KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap2 kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu untk dpt menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang system informasi hrs memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
A. TIPE KEGIATAN MANAJEMEN
Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3 bagian :
1. Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.
= Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
= Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60% pasar.
= Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan yg berupa sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.
2. Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.
Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.
3. Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.
B. TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
C. TIPE INFORMASI
Sistem informasi sekarang peranannya tdk hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yg lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi2 perencanaan, alokasi2 sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai permasalahan2 yg terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yg berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi :
1. Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.
2. Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yg menyimpang, ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan2 yg terjadi.
3. Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dgn keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yg membutuhkan analisis yg dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
D. KARAKTERISTIK INFORMASI
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain :
1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci(detail) dan kurang padat, krn terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yg semakin tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat.
2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik inf yg semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yg luas.
3. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi inf yg diterimanya adalah rutin, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg terstruktur dgn pola yg berulang2 dari waktu ke waktu. Manajem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak), krn manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tdk terstruktur yg pola dan waktunya tdk jelas.
4. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, inf yg dibutuhkan adalah if historis, krn digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yg memeriksa tugas2 rutin yg sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu inf lebih ke masa depan berupa inf prediksi krn digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yg menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan inf yg periodenya berulang2, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem inf yg memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses inf tdk dapat secara on line, tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebib tinggi, periode inf yg dibutuhkan tdk jelas, sehingga manajer2 tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil inf kapan pun mereka membutuhkan.
6. Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pd pengendalian internal perusahaan, maka manajer2 tingkat bawah lebih membutuhkan inf dgn data yg bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yg berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, shg membutuhkan inf dgn data yg bersumber pd eksternal perusahaan.
E. PERAN MANAJEMEN, menurut Henry Mintzberg
1. Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari : = figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi
untuk kegiatan2 diluar organisasi.
=pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan-
bawahannya.
= penghubung (liaison) : manajer menghubungkan
personal2 di semua tingkatan manajemen.
2. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya.
3. Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
F. TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Sumber: http://d_ikasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10105/konsep+pengambilan+keputusan.doc.
Blog "Manajemen Dakwah" ini memuat kajian tentang manajemen dakwah dan manajemen organisasi Islam beserta perangkat pendukungnya, seperti komunikasi, antropologi, sosiologi, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Kesemuanya menjadi kajian di Fakultas Dakwah khususnya dan IAIN Sumtera Utara umumnya.
Selasa, 21 September 2010
Seminar Proposal 2
Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa sub-masalah. Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional. Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
Sumber: http://www.isekolah.org/file/h_1090894530.doc.
MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
oleh
Sudibyo Supardi
ALUR PENELITIAN
TEORI
HASILPENELITIAN
PRAKTEK
MASALAH PENELITIAN
TUJUAN
MANFAAT
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS & VARIABEL
POPULASI, SAMPEL, SAMPLING
PENGUMPULAN DATA
& INSTRUMEN PEN
PENGOLAHAN DATA
LAPORAN PENELITIAN
JENIS & DESAIN PENELITIAN
ANALISIS DATA
LATAR B ELAKANG
latar belakang menjelaskan
• istilah/ kata kunci yg terdapat dalam judul penelitian
• alasan memilih judul
• alasan memilih responden
• alasan memilih lokasi penelitian
cara membuat latar belakang
• menelaah semua kepustakaan dan atau penelitian yang relevan dengan masalah yg menjadi minat peneliti.
• merumuskan masalah penelitian atas dasar konsep yang disesuaikan dengan daerah yg berbeda secara geografis, sosial budaya, kondisi & situasi dari penelitian sebelumnya
• latar belakang lebih mudah dibuat dari tinjauan pustaka.
MASALAH PENELITIAN
Masalah adalah deskripsi tentang kesenjangan
• antara teori & praktek atau
• antara aturan & kenyataan
Kesenjangan dapat berupa :
• informasi belum ada
• informasi belum lengkap
• informasi bertentangan dgn teori
Masalah penelitian adalah masalah yang pemecahannya memerlukan penelitian
Sumber masalah penelitian
Menurut Moody, Vera, Blanks & Vischer :
• 87% dari pengalaman praktek klinik
• 57% dari studi literatur
• 46% dari interkasi dengan teman sejawat
• 28% dari interaksi dengan murid
• 9% dari pemberi dana
syarat masalah penelitian = FINER
• Fisibel dari segi dana, waktu, alat, keahlian
peneliti, dan subjek penelitian yg dibutuhkan
- Interesting bagi penelitinya
- Novel, yaitu menguatkan, membantah,
melengkapi dgn penelitian sebelumnya
- Etik penelitian tidak dilanggar
- Relevan bagi perkembangan ilmu saat itu
Pentingnya perumusan masalah
• langkah awal untuk mengembangkan :
judul
tujuan penelitian
kerangka konsep
rancangan penelitian
• prediksi keberhasilan studi
• orisinalitas studi, bukan suatu duplikasi
Ciri perumusan masalah penelitian yg baik
• orisinalitas, misalnya pengembangan teori
atau metode baru
• kontribusi ilmiah & aplikatif pernyataan
permasalahan
• kelayakan sumber daya, waktu & tenaga
Langkah perumusan masalah
• latar belakang masalah berupa analisis situasi,
identifikasi kesenjangan & pembatasan masalah
• review awal rumusan masalah berupa
justifikasi, adekuasi dan fisibilitas
• review oleh pakar
• revisi akhir perumusan masalah
Upaya pembatasan masalah
Mengetahui
• frekuensi dan penyebaran masalah
• wilayah geografis yg terpengaruh oleh masalah
• faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
• upaya yg telah dilakukan utk mengatasi
masalah tersebut
• alasan penelitian dpt membantu memecahkan
masalah
Masalah penelitian boleh ditulis dlm kalimat pernyataan atau pertanyaan
• Belum diketahui deskripsi anak balita yang
menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
• Bagaimanakah deskripsi anak balita yang
menderita ispa di Kabupaten Cianjur ?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data/ informasi apa yg akan dihasilkan melalui penelitian.
Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak
Tujuan khusus penelitian
• merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit
dan dapat diukur
• berupa uraian atau langkah-2 untuk
mencapai tujuan umum penelitian
• Tujuan khusus berkaitan dgn masalah pene
litian & menunjukkan variabel yg akan diteliti
• boleh dalam kalimat aktif (mengetahui,
menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.)
maupun pasif (diketahuinya, dsb.)
Jenis tujuan penelitian
• Mendapatkan informasi IPTEK tertentu
• Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yg lebih efektif/ efisien dibanding yg ada
• Menilai faktor-2 yg berhubungan/ berpengaruh thd suatu kejadian
• Mengevaluasi program, kegiatan atau menjelas kan fakta terkait dgn peraturan/ prosedur
• Membandingkan efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan 2 kelompok atau lebih responden
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah penggunaan hasil penelitian berupa informasi, model/ alat/ teori/ konsep/ faktor-2 yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian
yang dapat digunakan oleh :
• program kesehatan utk perencanaan,peng
ambilan keputusan/ perumusankebijakan
• masyarakat umum
• masyarakat industri
• pengembangan ilmu pengetahuan
JUDUL PENELITIAN
terdiri dari
topik penelitian, atau
hubungan var. independent dan dependen,
atau intervensi dan dampaknya
sampel atau responden
lokasi penelitian
ANALISIS SITUASI KABUPATEN CIANJUR
BERDASARKAN DATA STATISTIK TH 2005
Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Secara administratif wilayah Kabupaten Cianjur terbagi dlm 30 Kecamatan, 342 desa dan 6 Kelurahan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 sebesar 1,96%.
Dominasi penyakit-2t yang berbasis lingkungan terlihat dari banyaknya kasus penyakit diare dan ISPA/ pneumonia pada balita masih tinggi. Masih sering terjadi KLB penyakit menular di masyarakat.
contoh masalah
”Kasus ISPA pada balita tinggi”
Masalah penelitian yang mungkin antara lain :
• Bagaimana deskripsi anak balita yang menderita ISPA ?
• Bagaimana peran puskesmas dlm penanggu-langan ISPA pada balita ?
• Bagaimana peran serta masyarakat dalam pencegahan ISPA pada balita ?
• Apakah ada hubungan pengetahuan & sikap terhadap tindakan ibu dlm pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
• Dsb.
Masalah penelitian (no.1) :
Masalah penelitian :
• Belum diketahui deskripsi anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005
atau
• Bagaimanakah deskripsi anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005 ?
Tujuan khusus penelitian :
• Mengetahui karakteristik anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
• Mengetahui lingkungan fisik tempat tinggal anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
Manfaat penelitian
Informasi untuk pencegahan dan pengobatan ISPA pada anak balita oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
Judul penelitian
• Deskripsi anak balita yang menderita ISPA
di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005
Masalah penelitian (no.4):
Masalah penelitian :
• Belum diketahui hubungan pengetahuan dan
sikap terhadap tindakan ibu dlm pengobatan
anak balitanya yang menderita ISPA ?
atau
• Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap
terhadap tindakan ibu dalam pengobatan anak
balitanya yang menderita ISPA ?
Tujuan khusus penelitian :
• Mengetahui deskripsi karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dalam pengobatan anak balita yg menderita ISPA ?
• Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
• Mengetahui hubungan antara sikap dan tindakan ibu dalam pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
Manfaat penelitian : Informasi untuk melakukan penyuluhan kes tentang ISPA pada ibu balita
LATIHAN
Tentukan :
• masalah penelitian
• tujuan khusus
• manfaat
• judul penelitian
berdasarkan masalah berikut :
• meningkatnya kasus DBD di Jakarta
• meningkatnya kasus flu babi di Jakarta
TERIMA KASIH
Sumber: http://www.litbang.depkes.go.id/download/METOLIT-DASAR/MasalahTujuanManfaat.ppt.
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa sub-masalah. Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional. Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
Sumber: http://www.isekolah.org/file/h_1090894530.doc.
MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
oleh
Sudibyo Supardi
ALUR PENELITIAN
TEORI
HASILPENELITIAN
PRAKTEK
MASALAH PENELITIAN
TUJUAN
MANFAAT
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS & VARIABEL
POPULASI, SAMPEL, SAMPLING
PENGUMPULAN DATA
& INSTRUMEN PEN
PENGOLAHAN DATA
LAPORAN PENELITIAN
JENIS & DESAIN PENELITIAN
ANALISIS DATA
LATAR B ELAKANG
latar belakang menjelaskan
• istilah/ kata kunci yg terdapat dalam judul penelitian
• alasan memilih judul
• alasan memilih responden
• alasan memilih lokasi penelitian
cara membuat latar belakang
• menelaah semua kepustakaan dan atau penelitian yang relevan dengan masalah yg menjadi minat peneliti.
• merumuskan masalah penelitian atas dasar konsep yang disesuaikan dengan daerah yg berbeda secara geografis, sosial budaya, kondisi & situasi dari penelitian sebelumnya
• latar belakang lebih mudah dibuat dari tinjauan pustaka.
MASALAH PENELITIAN
Masalah adalah deskripsi tentang kesenjangan
• antara teori & praktek atau
• antara aturan & kenyataan
Kesenjangan dapat berupa :
• informasi belum ada
• informasi belum lengkap
• informasi bertentangan dgn teori
Masalah penelitian adalah masalah yang pemecahannya memerlukan penelitian
Sumber masalah penelitian
Menurut Moody, Vera, Blanks & Vischer :
• 87% dari pengalaman praktek klinik
• 57% dari studi literatur
• 46% dari interkasi dengan teman sejawat
• 28% dari interaksi dengan murid
• 9% dari pemberi dana
syarat masalah penelitian = FINER
• Fisibel dari segi dana, waktu, alat, keahlian
peneliti, dan subjek penelitian yg dibutuhkan
- Interesting bagi penelitinya
- Novel, yaitu menguatkan, membantah,
melengkapi dgn penelitian sebelumnya
- Etik penelitian tidak dilanggar
- Relevan bagi perkembangan ilmu saat itu
Pentingnya perumusan masalah
• langkah awal untuk mengembangkan :
judul
tujuan penelitian
kerangka konsep
rancangan penelitian
• prediksi keberhasilan studi
• orisinalitas studi, bukan suatu duplikasi
Ciri perumusan masalah penelitian yg baik
• orisinalitas, misalnya pengembangan teori
atau metode baru
• kontribusi ilmiah & aplikatif pernyataan
permasalahan
• kelayakan sumber daya, waktu & tenaga
Langkah perumusan masalah
• latar belakang masalah berupa analisis situasi,
identifikasi kesenjangan & pembatasan masalah
• review awal rumusan masalah berupa
justifikasi, adekuasi dan fisibilitas
• review oleh pakar
• revisi akhir perumusan masalah
Upaya pembatasan masalah
Mengetahui
• frekuensi dan penyebaran masalah
• wilayah geografis yg terpengaruh oleh masalah
• faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
• upaya yg telah dilakukan utk mengatasi
masalah tersebut
• alasan penelitian dpt membantu memecahkan
masalah
Masalah penelitian boleh ditulis dlm kalimat pernyataan atau pertanyaan
• Belum diketahui deskripsi anak balita yang
menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
• Bagaimanakah deskripsi anak balita yang
menderita ispa di Kabupaten Cianjur ?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data/ informasi apa yg akan dihasilkan melalui penelitian.
Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak
Tujuan khusus penelitian
• merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit
dan dapat diukur
• berupa uraian atau langkah-2 untuk
mencapai tujuan umum penelitian
• Tujuan khusus berkaitan dgn masalah pene
litian & menunjukkan variabel yg akan diteliti
• boleh dalam kalimat aktif (mengetahui,
menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.)
maupun pasif (diketahuinya, dsb.)
Jenis tujuan penelitian
• Mendapatkan informasi IPTEK tertentu
• Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yg lebih efektif/ efisien dibanding yg ada
• Menilai faktor-2 yg berhubungan/ berpengaruh thd suatu kejadian
• Mengevaluasi program, kegiatan atau menjelas kan fakta terkait dgn peraturan/ prosedur
• Membandingkan efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan 2 kelompok atau lebih responden
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah penggunaan hasil penelitian berupa informasi, model/ alat/ teori/ konsep/ faktor-2 yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian
yang dapat digunakan oleh :
• program kesehatan utk perencanaan,peng
ambilan keputusan/ perumusankebijakan
• masyarakat umum
• masyarakat industri
• pengembangan ilmu pengetahuan
JUDUL PENELITIAN
terdiri dari
topik penelitian, atau
hubungan var. independent dan dependen,
atau intervensi dan dampaknya
sampel atau responden
lokasi penelitian
ANALISIS SITUASI KABUPATEN CIANJUR
BERDASARKAN DATA STATISTIK TH 2005
Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Secara administratif wilayah Kabupaten Cianjur terbagi dlm 30 Kecamatan, 342 desa dan 6 Kelurahan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 sebesar 1,96%.
Dominasi penyakit-2t yang berbasis lingkungan terlihat dari banyaknya kasus penyakit diare dan ISPA/ pneumonia pada balita masih tinggi. Masih sering terjadi KLB penyakit menular di masyarakat.
contoh masalah
”Kasus ISPA pada balita tinggi”
Masalah penelitian yang mungkin antara lain :
• Bagaimana deskripsi anak balita yang menderita ISPA ?
• Bagaimana peran puskesmas dlm penanggu-langan ISPA pada balita ?
• Bagaimana peran serta masyarakat dalam pencegahan ISPA pada balita ?
• Apakah ada hubungan pengetahuan & sikap terhadap tindakan ibu dlm pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
• Dsb.
Masalah penelitian (no.1) :
Masalah penelitian :
• Belum diketahui deskripsi anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005
atau
• Bagaimanakah deskripsi anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005 ?
Tujuan khusus penelitian :
• Mengetahui karakteristik anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
• Mengetahui lingkungan fisik tempat tinggal anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur
Manfaat penelitian
Informasi untuk pencegahan dan pengobatan ISPA pada anak balita oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
Judul penelitian
• Deskripsi anak balita yang menderita ISPA
di Kabupaten Cianjur pada tahun 2005
Masalah penelitian (no.4):
Masalah penelitian :
• Belum diketahui hubungan pengetahuan dan
sikap terhadap tindakan ibu dlm pengobatan
anak balitanya yang menderita ISPA ?
atau
• Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap
terhadap tindakan ibu dalam pengobatan anak
balitanya yang menderita ISPA ?
Tujuan khusus penelitian :
• Mengetahui deskripsi karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dalam pengobatan anak balita yg menderita ISPA ?
• Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
• Mengetahui hubungan antara sikap dan tindakan ibu dalam pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?
Manfaat penelitian : Informasi untuk melakukan penyuluhan kes tentang ISPA pada ibu balita
LATIHAN
Tentukan :
• masalah penelitian
• tujuan khusus
• manfaat
• judul penelitian
berdasarkan masalah berikut :
• meningkatnya kasus DBD di Jakarta
• meningkatnya kasus flu babi di Jakarta
TERIMA KASIH
Sumber: http://www.litbang.depkes.go.id/download/METOLIT-DASAR/MasalahTujuanManfaat.ppt.
Seminar Proposal1
BAHAN AJAR
SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
PERTEMUAN KE-
2
KONSULTASI
• DOSEN MEMBERIKAN LAYANAN PADA MAHASISWA UNTUK MENGKONSULTASIKAN FOKUS PENGAMATAANNYA SERTA MENGANGKATNYA MENJADI JUDUL PENELITIAN
• KONSULTASI DIBERIKAN DALAM RENTANG WAKTU 25 MENIT PERTAMA
Ruang Lingkup Penelitian Skripsi
• Isu-isu Manajemen Dakwah
o Kelembagaan Islam
o Unsur-Unsur Manajemen Dakwah
o Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah
• Sejarah Manajemen Dakwah
• Pemikiran Tokoh Manajemen Dakwah
• Rekonstruksi Manajemen Dakwah, perspektif al-Qur’an dan al-Sunnah
• Manajemen Dakwah dan kajian lintas disiplin
Substansi Skripsi
• Latar Belakang
• Alasan logis rasional suatu maslah penting diteliti dan dicari solusinya—signifikansinya bagi pengembangan ilmu dan kehidupan sehari-hari.
• Contoh urutannya: aspek filosofi, historis,yuridis yang relevan
• Pemaparan ringkas, terfokus, sistematis, argumentatif.
• Argumentasi digali dari berbagai sumber, perpaduan teori dan hasil penelitian terdahulu tentang masalah yang sama, pernyataan orotitatif, dan hasil pengamatan lapangan.
• Dipandang ada masalah, jika: (1) ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, (2)ada kontradiksi antar regulasi dengan implementasi, (3) ada ketidak cocokan antara teori dengan realits. Dsb.
KERANGKA PROPOSAL
PENELITIAN KUALITATIF
PENDAHULUAN
o LATAR BELAKANG MASALAH
o RUMUSAN MASALAH
o TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN
o BATASAN ISTILAH
o PENELITIAN TERDAHULU
o SISTEMATIKA PEMBAHASAN
o KERANGKA KONSEP DAN TEORITIS
o METODOLOGI PENELITIAN
MASALAH PENELITIAN
• KRITERIA MASALAH PENELITIAN
o Harus feasible; yakni masalah tersebut bisa diteliti, dan bisa dilakukan dengan cara yang efisien
o Harus jelas; yakni bahwa semua orang mempunyai pemahaman yang sama dengan rumusan masalahnya itu.
o Harus signifikan, yakni bahwa hasil kajiannya itu memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, perumusan kebijakan, atau masalah kamanusiaan lain.
o Harus etis, yakni kajian dan hasil-hasilnya tidak bertendensi untuk menghujat atau menistakan orang lain.
Bentuk-bentuk rumusan masalah
• Rumusan Masalah bisa dikembangkan dalam tiga model perumusan, yakni: deskriptif, komparatif dan asosiatif.
• Rumusan Masalah Deskriptif digunakan untuk penelitian dengan variabel tunggal, atau variabel ganda tapi tidak saling berhubungan satu sama lain, dan juga digunakan untuk penelitian kualitatif.
• Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bisa dikembangkan dalam bentuk pernyataan, yang diikuti kemudian dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
• Contoh rumusan masalah deskriptif dalam bentuk pertanyaan: “Seberapa tingggi produktifitas kerja guru di MTs X”.
• Contoh 2 variabel yang tidak saling berhubungan:
o Seberapa tinggi produktifitas guru di MTs X, dan
o Seberapa tinggi partisipasi orang tua siswa dalam belajar siswa ?
• Untuk Penelitian kualitatif dengan model pernyataan:
o Terdapat penurunan produktifitas guru di MTs X
Bagaimana kinerja guru
Bagaimana partisipasi orang tua
Bagaimana kondisi fasilitas belajar siswa di sekolah
• Bentuk Rumusan Masalah Komparatif (hanya untuk kuantitatif):
o Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa berasrama dengan yang tidak berasrama ?
o Apakah guru laki-laki memiliki produktifitas yang lebih tinggi daripada guru perempuan ?
• Bentuk rumusan masalah asosiatif ada tiga, yakni asosiatif simetris, asosiatif kausal dan asosiatif resiprocal.
• Hubungan simetris adalah hubungan kebetulan terjadi bersamaan:
o Apakah tinggu badan guru berhubungan positif dengan hasil belajar siswa
• Hubungan kausalitas, yakni hubungan sebab akibat, seperti:
o Apakah perhatian orang tua berhubunga posistif dengan prestasi siswa.
• Hubungan resiprocal adalah hubungan timbal balik, seperti:
o Apakah tingkat pendidikan berhubungan positif dengan penghasilan seseorang.
Perumusan Tujuan Penelitian
• Tujuan Penelitian adalah aspek aksiologi dari hasil penelitian. Oleh sebab itu, dalam tujuan penelitian harus dijelaskan:
o Penelitian ini akan menghasilkan apa ?
o Hasil penelitian ini berguna untuk siapa ?
o Hasil penelitian tersebut berguna untuk melakukan perbaikan dalam sektor apa, dan dalam aspek apa ?
http://blog.fitk-uinjkt.ac.id/dede_rosyada/files/2009/09/materi-perkuliahan-02.ppt.
PENULISAN SKRIPSI
________________________________________
Untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu, mahasiswa diwajibkan menulis skripsi. Tata cara penulisan skripsi diatur dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi STIA-LAN, sedangkan untuk mahasiswa Program Diploma diwajibkan menulis laporan tugas akhir. Tata cara penulisan tersebut diatur dalam buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir STIA-LAN.
1. Pengajuan judul skripsi
a. Prasyarat
1. Telah menempuh mata kuliah minimal 130 SKS.
2. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,00 dan tidak mempunyai dua nilai D dalam satu kelompok mata kuliah (MKK dan MKDK) dan minimum nilai C untuk mata kuliah MKDU.
3. Telah lulus mata kuliah Statistik Sosial, Metodologi Penelitian Sosial.
4. Judul skripsi harus disesuaikan dengan program studi masing-masing.
b. Prosedur
1. Mahasiswa menyerahkan berkas persyaratan pengajuan judul yang terdiri dari :
a. Transkrip nilai yang telah disahkan oleh Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
b. Ringkasan Fokus Penelitian.
2. Mahasiswa melakukan konsultasi pengajuan judul di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan atau kepada pimpinan jurusan dan disahkan Pembantu Ketua I.
3. Mahasiswa mengisi formulir pengajuan judul skripsi
4. Penetapan dosen pembimbing skripsi dan Persetujuan Judul Sementara disahkan oleh Pembantu ketua I.
5. Mahasiswa menyerahkan fotocopy persetujuan judul skripsi.
6. Petugas mencatat judul yang disetujui, tanggal dan nama pembimbing di buku besar.
7. Mahasiswa menerima formulir seminar proposal Penelitian dan formulir konsultasi.
2. Seminar Proposal Penelitian
a. Kehadiran
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa diwajibkan menghadiri seminar Proposal Penelitian mahasiswa lain sebanyak delapan kali, satu kali sebagai penyaji, empat kali sebagai pembahas, dan tiga kali sebagai peserta.
b. Mahasiswa mengisi formulir Seminar Proposal Penelitian.
c. Kehadiran mahasiswa pada setiap menghadiri seminar Proposal Penelitian disahkan dengan tanda tangan dosen pembimbing yang bersangkutan.
2. Dosen Pembimbing
Pada saat mahasiswa menyajikan Seminar Proposal Penelitian harus dihadiri sekurang-kurangnya satu dosen pembimbingnya.
b. Pendaftaran
1. Pendaftaran Seminar Proposal Penelitian dapat dilakukan setelah Proposal Penelitian disetujui oleh dua dosen pembimbing skripsinya.
2. Waktu pelaksanaan seminar dikoordinasikan antara dosen pembimbing dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan oleh mahasiswa yang bersangkutan.
3. Pengajuan waktu seminar minimal satu minggu sebelum pelaksanaan seminar.
c. Penyajian
1. Mahasiswa wajib menyajikan Proposal penelitian dalam Seminar Proposal Penelitian.
2. Seminar wajib dihadiri minimal oleh satu orang dosen pembimbing skripsi yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya lima orang mahasiswa, dua diantaranya pembahas.
3. Perbaikan Proposal Penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang bersangkutan.
3. Pembimbingan
a. Penentuan dosen pembimbing skripsi
1. Dosen pembimbing skripsi ditentukan oleh pimpinan jurusan dan disahkan oleh Pembantu Ketua I disesuaikan dengan judul skripsi yang diajukan.
2. Jumlah dosen pembimbing skripsi sebanyak dua orang.
b. Proses Pembimbingan
1. Mahasiswa melakukan konsultasi minimal lima kali kepada masing-masing dosen pembimbing.
2. Setiap konsultasi dengan dosen pembimbing, mahasiswa mendapatkan komentar dosen pembimbing skripsi dan mencatatkan pada formulir konsultasi.
3. Setelah melakukan seminar dan memperbaiki proposal penelitian, mahasiswa meminta persetujuan dosen pembimbing untuk melakukan penelitian.
4. Mahasiswa meminta surat ijin penelitian di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
5. Penelitian lapangan dan penulisan skripsi di bawah bimbingan dosen pembimbing.
4. Penelitian Lapangan
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, mahasiswa dapat melakukan penelitian lapangan dengan terlebih dahulu mendapatkan surat ijin penelitian dari Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
b. Setelah selesai penelitian lapangan, mahasiswa diharuskan menyerahkan Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari instansi / tempat dimana penelitian dilakukan ke Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
5. Batas Waktu Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi diselesaikan maksimal empat semester setelah pengajuan judul, dan apabila tidak bisa menyelesaikan diwajibkan mengajukan judul baru.
http://www.stialan.ac.id/BodySkripsi.htm
PENYELESAIAN TUGAS AKHIR
Dalam rangka menyelesaikan program sarjana, mahasiswa diharuskan mengikuti dan lulus ujian komprehensif sebagai prasyarat untuk bisa mengikuti ujian skripsi. Mahasiswa juga diharuskan membuat tugas akhir (skripsi) sebagai hasil penelitian yang telah dilakukan, baik penelitian lapangan (field research) maupun penelitian kepustakaan (library research).
A. Pengajuan dan Seleksi Judul Skripsi
• Pengusulan judul skripsi dan ujiannya merupakan prasyarat yang harus dilalui oleh mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir (skripsi).
• Prasyarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk bisa mengajukan judul skripsi adalah:
1. Mahasiswa telah menempuh matakuliah sebanyak 120 SKS
2. Mahasiswa telah lulus matakuliah Metode Penelitian/Metode Penelitian Hukum Islam
• Dalam pengajuan judul skripsi mahasiswa harus berkonsultasi dengan dosen wali mengenai judul skripsi yang hendak ditulis dengan membubuhkan tanda tangan pada form pengajuan judul skripsi yang telah disediakan Jurusan/Fakultas
• Dalam pengajuan judul skripsi mahasiswa diharuskan melengkapinya dengan:
1. Gambaran permasalahan yang diangkat dalam judul skripsi
2. Rumusan masalah
3. Rencana outline skripsi
• Judul skripsi harus mencerminkan keilmua yang dikembangkan oleh jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah atau Hukum Bisnis Syari’ah
• Seleksi judul skripsi dilakukan oleh tim seleksi yang ditetapkan oleh fakultas
• Ketentuan dan waktu pengajuan dan seleksi judul skripsi diatur lebih lanjut oleh Jurusan/Fakultas
B. Seminar Proposal Skripsi
• Judul skripsi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus seleksi oleh tim seleksi judul kemudian Jurusan/Fakultas menetapkan dan mengumumkan dosen pembimbing skripsi untuk masing-masing judul skripsi.
• Judul skripsi yang telah ditunjuk dosen pembimbingnya ditindaklanjuti dalam bentuk proposal skripsi untuk diajukan dalam seminar proposal skripsi
• Dosen pembimbing skripsi bisa merubah judul skripsi dengan catatan tidak menyimpang dari tema skripsi yang telah disetujui tim seleksi judul
• Syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk bisa mengajukan proposal skripsinya diuji dalam seminar proposal skripsi adalah:
1. Mahasiswa tersebut telah memiliki proposal skripsi yang judulnya telah dinyatakan lulus seleksi oleh Tim seleksi judul skripsi dan disetujui oleh pembimbing skripsi dan ketua jurusan
2. Mahasiswa tersebut telah mengikuti seminar, baik seminar proposal atau seminar lain yang berkenaan dengan tema penelitiannya sebanyak sepuluh kali dengan menunjukkan bukti tanda tangan dari yang pembimbing proposal atau panitia.
• Ujian seminar proposal skripsi dilaksanakan dalam satu majelis yang terdiri dari pemibimbing, narasumber I dan narasumber II
• Narasumber adalah tenaga edukatif yang dianggap mampu memberikan masukan bagi kebaikan proposal skripsi
• Dewan penguji seminar proposal skripsi berwenang memutuskan proposal skripsi tersebut layak atau tidak layak untuk dilanjutkan
• Seminar proposal skripsi ini bertujuan: a) memberikan masukan substantif dan metodologis demi kebaikan proposal skripsi, b) memperluas wawasan keilmuan mahasiswa
• Proposal yang telah diseminarkan dan dianggap layak dapat dilanjutkan ke tahap penelitian.
• Ketentuan dan waktu pelaksanaan seminar proposal skripsi ditentukan lebih lanjut oleh Jurusan/Fakultas
C. Pembimbing dan Proses Bimbingan
• Pembimbing skripsi ialah tenaga edukatif dan sekurang-kurangnya berpangkat Lektor dan sudah menyelesaikan pendidikan tingkat magister (S-2), atau tenaga edukatif yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat doktor (S-3).
• Dalam keadaan tertentu, dekan dapat menunjuk Pembimbing skripsi II yang ketentuannya diatur lebih lanjut.
• Pembimbing Skripsi diusulkan oleh Jurusan dan ditetapkan oleh Fakultas.
• Jika keadaan tidak mengijinkan, syarat kepangkatan pembimbingan skripsi dapat diturunkan.
• Bimbingan skripsi diberikan paling lama 2 (dua) semester.
• Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan, skripsi belum dapat diujikan, Dekan dapat memberikan dispensasi perpanjangan waktu, selama tidak melampaui masa studi maksimal yaitu 14 (empat belas) semester.
• Apabila karena sesuatu dan lain hal pembimbing tidak dapat melaksanakan tugasnya, ia harus segera menyerahkan tugas itu kepada Dekan untuk dapat ditetapkan pembimbing yang baru (pengganti).
• Untuk memantau perkembangan dari proses penyelesaian skripsi, maka mahasiswa diharuskan memiliki form kendali skripsi agar diisi dan ditandatangani oleh Pembimbing.
• Form kendali skripsi harus diserahkan kepada bagian administrasi akademik ketika melakukan pendafaran ujian skripsi.
D. Ujian Skripsi
1. Ketentuan Umum
• Setelah mendapat persetujuan dari Pembimbing dan Ketua Jurusan mahasiswa bisa mengajukan skripsinya untuk diujikan pada Bagian akademik fakultas dengan menyerahkan naskah skripsi sebanyak 4 (eksemplar).
• Ketua Jurusan dan/atau Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan mengusulkan kepada Dekan Fakultas susunan panitia ujian dan jadwal pelaksanaan ujian skripsi.
• Ujian skripsi dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari setelah pendaftaran dan penyerahan naskah skripsi.
• Bagi mahasiswa yang akan maju dalam sidang ujian skripsi diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Syari’ah saat ujian dilaksanakan.
2. Masih dalam batas waktu mempunyai hak menyelesaikan studi (14 semester).
3. Telah menempuh dan lulus matakuliah yang diwajibkan fakultas, kecuali skripsi.
4. Telah lulus ujian komperhensif.
2. Dewan Penguji
• Dewan penguji skripsi terdiri atas seorang Ketua, Sekretaris dan Penguji Utama yang ditunjuk oleh dekan
• Ketua adalah tenaga edukatif, Sekretaris adalah pembimbing skripsi mahasiswa bersangkutan dan Penguji utama adalah tenaga edukatif yang berpangkat serendah-rendahnya Lektor Kepala dan telah menyelesaikan pendidikan tingkat magister (S-2), atau tenaga edukatif yang telah menyelesaikan pendidikan Doktor (S-3).
• Dalam keadaan terpaksa boleh diangkat tenaga edukatif yang pangkatnya setingkat di bawah Lektor Kepala.
• Penguji yang berhalangan hadir dalam sidang ujian skripsi harus menyerahkan tugas dan naskah skripsi kepada Ketua Jurusan dan/atau Pembantu Dekan Bidang Akademik sekurang-kurangnya 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan ujian skripsi, kemudian Dekan Fakultas dapat menunjuk pengganti penguji sesuai peraturan yang berlaku.
3. Pelaksanaan Sidang Ujian Skripsi
• Sebelum ujian skripsi dimulai, sekretaris melaporkan kepada ketua dewan penguji skripsi bahwa: a) syarat-syarat yang diperlukan telah lengkap dan/atau b) syarat-syarat yang diperlukan belum lengkap, oleh karena itu ujian skripsi ditunda.
• Pelaksanaan ujian maksimal 60 menit dengan alokasi waktu 10 menit untuk presentasi mahasiswa, 45 menit untuk tanya jawab, 5 menit untuk sidang dewan penguji menentukan lulus tidaknya ujian skripsi.
• Sidang dewan penguji skripsi dilakukan setelah pelaksanaan tanya jawab selesai dan mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian dan dipanggil kembali masuk ruang ujian setelah sidang dewan penguji selesai.
• Rangkaian sidang dewan penguji skripsi ialah menjumlahkan nilai yang diberikan dewan penguji dalam bentuk angka dengan mempertimbangkan hasil ujian proposal dan nilai keseluruhan mahasiswa dan sekretaris menjumlahkan dan memindahkan pada Berita Acara.
• Berita Acara ditandatangani oleh semua dewan penguji.
• Kelulusan dan nilai diumumkan setelah sidang dewan penguji dalam bentuk angka dan huruf dengan kriteria lulus, lulus dengan catatan, dan tidak lulus (harus mengulang).
• Jika mahasiswa belum lulus ujian skripsi, ia dapat melaksanakan ujian skripsi ulang.
4. Ujian Skripsi Ulang
• Setelah mahasiswa memperbaiki skripsinya dan telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, ia dapat mendaftarkan kembali ke bagian tata usaha fakultas untuk ujian skripsi ulang.
• Proses pelaksanaan ujian skripsi ulang sebagaimana pada poin 12.
E. Penyelesaian Administrasi Skripsi
• Setelah mahasiswa dinyatakan lulus ujian skripsi dan setelah berkonsultasi dengan pembimbing, ia menggandakan skripsinya sekurang-kurangnya 4 (empat) untuk diberikan kepada: 1 (satu) eksemplar untuk perpustakaan pusat, 1 (satu) eksemplar untuk perpustakaan Fakultas yang bersangkutan dan 1 (satu) eksemplar untuk pembimbing, 1 (satu) eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan.
• Skripsi yang telah digandakan, ditandatangani secara urut oleh semua dewan penguji.
• Setelah ditanda-tangani sebagaimana tersebut pada poin (b) skripsi disahkan oleh Dekan Fakultas.
• Menyerahkan abstrak skripsi dalam disket dan kenang-kenangan buku untuk perpustakaan Fakultas ke Bagian Akademik Fakultas.
• Mahasiswa yang telah menyerahkan administrasi skripsi di atas bisa memohon kepada Dekan untuk dibuatkan surat keterangan lulus.
Sumber: http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114&Itemid=36
SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
PERTEMUAN KE-
2
KONSULTASI
• DOSEN MEMBERIKAN LAYANAN PADA MAHASISWA UNTUK MENGKONSULTASIKAN FOKUS PENGAMATAANNYA SERTA MENGANGKATNYA MENJADI JUDUL PENELITIAN
• KONSULTASI DIBERIKAN DALAM RENTANG WAKTU 25 MENIT PERTAMA
Ruang Lingkup Penelitian Skripsi
• Isu-isu Manajemen Dakwah
o Kelembagaan Islam
o Unsur-Unsur Manajemen Dakwah
o Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah
• Sejarah Manajemen Dakwah
• Pemikiran Tokoh Manajemen Dakwah
• Rekonstruksi Manajemen Dakwah, perspektif al-Qur’an dan al-Sunnah
• Manajemen Dakwah dan kajian lintas disiplin
Substansi Skripsi
• Latar Belakang
• Alasan logis rasional suatu maslah penting diteliti dan dicari solusinya—signifikansinya bagi pengembangan ilmu dan kehidupan sehari-hari.
• Contoh urutannya: aspek filosofi, historis,yuridis yang relevan
• Pemaparan ringkas, terfokus, sistematis, argumentatif.
• Argumentasi digali dari berbagai sumber, perpaduan teori dan hasil penelitian terdahulu tentang masalah yang sama, pernyataan orotitatif, dan hasil pengamatan lapangan.
• Dipandang ada masalah, jika: (1) ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, (2)ada kontradiksi antar regulasi dengan implementasi, (3) ada ketidak cocokan antara teori dengan realits. Dsb.
KERANGKA PROPOSAL
PENELITIAN KUALITATIF
PENDAHULUAN
o LATAR BELAKANG MASALAH
o RUMUSAN MASALAH
o TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN
o BATASAN ISTILAH
o PENELITIAN TERDAHULU
o SISTEMATIKA PEMBAHASAN
o KERANGKA KONSEP DAN TEORITIS
o METODOLOGI PENELITIAN
MASALAH PENELITIAN
• KRITERIA MASALAH PENELITIAN
o Harus feasible; yakni masalah tersebut bisa diteliti, dan bisa dilakukan dengan cara yang efisien
o Harus jelas; yakni bahwa semua orang mempunyai pemahaman yang sama dengan rumusan masalahnya itu.
o Harus signifikan, yakni bahwa hasil kajiannya itu memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, perumusan kebijakan, atau masalah kamanusiaan lain.
o Harus etis, yakni kajian dan hasil-hasilnya tidak bertendensi untuk menghujat atau menistakan orang lain.
Bentuk-bentuk rumusan masalah
• Rumusan Masalah bisa dikembangkan dalam tiga model perumusan, yakni: deskriptif, komparatif dan asosiatif.
• Rumusan Masalah Deskriptif digunakan untuk penelitian dengan variabel tunggal, atau variabel ganda tapi tidak saling berhubungan satu sama lain, dan juga digunakan untuk penelitian kualitatif.
• Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bisa dikembangkan dalam bentuk pernyataan, yang diikuti kemudian dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
• Contoh rumusan masalah deskriptif dalam bentuk pertanyaan: “Seberapa tingggi produktifitas kerja guru di MTs X”.
• Contoh 2 variabel yang tidak saling berhubungan:
o Seberapa tinggi produktifitas guru di MTs X, dan
o Seberapa tinggi partisipasi orang tua siswa dalam belajar siswa ?
• Untuk Penelitian kualitatif dengan model pernyataan:
o Terdapat penurunan produktifitas guru di MTs X
Bagaimana kinerja guru
Bagaimana partisipasi orang tua
Bagaimana kondisi fasilitas belajar siswa di sekolah
• Bentuk Rumusan Masalah Komparatif (hanya untuk kuantitatif):
o Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa berasrama dengan yang tidak berasrama ?
o Apakah guru laki-laki memiliki produktifitas yang lebih tinggi daripada guru perempuan ?
• Bentuk rumusan masalah asosiatif ada tiga, yakni asosiatif simetris, asosiatif kausal dan asosiatif resiprocal.
• Hubungan simetris adalah hubungan kebetulan terjadi bersamaan:
o Apakah tinggu badan guru berhubungan positif dengan hasil belajar siswa
• Hubungan kausalitas, yakni hubungan sebab akibat, seperti:
o Apakah perhatian orang tua berhubunga posistif dengan prestasi siswa.
• Hubungan resiprocal adalah hubungan timbal balik, seperti:
o Apakah tingkat pendidikan berhubungan positif dengan penghasilan seseorang.
Perumusan Tujuan Penelitian
• Tujuan Penelitian adalah aspek aksiologi dari hasil penelitian. Oleh sebab itu, dalam tujuan penelitian harus dijelaskan:
o Penelitian ini akan menghasilkan apa ?
o Hasil penelitian ini berguna untuk siapa ?
o Hasil penelitian tersebut berguna untuk melakukan perbaikan dalam sektor apa, dan dalam aspek apa ?
http://blog.fitk-uinjkt.ac.id/dede_rosyada/files/2009/09/materi-perkuliahan-02.ppt.
PENULISAN SKRIPSI
________________________________________
Untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu, mahasiswa diwajibkan menulis skripsi. Tata cara penulisan skripsi diatur dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi STIA-LAN, sedangkan untuk mahasiswa Program Diploma diwajibkan menulis laporan tugas akhir. Tata cara penulisan tersebut diatur dalam buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir STIA-LAN.
1. Pengajuan judul skripsi
a. Prasyarat
1. Telah menempuh mata kuliah minimal 130 SKS.
2. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,00 dan tidak mempunyai dua nilai D dalam satu kelompok mata kuliah (MKK dan MKDK) dan minimum nilai C untuk mata kuliah MKDU.
3. Telah lulus mata kuliah Statistik Sosial, Metodologi Penelitian Sosial.
4. Judul skripsi harus disesuaikan dengan program studi masing-masing.
b. Prosedur
1. Mahasiswa menyerahkan berkas persyaratan pengajuan judul yang terdiri dari :
a. Transkrip nilai yang telah disahkan oleh Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
b. Ringkasan Fokus Penelitian.
2. Mahasiswa melakukan konsultasi pengajuan judul di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan atau kepada pimpinan jurusan dan disahkan Pembantu Ketua I.
3. Mahasiswa mengisi formulir pengajuan judul skripsi
4. Penetapan dosen pembimbing skripsi dan Persetujuan Judul Sementara disahkan oleh Pembantu ketua I.
5. Mahasiswa menyerahkan fotocopy persetujuan judul skripsi.
6. Petugas mencatat judul yang disetujui, tanggal dan nama pembimbing di buku besar.
7. Mahasiswa menerima formulir seminar proposal Penelitian dan formulir konsultasi.
2. Seminar Proposal Penelitian
a. Kehadiran
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa diwajibkan menghadiri seminar Proposal Penelitian mahasiswa lain sebanyak delapan kali, satu kali sebagai penyaji, empat kali sebagai pembahas, dan tiga kali sebagai peserta.
b. Mahasiswa mengisi formulir Seminar Proposal Penelitian.
c. Kehadiran mahasiswa pada setiap menghadiri seminar Proposal Penelitian disahkan dengan tanda tangan dosen pembimbing yang bersangkutan.
2. Dosen Pembimbing
Pada saat mahasiswa menyajikan Seminar Proposal Penelitian harus dihadiri sekurang-kurangnya satu dosen pembimbingnya.
b. Pendaftaran
1. Pendaftaran Seminar Proposal Penelitian dapat dilakukan setelah Proposal Penelitian disetujui oleh dua dosen pembimbing skripsinya.
2. Waktu pelaksanaan seminar dikoordinasikan antara dosen pembimbing dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan oleh mahasiswa yang bersangkutan.
3. Pengajuan waktu seminar minimal satu minggu sebelum pelaksanaan seminar.
c. Penyajian
1. Mahasiswa wajib menyajikan Proposal penelitian dalam Seminar Proposal Penelitian.
2. Seminar wajib dihadiri minimal oleh satu orang dosen pembimbing skripsi yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya lima orang mahasiswa, dua diantaranya pembahas.
3. Perbaikan Proposal Penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang bersangkutan.
3. Pembimbingan
a. Penentuan dosen pembimbing skripsi
1. Dosen pembimbing skripsi ditentukan oleh pimpinan jurusan dan disahkan oleh Pembantu Ketua I disesuaikan dengan judul skripsi yang diajukan.
2. Jumlah dosen pembimbing skripsi sebanyak dua orang.
b. Proses Pembimbingan
1. Mahasiswa melakukan konsultasi minimal lima kali kepada masing-masing dosen pembimbing.
2. Setiap konsultasi dengan dosen pembimbing, mahasiswa mendapatkan komentar dosen pembimbing skripsi dan mencatatkan pada formulir konsultasi.
3. Setelah melakukan seminar dan memperbaiki proposal penelitian, mahasiswa meminta persetujuan dosen pembimbing untuk melakukan penelitian.
4. Mahasiswa meminta surat ijin penelitian di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
5. Penelitian lapangan dan penulisan skripsi di bawah bimbingan dosen pembimbing.
4. Penelitian Lapangan
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, mahasiswa dapat melakukan penelitian lapangan dengan terlebih dahulu mendapatkan surat ijin penelitian dari Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
b. Setelah selesai penelitian lapangan, mahasiswa diharuskan menyerahkan Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari instansi / tempat dimana penelitian dilakukan ke Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
5. Batas Waktu Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi diselesaikan maksimal empat semester setelah pengajuan judul, dan apabila tidak bisa menyelesaikan diwajibkan mengajukan judul baru.
http://www.stialan.ac.id/BodySkripsi.htm
PENYELESAIAN TUGAS AKHIR
Dalam rangka menyelesaikan program sarjana, mahasiswa diharuskan mengikuti dan lulus ujian komprehensif sebagai prasyarat untuk bisa mengikuti ujian skripsi. Mahasiswa juga diharuskan membuat tugas akhir (skripsi) sebagai hasil penelitian yang telah dilakukan, baik penelitian lapangan (field research) maupun penelitian kepustakaan (library research).
A. Pengajuan dan Seleksi Judul Skripsi
• Pengusulan judul skripsi dan ujiannya merupakan prasyarat yang harus dilalui oleh mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir (skripsi).
• Prasyarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk bisa mengajukan judul skripsi adalah:
1. Mahasiswa telah menempuh matakuliah sebanyak 120 SKS
2. Mahasiswa telah lulus matakuliah Metode Penelitian/Metode Penelitian Hukum Islam
• Dalam pengajuan judul skripsi mahasiswa harus berkonsultasi dengan dosen wali mengenai judul skripsi yang hendak ditulis dengan membubuhkan tanda tangan pada form pengajuan judul skripsi yang telah disediakan Jurusan/Fakultas
• Dalam pengajuan judul skripsi mahasiswa diharuskan melengkapinya dengan:
1. Gambaran permasalahan yang diangkat dalam judul skripsi
2. Rumusan masalah
3. Rencana outline skripsi
• Judul skripsi harus mencerminkan keilmua yang dikembangkan oleh jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah atau Hukum Bisnis Syari’ah
• Seleksi judul skripsi dilakukan oleh tim seleksi yang ditetapkan oleh fakultas
• Ketentuan dan waktu pengajuan dan seleksi judul skripsi diatur lebih lanjut oleh Jurusan/Fakultas
B. Seminar Proposal Skripsi
• Judul skripsi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus seleksi oleh tim seleksi judul kemudian Jurusan/Fakultas menetapkan dan mengumumkan dosen pembimbing skripsi untuk masing-masing judul skripsi.
• Judul skripsi yang telah ditunjuk dosen pembimbingnya ditindaklanjuti dalam bentuk proposal skripsi untuk diajukan dalam seminar proposal skripsi
• Dosen pembimbing skripsi bisa merubah judul skripsi dengan catatan tidak menyimpang dari tema skripsi yang telah disetujui tim seleksi judul
• Syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk bisa mengajukan proposal skripsinya diuji dalam seminar proposal skripsi adalah:
1. Mahasiswa tersebut telah memiliki proposal skripsi yang judulnya telah dinyatakan lulus seleksi oleh Tim seleksi judul skripsi dan disetujui oleh pembimbing skripsi dan ketua jurusan
2. Mahasiswa tersebut telah mengikuti seminar, baik seminar proposal atau seminar lain yang berkenaan dengan tema penelitiannya sebanyak sepuluh kali dengan menunjukkan bukti tanda tangan dari yang pembimbing proposal atau panitia.
• Ujian seminar proposal skripsi dilaksanakan dalam satu majelis yang terdiri dari pemibimbing, narasumber I dan narasumber II
• Narasumber adalah tenaga edukatif yang dianggap mampu memberikan masukan bagi kebaikan proposal skripsi
• Dewan penguji seminar proposal skripsi berwenang memutuskan proposal skripsi tersebut layak atau tidak layak untuk dilanjutkan
• Seminar proposal skripsi ini bertujuan: a) memberikan masukan substantif dan metodologis demi kebaikan proposal skripsi, b) memperluas wawasan keilmuan mahasiswa
• Proposal yang telah diseminarkan dan dianggap layak dapat dilanjutkan ke tahap penelitian.
• Ketentuan dan waktu pelaksanaan seminar proposal skripsi ditentukan lebih lanjut oleh Jurusan/Fakultas
C. Pembimbing dan Proses Bimbingan
• Pembimbing skripsi ialah tenaga edukatif dan sekurang-kurangnya berpangkat Lektor dan sudah menyelesaikan pendidikan tingkat magister (S-2), atau tenaga edukatif yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat doktor (S-3).
• Dalam keadaan tertentu, dekan dapat menunjuk Pembimbing skripsi II yang ketentuannya diatur lebih lanjut.
• Pembimbing Skripsi diusulkan oleh Jurusan dan ditetapkan oleh Fakultas.
• Jika keadaan tidak mengijinkan, syarat kepangkatan pembimbingan skripsi dapat diturunkan.
• Bimbingan skripsi diberikan paling lama 2 (dua) semester.
• Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan, skripsi belum dapat diujikan, Dekan dapat memberikan dispensasi perpanjangan waktu, selama tidak melampaui masa studi maksimal yaitu 14 (empat belas) semester.
• Apabila karena sesuatu dan lain hal pembimbing tidak dapat melaksanakan tugasnya, ia harus segera menyerahkan tugas itu kepada Dekan untuk dapat ditetapkan pembimbing yang baru (pengganti).
• Untuk memantau perkembangan dari proses penyelesaian skripsi, maka mahasiswa diharuskan memiliki form kendali skripsi agar diisi dan ditandatangani oleh Pembimbing.
• Form kendali skripsi harus diserahkan kepada bagian administrasi akademik ketika melakukan pendafaran ujian skripsi.
D. Ujian Skripsi
1. Ketentuan Umum
• Setelah mendapat persetujuan dari Pembimbing dan Ketua Jurusan mahasiswa bisa mengajukan skripsinya untuk diujikan pada Bagian akademik fakultas dengan menyerahkan naskah skripsi sebanyak 4 (eksemplar).
• Ketua Jurusan dan/atau Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan mengusulkan kepada Dekan Fakultas susunan panitia ujian dan jadwal pelaksanaan ujian skripsi.
• Ujian skripsi dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari setelah pendaftaran dan penyerahan naskah skripsi.
• Bagi mahasiswa yang akan maju dalam sidang ujian skripsi diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Syari’ah saat ujian dilaksanakan.
2. Masih dalam batas waktu mempunyai hak menyelesaikan studi (14 semester).
3. Telah menempuh dan lulus matakuliah yang diwajibkan fakultas, kecuali skripsi.
4. Telah lulus ujian komperhensif.
2. Dewan Penguji
• Dewan penguji skripsi terdiri atas seorang Ketua, Sekretaris dan Penguji Utama yang ditunjuk oleh dekan
• Ketua adalah tenaga edukatif, Sekretaris adalah pembimbing skripsi mahasiswa bersangkutan dan Penguji utama adalah tenaga edukatif yang berpangkat serendah-rendahnya Lektor Kepala dan telah menyelesaikan pendidikan tingkat magister (S-2), atau tenaga edukatif yang telah menyelesaikan pendidikan Doktor (S-3).
• Dalam keadaan terpaksa boleh diangkat tenaga edukatif yang pangkatnya setingkat di bawah Lektor Kepala.
• Penguji yang berhalangan hadir dalam sidang ujian skripsi harus menyerahkan tugas dan naskah skripsi kepada Ketua Jurusan dan/atau Pembantu Dekan Bidang Akademik sekurang-kurangnya 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan ujian skripsi, kemudian Dekan Fakultas dapat menunjuk pengganti penguji sesuai peraturan yang berlaku.
3. Pelaksanaan Sidang Ujian Skripsi
• Sebelum ujian skripsi dimulai, sekretaris melaporkan kepada ketua dewan penguji skripsi bahwa: a) syarat-syarat yang diperlukan telah lengkap dan/atau b) syarat-syarat yang diperlukan belum lengkap, oleh karena itu ujian skripsi ditunda.
• Pelaksanaan ujian maksimal 60 menit dengan alokasi waktu 10 menit untuk presentasi mahasiswa, 45 menit untuk tanya jawab, 5 menit untuk sidang dewan penguji menentukan lulus tidaknya ujian skripsi.
• Sidang dewan penguji skripsi dilakukan setelah pelaksanaan tanya jawab selesai dan mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian dan dipanggil kembali masuk ruang ujian setelah sidang dewan penguji selesai.
• Rangkaian sidang dewan penguji skripsi ialah menjumlahkan nilai yang diberikan dewan penguji dalam bentuk angka dengan mempertimbangkan hasil ujian proposal dan nilai keseluruhan mahasiswa dan sekretaris menjumlahkan dan memindahkan pada Berita Acara.
• Berita Acara ditandatangani oleh semua dewan penguji.
• Kelulusan dan nilai diumumkan setelah sidang dewan penguji dalam bentuk angka dan huruf dengan kriteria lulus, lulus dengan catatan, dan tidak lulus (harus mengulang).
• Jika mahasiswa belum lulus ujian skripsi, ia dapat melaksanakan ujian skripsi ulang.
4. Ujian Skripsi Ulang
• Setelah mahasiswa memperbaiki skripsinya dan telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, ia dapat mendaftarkan kembali ke bagian tata usaha fakultas untuk ujian skripsi ulang.
• Proses pelaksanaan ujian skripsi ulang sebagaimana pada poin 12.
E. Penyelesaian Administrasi Skripsi
• Setelah mahasiswa dinyatakan lulus ujian skripsi dan setelah berkonsultasi dengan pembimbing, ia menggandakan skripsinya sekurang-kurangnya 4 (empat) untuk diberikan kepada: 1 (satu) eksemplar untuk perpustakaan pusat, 1 (satu) eksemplar untuk perpustakaan Fakultas yang bersangkutan dan 1 (satu) eksemplar untuk pembimbing, 1 (satu) eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan.
• Skripsi yang telah digandakan, ditandatangani secara urut oleh semua dewan penguji.
• Setelah ditanda-tangani sebagaimana tersebut pada poin (b) skripsi disahkan oleh Dekan Fakultas.
• Menyerahkan abstrak skripsi dalam disket dan kenang-kenangan buku untuk perpustakaan Fakultas ke Bagian Akademik Fakultas.
• Mahasiswa yang telah menyerahkan administrasi skripsi di atas bisa memohon kepada Dekan untuk dibuatkan surat keterangan lulus.
Sumber: http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114&Itemid=36
Kamis, 29 Juli 2010
Silabus Mata Kuliah Seminar Proposal
Silabus Perkuliahan
Mata Kuliah : Seminar Proposal
Bobot : 2 SKS
Sem./Jur. : VII/Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah IAIN Sumatera Utara
Dosen : Hasnun Jauhari Ritonga, MA
(e-mail: hasnun_jauhari_ritonga@yahoo.co.id)
Tujuan : ”Mahasiswa diharapkan memahami prosedur pembuatan/penulisan proposal skripsi hingga layak untuk diseminarkan dan dijadikan sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan perkuliahan pada program sarjana (S.1) jurusan Manajemen Dakwah”.
Topik Inti :
1. Bidang Kajian Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah
2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5. Batasan Istilah
6. Penelitian Terdahulu
7. Sistematika Pembahasan
8. Kerangka Konsep dan Teoritis
9. Metodologi Penelitian
10. Prosedur Pengajuan Judul Skripsi dan Perencanaan Seminar Proposal
11. Praktek Pembuatan Proposal
12. Seminar Proposal
Referensi:
1. Tim Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, Panduan Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
2. http://manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com/
3. http://www.hazary.multiply.com/
4. http://www.stialan.ac.id/BodySkripsi.htm
5. Referensi lain yang terkait.
Mata Kuliah : Seminar Proposal
Bobot : 2 SKS
Sem./Jur. : VII/Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah IAIN Sumatera Utara
Dosen : Hasnun Jauhari Ritonga, MA
(e-mail: hasnun_jauhari_ritonga@yahoo.co.id)
Tujuan : ”Mahasiswa diharapkan memahami prosedur pembuatan/penulisan proposal skripsi hingga layak untuk diseminarkan dan dijadikan sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan perkuliahan pada program sarjana (S.1) jurusan Manajemen Dakwah”.
Topik Inti :
1. Bidang Kajian Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah
2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5. Batasan Istilah
6. Penelitian Terdahulu
7. Sistematika Pembahasan
8. Kerangka Konsep dan Teoritis
9. Metodologi Penelitian
10. Prosedur Pengajuan Judul Skripsi dan Perencanaan Seminar Proposal
11. Praktek Pembuatan Proposal
12. Seminar Proposal
Referensi:
1. Tim Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, Panduan Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
2. http://manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com/
3. http://www.hazary.multiply.com/
4. http://www.stialan.ac.id/BodySkripsi.htm
5. Referensi lain yang terkait.
Manajemen Organisasi (Presentase)
MANAJEMEN ORGANISASI©
Oleh: Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
(Disampaikan pada hari Senin, 5 Juli 2010 pukul 13.30-14.30 WIB pada acara Pelatihan Kepemimpinan (Leadership) Remaja Masjid Al-Iman Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang).
(Pemateri adalah alumni S1 Manajemen Dakwah (MD) dan S2 Komunikasi Islam IAIN Sumatera Utara, sekarang selain sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen Organisasi pada Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara juga mengasuh Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya pada Universitas Dian Nusantara Medan).
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. Ash-Shaff, ayat 4).
A. PENDAHULUAN
Agar kita mudah mengerti tentang tujuan (kepentingan) dari manusia, maka kita harus mengerti tentang kebutuhan-kebutuhan dasar (kebutuhan yang apabila tidak dicukupi, maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya) manusia. Dari hakikat hidupnya manusia memiliki dua macam kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan jasmaniah dan spirituil. Kebutuhan jasmaniah berguna untuk mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. Contohnya adalah: makan/minum, perumahan, pakaian, kesehatan. Sedangkan kebutuhan spirituil berguna untuk memperkaya perngetahuan dan memperkuat daya pikir sehingga manusia dapat selalu mengusahakan terwujudnya kebutuhan jasmaniah. Contohnya adalah: pendidikan dan kebudayaan yang lain. Dari kedua kebutuhan tersebut, kebutuhan jasmaniah menempati urutan pertama (pokok) untuk terlebih dahulu dipenuhi. Namun keseimbangan antara kebutuhan tersebut harus selalu dijaga.
Pada prinsipnya, baik kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan spiritual manusia tidak akan secara sempurna dapat dicapainya secara sendirian. Itu artinya setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain. Di sinilah letak pentingnya manusia menjalin hubungan dengan orang lain. Supaya memiliki kesamaan tujuan diwujudkanlah kerjasama dalam bentuk organisasi/lembaga. Tujuan-tujuan itu, pada hakikatnya berputar pada aspek ideologi, politik, ekonomi, dan sosial.
B. APA MANAJEMEN ORGANISASI ITU ?
Ibarat lidi, jika hanya satu atau sepotong akan mudah dipatahkan. Namun ketika sudah menjadi seikat lidi atau sekumpulan lidi yang sudah disatukan (seperti sapu) akan sangat sukar dipatahkan dan dapat pula kita pergunakan sebagai alat untuk membersihkan kotoran dan debu. Demikianlah perumpamaan tentang pentingnya berorganisasi.
Organisasi bisa diartikan ke dalam dua pengertian, yaitu pengertian statis dan dinamis. Dalam arti statis atau bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggungjawab serta penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga memungkinkan orang bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan wadah bagi operasionalisasi manajemen. Dengan demikian, di dalam suatu organisasi terdapat sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen yang terdiri atas unsur-unsur seperti manusia (man), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar (market). Masing-masing unsur ini memiliki fungsinya sendiri namun tidaklah berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam mendorong tercapainya tujuan organisasi. Dari penjelasan tentang pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli menunjukkan adanya kesamaan pandangan dalam hal meletakkan dasar-dasar yang membangun pengertian manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan suatu proses kerjasama melalui usaha orang lain dengan cara memanfaatkan sumber daya organisasi dalam rangka kegiatan yang harus dilakukan dan saling berkaitan untuk memberdayakan berbagai input berupa sumber daya manusia maupun sumber daya material yang merupakan asset organisasi sesuai dengan bidang kegiatan dan fungsi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keseluruhan rangkaian kegiatan organisasi dilaksanakan melalui pengembangan kerjasama dari seluruh personil organisasi yang dikelola oleh manajer sebagai pemimpin puncak. Sehubungan dengan itu, peranan pemimpin dalam mengembangkan kerjasama antara seluruh komponen yang terlibat dalam proses tersebut sangat menentukan mengingat fungsinya untuk merencanakan, menata, mengarahkan, mengawasi keseluruhan kegiatan, dan tindakan bawahan serta hubungan mitra kerja untuk mewujudkan pencapaian tujuan yang direncanakan.
C. APA PERLUNYA MANAJEMEN ORGANISASI ?
Paling tidak ada 3 (tiga) alasan yang menjadi sebab manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi. Tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Alasan itu adalah:
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan dalam kerangka mencapai tujuan yang telah terlebih dahulu ditetapkan. Dengan pengelolaan yang baik, maka pencapaian tujuan juga diharapkan berjalan secara baik, diperoleh secara efektif dan efisien.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti ketua dan anggota, pemilik dan karyawan, pemerintah dengan masyarakat, dan sebagainya.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Hasil (output) harus maksimal dengan biaya yang minimal (input). Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, seorang manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan. Ahli manajemen, Peter Drucker menyebut efisiensi dengan “doing things right” (melakukan pekerjaan dengan benar), dan efektivitas adalah “doing the right things” (melakukan pekerjaan yang benar).
Dengan demikian, perlunya manajemen diterapkan dalam organisasi adalah untuk dapat mengelola organisasi secara baik dan benar yaitu dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum kegiatan dilaksanakan, setiap kegiatan harus dilaksanakan oleh orang atau anggota yang tepat, mengupayakan terjalinnya kerjasama yang harmonis antara satu dengan lainnya, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efisien dan efektif.
D. BAGAIMANA MENERAPKAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI ?
Para ahli berbeda dalam memberikan batasan tentang fungsi-fungsi manajemen. Yang paling sederhana terdiri dari: (1) planning (perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3) actuating (pelaksanaan), dan (4) controlling (pengawasan), sebagaimana hal tersebut dikemukakan oleh George R. Terry.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah langkah nyata paling pertama dalam mengelompokkan berbagai potensi, kekuatan, dan peluang untuk mencapai tujuan. Kegiatan perencanaan (planning) disusun berdasarkan proses pemilihan, penetapan tujuan, strategi, kebijakan, program kerja, serta pembuatan prosedur kerja yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang lebih efektif.
Proses perencanaan meliputi: (1) pembuatannya adalah orang yang paham organisasi, (2) paham perencanaan, (3) membuat perincian yang teliti, (4) dibuat bersama, (5) memikirkan resiko serta solusinya, (6) logika, dapat dikerjakan serta manusiawi, (7) memikirkan proses pelaksanaannya, (8) nyata serta berorientasi pada masa yang akan datang dan (9) harus direkomendasikan dari pihak yang berwenang.
Perencanaan merupakan proses menentukan tujuan dan menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan. “Proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mencapainya.” Dengan perencanaan yang dibuat akan dapat mengkoordinir berbagai kegiatan, mengarahkan para manajer dan pegawai terhadap tujuan yang akan dicapai.
Dalam perencanaan berpikir secara sistematis sangat diperlukan sehingga dapat dikerjakan mengenai apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang melakukan, dan kapan suatu kegiatan akan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas keluaran (output) sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian dapat dipahami perencanaan merupakan faktor kunci dalam pelaksanaan kegiatan suatu organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berