya yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku dan jurnal ilmiah, misalnya: 1) “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer (Bandung: Citapustaka Media, 2006) dan “Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam” dalam Jurnal Ilmiah Warta Dharmawangsa yang diterbitkan oleh Universitas Dharmawangsa Medan pada tahun 2006. Kedua tulisan ini sekalipun tidak berkaitan langsung dengan mata kuliah yang saya ampu, tetapi ketika membahas topik “bentuk-bentuk organisasi Islam” yang dikembangkan ke dalam organisasi Islam internasional pada mata kuliah Manajemen Organisasi Islam akan memiliki muatan yang sangat relevan. Salah satu problematika organisasi Islam internasional adalah lemahnya pemanfaatan media-media internasional. Sedangkan pihak Barat justru sebaliknya, demikian gencarnya memanfaatkan media-media internasional. Sehingga, dengan doktrin “news free flow” yang diembannya berusaha menyebarkan semua informasi yang dapat menguntungkan pihak mereka. Berita-berita yang dikembangkan lebih banyak bersumber dari negara-negara berkembang. Sementara itu, sebahagian besar negara-negara berkembang adalah negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim. Jika berita yang ditonjolkan hal-hal yang positif seperti pembangunan, prestasi, dan sebagainya, tentu tidak masalah, bahkan akan meningkatkan harkat dan martabat dunia Islam di mata internasional, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, di mana yang ditonjolkan adalah berita-berita “miring” terhadap Islam, seperti pertikaian, bom bunuh diri, gempa bumi, banjir, dan seterusnya. Pada hakikatnya berita-berita itu akan memperburuk citra negara-negara berkembang khususnya dunia Islam di mata internasional. Persoalan inilah yang tidak bisa diimbangi oleh organisasi-organisasi Islam internasional, sekalipun sebenarnya di dalam dunia Islam dikenal kantor-kantor berita dan media yang sudah go internasional seperti IRNA, IRA, atau AlJAZEERA, dan sebagainya. Harus diakui masih kalah dengan kantor-kantor berita dan media milik Barat seperti Associated Press (AP), Reuters, The New York Times, dan sebagainya. Oleh karena itu, hingga saat ini Barat tetap menguasai media, yang berarti menguasai dunia. “Siapa yang menguasai informasi, maka dialah yang menguasai dunia”, demikian salah satu ungkapan Napoleon Bonaparte. 2) “Ontologi Komunikasi Islam” dalam Jurnal Ilmiah An-Nadwah yang diterbitkan oleh Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara pada tahun 2009 ini berisi tentang salah satu bagian dari filsafat sebagai landasan dalam membangun kerangka keilmuan komunikasi Islam. Di sini yang dikaji adalah obyek formal dan obyek material komunikasi Islam. Obyek formal ilmu komunikasi Islam tidak lain adalah segala pesan (message) yang sesuai dengan ajaran Islam dengan berdasarkan kepada Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Sedangkan obyek material ilmu komunikasi Islam adalah umat manusia secara keseluruhan. Maksudnya, sesuai tujuan komunikasi Islam bahwa bukan saja umat Islam (muslim) yang menjadi obyeknya, tetapi juga seluruh umat manusia (berarti termasuk di dalamnya non-muslim). Jadi, ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas tentang manusia. Jika dilihat dari makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan, maka yang menjadi agenda utama gagasan ini adalah untuk mencari secara kokoh dan kuat kerangka keilmuan komunikasi Islam. Sebab belakangan diskursus mengenai komunikasi Islam semakin menggeliat, terutama sejak adanya kekhawatiran bahwa komunikasi yang selama ini (Barat oriented) semakin menampakkan “borok-boroknya” terutama dalam hal kekhawatiran yang terus-menerus terhadap paham materialisme yang diembannya. Menguatnya komunikasi yang berbasis agama, termasuk komunikasi Islam—jika kerangka keilmuannya berkembang secara terus-menerus dan semakin kokoh—akan bisa dijadikan sebagai komunikasi alternatif. Adapun relevansinya dengan mata kuliah yang saya ampu terutama ketika membahas “peranan komunikasi dalam organisasi” pada mata kuliah Manajemen Organisasi. Ke dalam persoalan ini, maka prinsip-prinsip komunikasi Islam menjadi sangat penting untuk membangun iklim komunikasi yang kondusif di dalam suatu organisasi. 3) “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010). Tulisan ini menganalisis tentang konsepsi Islam yang komperehensif dalam pandangan Ikhwanul Muslimin sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari message dakwah yang mereka jalankan. Orang-orang Ikhwan, selain sebagai Muslim sejati, juga manusia-manusia biasa yang hidup dengan liku-liku kehidupan manusia lainnya. Ketika waktunya untuk beribadah atau shalat, mereka berbondong-bondong dan meninggalkan segala aktivitas untuk memenuhi panggilan-Nya, menuju kehadirat-Nya, setelah itu mereka kembali beraktivitas sebagaimana layaknya orang lain, bekerja, belajar, berolahraga, berkeluarga, dan seterusnya. Relevansinya dengan pengembangan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu adalah bahwa manusia memang membutuhkan hubungan vertical dengan Tuhannya dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan lingkungannya. Di dalam pembahasan tentang “pentingnya manusia berorganisasi” salah satu alasan yang dikembangkan adalah bahwa manusia tidak bisa hidup secara normal tanpa bantuan orang lain. Kebutuhannya secara maksimal tidak akan terpenuhi secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itulah manusia harus bergaul, berhubungan dengan orang lain. Pada tahapan lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan tertentu—bukan hanya fisiologis, tetapi juga psikologis—manusia harus saling berkelompok atau berorganisasi.

B.2. Berikan contoh nyata konsistensi dan target kerja yang Saudara tunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian.

Deskripsi:

SAYA punya prinsip: “Kerjakan yang terbaik di mana dan kapanpun”. Prinsip ini menjadi magnet yang luar biasa bagi saya. Bahwa saya yakin, jika saya bekerja dengan segala kemampuan yang ada, maka akan menghasilkan yang terbaik. Tetapi apakah pekerjaan itu akan dinilai orang lain sebagai yang terbaik? Sebenarnya hal itu tidak menjadi persoalan utama bagi saya, yang terpenting adalah bahwa saya telah berusaha atau bekerja secara maksimal menurut kemampuan saya, berarti bagi saya itulah yang terbaik. Misalnya, ketika saya ditugaskan oleh pimpinan Fakultas untuk membantu menyusun buku Panduan Praktikum Ibadah bagi Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, maka dengan segala kemampuan yang saya miliki saya berusaha dan bekerja keras untuk menyusunnya. Dan saya berharap itu menjadi yang terbaik. Sekalipun setelah dicetak ternyata di sana-sini masih banyak yang perlu disempurnakan. Tapi bagi saya, saya sudah mengusahakannya untuk yang terbaik. Saya membaca buku-buku rujukan, bertanya kepada yang lebih senior yang punya kapabilitas untuk itu, saya searching di internet, saya cari bahan-bahan perbandingan, demikianlah seterusnya. Di samping itu, tentu saya punya target untuk menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditetapkan, jika memungkinkan sebelum habis batas waktu yang diberikan. Alhamdulillah tugas itu saya selesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Demikian juga, ketika saya diminta untuk ikut serta dalam Pelatihan Dosen Agama Tingkat Dasar se-Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam beberapa waktu yang lalu, saya menjalani dengan penuh harapan dan komitmen untuk mengembangkan potensi diri. Saya berusaha yang terbaik. Saya belajar, berdiskusi, bersosialisasi, berinteraksi, membaur dengan sesama dan memberikan yang terbaik yang ada dalam diri saya. Hasilnya cukup lumayan, sekalipun tidak yang terbaik, tetapi saya dapatkan 10 besar dari 30 peserta yang ikut. Satu hal yang menjadi target bagi saya adalah jika seandainya ilmu yang saya peroleh selama dalam pelatihan tidak bisa ditransfer kepada orang lain, maka saya harus memulainya dari diri saya sendiri. Begitulah target yang saya tanamkan dalam semua kerja atau kegiatan yang saya ikuti. Jika saya tidak dapat “mewarnai”, maka minimal saya harus menjadi diri saya.

C. Pengabdian kepada Masyarakat

C.1. Berikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Deskripsikan dampak perubahan dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan tersebut !

Deskripsi:

SEBAGAI seorang alumni Manajemen Dakwah saya memiliki pemahaman tentang dasar-dasar manajemen lembaga, oleh karena itu ketika pada tahun 2008 lalu saya ditawari untuk ikut bergabung dengan Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan maka saya merasa tertantang untuk mengikutinya. Saya ditunjuk sebagai sekretaris umum. Yayasan masyarakat yang di dalamnya terdiri dari 3 komponen (Masjid, Tanah Wakaf Pekuburan dan SMP Nurul Hasanah) ini merupakan bagian dari pengabdian saya terhadap masyarakat sekaligus penerapan ilmu-ilmu manajemen yang saya dapatkan semasa kuliah S1 dari Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Demikian juga semakin terlengkapi dengan lulusnya saya dari Komunikasi Islam PPs IAIN Sumatera Utara (2008).
Ada perubahan signifikan yang terjadi di yayasan tersebut, yaitu saya upayakan agar setiap kegiatan tercatat dengan baik, saya benahi sistem administrasinya, saya benahi pola rekruitmen tenaga administrasi dan tenaga pendidiknya. Saya usulkan agar ada fit and profert test terhadap mereka, di samping itu juga saya usulkan agar ada skala prioritas terhadap putra-putri tempatan, agar yayasan tersebut memang merasa dimiliki oleh masyarakat sekitar. Usulan ini mendapat sambutan positif dan hingga saat ini, sekalipun belum berimbang, cukup banyak putra-putri tempatan yang mengabdi di sana. Padahal sebelumnya ketika belum nampak gebrakan-gebrakan untuk membenahi sistem administrasi dan pola rekruitmen pegawai dan tenaga pendidik, masyarakat sekitar merasa bahwa yayasan tersebut hanyalah sebagai beban, tidak nampak kontribusi apa yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Anggapan itu berangsur-angsur berubah, terutama setelah terlihat hasil yang signifikan dari adanya pembenahan dan pembaharuan. Saat ini masyarakat sudah sangat antusias untuk ikut serta menggalakkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dipelopori oleh yayasan tersebut, misalnya dapat dilihat pada saat pemugaran masjid, masyarakat bahu-membahu menyumbangkan harta, tenaga, dan dukungan agar mesjid segera terselesaikan. Tidak sekedar hanya bergabung pada Yayasan Nurul Hasanah, saya juga aktif mengisi khutbah jum’at di Mesjid tersebut.
Kegiatan lain sebagai upaya praktis pengembangan keilmuan manajemen dakwah yang saya peroleh adalah bergabung dengan organisasi-organisasi profesi da’i seperti Forum Solidaritas Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) dan Asosiasi Intelektual, Da’i dan Qori’ (ASSIDQI) Kota Medan.
Sementara itu, di kalangan internal kampus saya juga ditunjuk sebagai anggota Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) (2008-2009 tingkat institut) yang di antara tugasnya adalah melakukan pembinaan lembaga keagamaan di desa-desa binaan. Pada tahun 2008 s/d sekarang untuk tingkat fakultas saya dipercayakan sebagai sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu tugas yang dibebankan kepada kepengurusannya adalah mengarahkan anggota secara bersama melakukan kunjungan ke tempat peserta yang kebetulan mengalami sakit atau musibah lainnya. Demikian juga mengarahkan anggota untuk mengikuti arisan, sebab acara arisan merupakan bagian yang include di dalam program badan ini. Badan ini merupakan jembatan yang menghubungkan silaturrahmi di antara semua anggota yang nota bene adalah pegawai dan dosen fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.

C.2. Berikan contoh nyata kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang Saudara tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat.

Deskripsi:

PENGALAMAN saya untuk bisa berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan semua pihak di tengah-tengah masyarakat berangkat dari keaktifan saya dalam mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial kemasyarakatan. Kedua hal ini sangat jelas membimbing saya untuk bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Sejak kuliah S.1 saya sudah aktif berorganisasi, baik di kampus maupun di luar kampus. Bahkan di semester III saya sudah ditunjuk sebagai Komisaris Mahasiswa (kosma/ketua kelas). Kemudian secara terus-menrus aktif mengikuti organisasi baik intra dan ektra-kampus. Sementara itu, di luar kampus saya aktif mengikuti pengajian dan perwiridan kaum Bapak di lingkungan tempat tinggal saya. Hasilnya sangat positif, saya dikenal masyarakat sekitar dan sering ditunjuk sebagai petugas dalam wirid: membawakan takhtim atau tahlil, do’a dan sebagainya, sehingga terjalinlah komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Pengalaman ini saya terapkan hingga sekarang. Saya selalu aktif mengikuti perwiridan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di sekitar tempat tinggal saya. Saya selalu ditunjuk untuk membawakan do’a dan tugas lainnya. Komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Misalnya, ketika anak saya mengalami kecelakaan, saya tidak menyangka bahwa masyarakat sekitar begitu banyak yang datang menjenguk, padahal saya baru sekitar kurang dari 2 bulan tinggal di daerah tersebut. Begitulah ternyata jika kita mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan orang lain, maka hubungan kekeluargaan itu demikian akrabnya. Saya sangat yakin bahwa memang jalinan komunikasi dan silaturrahmi yang baik akan menambah rezeki dan memanjangkan umur kita. Bukankan itu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.?
Pergaulan dengan teman sejawat juga mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat. Dalam berbagai kesempatan saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, tujuannya sangat beragam, tidak terkecuali membicarakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di tengah-tengah masyarakat. Sharing pengalaman ini ternyata sangat berguna untuk mencarikan solusi dan mendengarkan masukan-masukan dari teman-teman sejawat, untuk kemudian diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk lingkup yang lebih luas, saya mengikuti organisasi-organisasi profesi da’i dan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan seperti FORSID-SU dan ASSIDQI Kota Medan. Selain menjalin silaturrahmi dengan beragam tipe intelektual, da’i dan qori’, juga memupuk kelihaian dalam berkomunikasi, sebab di dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan akan terjalin komunikasi di semua pihak. Hal itu membuat saya lebih berani menyampaikan pendapat di tengah-tengah orang banyak. Pengalaman ini banyak mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat, terutama juga terkait dengan profesi saya sebagai seorang da’i dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman di tengah-tengah masyarakat.

D. Manajemen/Pengelolaan Institusi

D.1. Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas, jurusan, laboratorium, manajemen sistem informasi akademik, dll), implementasi kegiatan, dan bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.

Deskripsi:

SEBAGAI dosen yang mengampu mata kuliah Manajemen Organisasi saya merasa bahwa saya punya tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas manajemen atau pengelolaan Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu yang harus secara terus-menerus dibenahi adalah model praktikum Fakultas dan Jurusan masing-masing. Saya berpikir bahwa untuk mengoptimalkan peran kepala laboratorium jurusan, maka sebaiknya disediakan ruang khusus baginya dengan segala perangkat yang mungkin untuk disediakan. Kontribusi pemikiran ini mendapat tanggapan positif dari pimpinan Fakultas, maka sekarang ini setiap jurusan sudah memiliki ruangan laboratorium masing-masing.
Khusus untuk jurusan Manajemen Dakwah, karena saya memang salah seorang alumninya dan mengampu mata kuliah manajemen organisasi, maka sejak September 2007 silam dipercayakan untuk mengelola labornya. Dalam perjalanannya, saya melihat bahwa format praktikum jurusan MD mulai dari semester V tidak relevan lagi dengan kebutuhan mahasiswa. Pada semester V yang sebelumnya materi praktikum yang disampaikan adalah Identifikasi Ayat-Ayat Manajemen Dakwah padahal di dalam perkuliahan ternyata juga sudah ada mata kuliah Tafsir Tematik Manajemen Dakwah. Artinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah didapatkan dalam perkuliahan reguler. Oleh karena itu, saya mengusulkan untuk diganti dengan “Manajemen Lembaga Keislaman”, maka setelah disetujui, pada tahun 2008 Mahasiswa MD sudah menjalankan praktikum Manajemen Lembaga Keislaman. Ada yang ke BAZDA Sumut, ke Kantor KUA Kecamatan, ke BMT, dan ada yang ke KBIH-KBIH. Di samping itu, format praktikum semester VI juga saya usulkan untuk diganti dari Praktikum Khutbah/Pidato menjadi Praktikum Manasik Haji. Jadi, mulai tahun ini usul ini sudah disepakati dan dijalankan sebagai praktikum di semester VI. Bahkan agar lebih memantapkan program para mahasiswa diarahkan ke Asrama Haji Medan untuk melakukan praktek manasik haji setelah mereka diberikan bimbingan dan simulasi praktek di lingkungan kampus. Pimpinan fakultas sangat mendukung kegiatan praktikum ini, bahkan diberikan usulan agar yang menanganinya adalah dosen-dosen yang memang sudah terbiasa dengan pelaksanaan manasik haji, atau minimal dosen-dosen yang sedang menjalankan manasik haji, sebab segala sesuatu yang terkait dengan praktikum manasik haji masih segar dalam ingatan mereka.

D.2. Berikan contoh nyata kendali diri, tanggungjawab, dan keteguhan pada prinsip yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.

Deskripsi:

KENDALI diri saya berada pada pemahaman saya tentang arti hidup dan kehidupan di mana “Hidup adalah pilihan”. Secara sadar saya yakin Allah Swt. sebagai Pencipta telah memberikan potensi kepada saya baik yang sifatnya fisik: penglihatan, pendengaran, dan fungsi-fungsi inderawi lainnya, maupun psikis: hati, akal, perasaan, dan fungsi-fungsi psikis lainnya, maka saya harus mengoptimalkannya sesuai dengan kemampuan saya. Jika sudah difungsikan secara optimal, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya. Toh, Dia Yang Maha Tahu, apakah hasil dari optimalisasi fungsi-fungsi fisik dan psikis itu akan secara langsung diberikanNya atau akan ditunda, atau bahkan digantiNya dalam bentuk lain yang mungkin tidak sesuai tetapi lebih berguna dari yang diharapkan. Bagi saya, sesuai perintahNya bahwa manusia hanya wajib berusaha sekuat tenaga, sedangkan masalah hasil sepenuhnya diserahkan kepada kehendakNya (tawakkal ‘ala-llah). Dengan pemahaman ini, maka saya selalu berhusn adz-dzan terhadap Sang Pencipta, bahkan kepada sesama sekalipun. Kalau saya bersu’ adz-dzan misalnya, saya sudah tahu bahwa itu dosa, lantas apa hasilnya untuk saya. Apakah dengan ber-su’ adz-dzan akan mengubah segalanya? Belum tentu. Kalau toh belum tentu, maka apa manfaatnya bagi saya. Tapi jika saya berbaik sangka, maka saya akan tenang dan akan terkendali. Saya yakin itu yang terbaik.
Dengan pemahaman ini, bila mendapatkan nikmat saya akan dan harus bersyukur, bila mendapat cobaan saya berusaha untuk bersabar. Yang terpenting sekali lagi adalah bahwa saya harus berusaha yang terbaik di mana dan kapanpun. Tentu yang terbaik dalam ukuran kemampuan saya, bukan kemampuan orang lain, sekalipun harus bisa diukur oleh orang lain. Atau dengan kata lain mengikuti standar-standar yang terukur oleh ketentuan-ketentuan yang umum.
Jika saat ini saya diberikan amanah sebagai seorang tenaga pendidik dan juga ikut serta mengelola jurusan, maka bagi saya ini adalah tanggung jawab yang mesti dipertanggungjawabkan baik di sisi manusia maupun di sisi Tuhan. Oleh karena itu, saya selalu mengupayakan yang terbaik. Menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab sedaya mampu saya. Apa yang bisa saya kerjakan hari ini, maka harus saya kerjakan, kenapa harus menunggu besok? Saya yakin keikutsertaan saya di dalam suatu tugas adalah merupakan proses yang semestinya tidak saya sia-siakan untuk memperoleh hasil yang mungkin tidak langsung pada saat itu juga tetapi suatu saat nanti. Inilah proses pengembangan diri yang harus saya jalani dan jiwai secara baik. Dengan demikian, bagi saya proses dan hasil keduanya menjadi sangat penting, bahkan ada kalanya proses lebih penting daripada hasil, sebab proseslah yang bisa diukur, sedangkan hasil tidak sepenuhnya bisa diukur karena tergantug kemurahan Allah Swt. untuk memberikannya. Oleh karena itu, proses dan hasil harus sama-sama diperhatikan. Saya yakin jika prosesnya maksimal, maka hasilnya juga akan baik. Dan jika ternyata hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, maka akhirnya saya harus kembali kepada konsep “Tuhan lebih mengetahui yang terbaik bagi saya. Mungkin inilah yang terbaik untuk saat ini. Dan di balik semua ini pasti ada hikmahnya”.
Implikasi dari sikap saya ini membawa hasil yang cukup diperhitungkan. Buktinya, tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya bisa saya selesaikan secara baik dan tepat waktu, seperti mengelola praktikum secara baik, mengadakan seminar-seminar proposal skripsi mahasiswa secara lebih teratur, memberikan laporan mahasiswa secara berkala, dan seterusnya. Tentu saja saya tidak menafikan peran semua pihak terutama di jurusan yang telah bahu-membahu melaksanakan tugas-tugas yang diembankan kepada kami sebagai pengelola jurusan.

E. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa

E.1. Berikan contoh nyata peran Saudara sebagai dosen, baik berupa kegiatan maupun pemikiran dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa dan bagaimana dukungan institusi dalam implementasinya.

Deskripsi:

DALAM upaya peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa, saya mengusulkan agar mahasiswa ikut aktif di dalam organisasi baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Mahasiswa harus berorganisasi, tetapi tentu tidak menjadikannya sebagai tujuan. Ikut serta berorganisasi berarti mengambil pelajaran dan manfaat daripadanya. Di dalam organisasi dikembangkan demokratisasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, dan praktek mengelola kegiatan-kegiatan. Semua itu harus dipelajari dan kesemuanya hanya akan didapatkan dengan mengikuti suatu organisasi, sedangkan di perkuliahan mungkin saja hanya diberikan teori-teorinya plus sedikit melakukan praktek ke lapangan, tetapi tentu saja tidak terlibat langsung sebagai subyek yang berperan aktif. Oleh karena itu, jelas semakin komplit apabila mahasiswa berperan aktif mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan.
Di samping itu, saya juga melakukan pembinaan terhadap mahasiswa yang tergabung dalam grup diskusi al-‘Idarah yang kegiatannya dipusatkan di Fakultas Dakwah dan Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN Sumatera Utara. Setiap ada topik yang menarik dan hangat, saya ajak anggotanya untuk berdiskusi. Misalnya, yang paling terbaru adalah diskusi tentang: “Boikot Facebook yang Membuat Event Menggambar Nabi Muhammad”. Topik itu ternyata sangat hangat didiskusikan. Masing-masing peserta memberikan pendapat dengan berbagai argumen yang terkadang tidak pernah kita pikirkan. Begitu dinamis dan hangat. Sebagaimana biasa, saya hanya memberikan konklusi di akhir pertemuan dengan penekanan bahwa yang saya sampaikan tidak final dan mengikat, sekalipun demikian saya tetap menutupnya: “Jika Anda setuju dengan konklusi ini berarti Anda menutup ruang perdebatan selanjutnya, maka carilah informasi yang lain, jika memungkinkan topik ini akan dibicarakan kembali pada diskusi selanjutnya dengan memanfaatkan waktu yang terbatas sebelum masuk pada topik lain”.
Dukungan institusi khususnya Fakultas Dakwah dalam kaitannya dengan implementasi menggugah kesadaran mahasiswa akan pentingnya turut serta berorganisasi adalah dengan memberikan support atau dukungan terhadap semua elemen mahasiswa. PD III Fakultas Dakwah dalam suatu kesempatan pernah mengemukakan bahwa alumni fakultas dakwah yang aktif berorganisasi tidak ada yang menganggur setelah selesai kuliah. “Boleh dicek, tapi jika Anda datang, kuliah, pulang, maka saya tidak yakin Anda akan berhasil”, katanya. Oleh karena itu, menurutnya, mahasiswa fakultas dakwah harus aktif berorganisasi, sebab begitu banyak ilmu yang didapatkan di sana. Membangun relasi dengan orang lain, membuat kegiatan kemasyarakatan, melatih berkomunikasi, melatih jiwa kepemimpinan, dan sebagainya adalah ilmu-ilmu yang didapatkan di dalam berorganisasi. Support ini lebih lengkap lagi ketika beberapa tahun terakhir ini disediakan beasiswa dari dana DIPA kepada mahasiswa yang punya prestasi akademik, olah raga dan aktif dalam suatu organisasi kemahasiswaan.

E.2. Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa dan manfaat kegiatan baik bagi mahasiswa institusi Saudara, maupun pihak lain yang terlibat.

Deskripsi:

MAHASISWA bagi saya adalah mitra dalam proses pembelajaran. Sebagai mitra tentu ada kesejajaran dalam hal-hal tertentu, maka yang terbaik menurut saya adalah berinteraksi dengan mereka secara baik dan fair. Dengan begitu, maka mahasiswa akan merasa bahwa mereka sudah dewasa. Artinya, tidak lagi hanya sebagai obyek, tetapi justru sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya terjun langsung membina mereka dalam kelompok diskusi. Manfaatnya bagi mahasiswa adalah membantu mereka untuk lebih kreatif dan inovatif serta semakin berani mengemukakan pendapat. Sedangkan bagi institusi khususnya Fakultas Dakwah adalah bahwa mahasiswa menganggap mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari civitas akademikanya. Mereka juga sebagai subyek bukan lagi hanya sebagai obyek.
Di samping itu, sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD), saya selalu memantau kegiatan praktikum mereka, saya sering menanyakan bagaimana perkembangannya. Dalam kesempatan tertentu saya memanggil mahasiswa untuk datang ke kantor saya. Tujuannya adalah untuk berinteraksi dengan mereka serta mendapatkan informasi tentang kondisi mereka, terutama terkait dengan proses pembelajaran dan praktikum. Dengan suasana yang akrab, biasanya mahasiswa lebih terbuka dan akan menceritakan semua yang kita pertanyakan. Pola interaksi ini sangat menguntungkan mahasiswa, sebab secara langsung mereka dapat mengemukakan pendapat terkait dengan kegiatan pembelajaran dan praktikum tersebut. Demikian juga jika ada dosen yang tidak serius akan terungkap di sana. Jika demikian halnya, maka secara otomatis Fakultas Dakwah akan mendapatkan hasil yang positif, terutama tentang keberlangsungan proses pembelajaran dan praktikum yang diagendakan.
Saya juga menyarankan kepada mahasiswa agar selalu melakukan penjajakan terhadap lembaga-lembaga di luar kampus, terutama KBIH-KBIH dan BMT-BMT sebagai tempat praktek kerja lapangan, bahkan jika memungkinkan sebagai lowongan tempat bekerja bagi mereka. Sebab beberapa di antara KBIH dan BMT tersebut sempat saya temui pimpinannya agar memberikan kesempatan kepada mahasiswa jurusan MD khususnya, untuk melakukan praktek kerja lapangan atau magang, dan jika memungkinkan untuk memberikan prioritas kepada alumni MD untuk bekerja di sana. Pola penjajakan dan interaksi ini cukup positif dan beberapa di antara pimpinan tersebut mengatakan akan mempertimbangkannya, hanya saja selama ini belum ada yang datang melamar pekerjaan ke sana, tetapi jika ada akan menjadi pertimbangan mereka. Sebab dalam penjajakan tersebut, saya katakan juga bahwa di jurusan MD khususnya dipelajari tentang Kewirausahaan, Manajemen Koperasi, Manajemen Nirlaba, Manajemen Wisata Haji dan Umrah, Manajemen ZIS, dan Manajemen Keuangan.


PERNYATAAN DOSEN
Saya dosen yang membuat diskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun termasuk penghentian tunjangan dan mengembalikan yang sudah diterima apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar

Medan, 21 Mei 2010

Dosen Yang Diusulkan




(Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19740807 200604 1 001

Saya sudah memeriksa kebenaran diskripsi diri ini dan bisa menyetujui semua isinya
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara




(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A)
NIP. 19641210 198902 1 001 Mengetahui,
Ketua Jurusan MD,





(Dra. Rosmani Ahmad, M.A.)
NIP. 19490121 198302 2001






























NAMA LENGKAP : HASNUN JAUHARI RITONGA, M.A.
NOMOR PESERTA : 102 1017 1 331 5947
PERGURUAN TINGGI : IAIN SUMATERA UTARA















CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI
Nama : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
NIP/NIK : 19740807 200604 1 001
Tempat dan Tanggal Lahir : Batang Garut, 7 Agustus 1974
Jenis Kelamin : □ Laki-laki
Status Perkawinan : □ Kawin
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : III/b / Penata Muda Tk.I
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : IAIN Sumatera Utara
Alamat : Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Telp./Faks. : (061) 6615683
Alamat Rumah : Jl. Karya Jaya/Metrologi Gg. Karya Pribadi No. 62 D
Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Medan
Telp./Faks. : (061) 77837453 - 081362287493
Alamat e-mail : hasnun_jauhari_ritonga@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun
Lulus Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor) Perguruan Tinggi Jurusan/
Program Studi
2000 Sarjana Fak. Dakwah, IAIN Sumatera Utara Manajemen Dakwah (MD)
2008 Magister PPs IAIN Sumatera Utara Komunikasi Islam (KOMI)


PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Jangka waktu
2007 Workshop Penelitian dan Praktik Lapangan Dosen IAIN-SU Puslit IAIN-SU 48 Jam
2007 Workshop Active Learning Bagi Dosen IAIN-SU UPMA IAIN-SU 40 Jam
2008 Workshop e-Learning Berbasis Web Bagi Dosen IAIN-SU Puskom IAIN-SU -
2010 Pelatihan TOEFL Bagi Dosen
IAIN-SU Pusbinsa IAIN-SU 48 Jam
2010 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dosen Tk. Dasar BDK Medan 100 Jam




PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusan/Program Studi Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 IAIN-SU/KPI & BPI IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 IAIN-SU/MD V/2008-2009 & V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 IAIN-SU/MD VII/2008-2009 & VII/2007-2008

PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar (cetak dan noncetak) Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 Diktat (noncetak) IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 PowerPoint IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 CD-RW IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 Diktat (noncetak) V/2008-2009 & V/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 PowerPoint V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 Diktat (noncetak) VII/2007-2008 & VII/2008-2009

PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/anggota Tim Sumber Dana

2007 Urgensi Perencanaan Dakwah: Tinjauan Terhadap Ikhwanul Muslimin
Peneliti
Pribadi
2008 Studi Terhadap Manajemen Dakwah Nahdlatul ‘Ulama (NU) Peneliti Pribadi

2008 Persepsi Mahasiswa Terhadap Mutu Pelayanan Akademik Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara
Anggota Tim
DIPA
2008 Analisis Landasan Keilmuan Komunikasi Islam Peneliti Pribadi
2009 Hubungan Pengamalan Agama Terhadap Aktivitas Kerja Pedagang Kaki Lima di Desa Bandar Khalifah di Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan

Anggota Tim

DIPA

2010 Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
Peneliti
DIPA

2010 Analisis Isi Berita Manajemen Lembaga Keislaman Pada Harian Lokal Medan
Peneliti
Pribadi


KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2006 “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer Citapustaka Media, Bandung


2006
Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam Majalah Ilmiah Warta Dharmawangsa, Universitas Dharmawangsa Medan
2008 Panduan Praktikum Ibadah Fakultas Dakwah IAIN-SU

2009
Ontologi Komunikasi Islam Majalah An-Nadwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Pedoman Silabus Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Versi Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah Citapustaka Media Perintis, Bandung
*termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga

B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
2007 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2007 Manajemen Perguruan Tinggi: Tinjauan Terhadap UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Manajemen Dakwah Rasulullah Saw Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Prospektif Organisasi Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Analisis SWOT Komunikasi Islam
Pada Era Globalisasi Informasi PPs IAIN-SU
2008 Difusi Inovasi Komunikasi Pembangunan
Dalam Masyarakat Islam PPs IAIN-SU
2009 Manajemen Waktu Dalam Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Sistem Komunikasi Indonesia Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan
2010 Tinjauan Terhadap Peranan
Budaya Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Korupsi Budaya Indonesia? Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Teologi Transpormatif
Sebagai Esensi Ketauhidan Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Manajemen Pengelolaan Masjid Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Pendekatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
- - -
- - ¬-


KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/ peserta/pembicara
2007 Workshop Kurikulum Prodi Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2007 Pelatihan “Penulisan Proposal Skripsi Untuk Jurusan Manajemen Dakwah”. Jurusan Manajemen Dakwah Panitia
2008 Dialog Nasional “Partisipasi Politis Perempuan: Wacana dan Realita Dalam Perspektif Islam” PSW IAIN-SU & Kaukus Perempuan SU Peserta
2008 Studium General: “Perkembangan Jurnalistik/Pers oleh A.S. Atmadi” Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2009 Penyelenggaraan Manasik Haji Jurusan MD & Asrama Haji Medan Panitia
2010 Seminar Internasional IAIN-SU & USM Malaysia: “Aksara Arab Melayu di Perguruan Tinggi” IAIN-SU Peserta





KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2008 s/d Skrg Sekretaris Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
2008 s/d 2009 Sekretaris Serikat Tolong Menolong (STM) Silaturrahmi Lingk. V Padang Bulan Medan Padang Bulan Medan
2008 s/d Skrg Sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN-SU Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Ketua Panitia ‘Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban 1430 H Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan
2010 Khatib Jum’at Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan


JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Institusi (Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Manajemen Sistem Informasi Akademik dll) Tahun ... s.d. ...
Staf Akademik & Kemahasis. Fakultas Dakwah IAIN-SU 2006 s/d 2007
Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah IAIN-SU 2007 s/d sekrg.


PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Tahun Jenis /Nama Kegiatan Peran Tempat

2010 Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Komisariat Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pemateri Gedung PW Al-Washliyah Sumatera Utara

2010 Seminar: “Manajemen Dakwah” oleh HMJ MD Fakultas Dakwah
IAIN-SU
Pemateri Aula Fakultas Dakwah IAIN-SU

2009 Group Discuss “Al-Idarah” Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pembina Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN-SU

2008 Pelatihan Kewirausahaan Kerjasama Fakultas Dakwah dengan PINBUK Sumatera Utara
Panitia Ruang Sidang Fakultas Dakwah IAIN-SU


PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
- - ¬-
- - -




ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan
2008 s/d 2009 Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Anggota
2008 s/d Skrg Forum Silaturrahmi Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) Wakil Sekretaris
2010 Asosiasi Intelektual, Da’i & Qori’ (Assidqi) Kota Medan Ketua Bidang Pengkajian Ilmiah

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.


Medan, 21 Mei 2010

Mengetahui Yang menyatakan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara,





(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A.) (Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19641210 198902 1 001 NIP. 19740807 200604 1 001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar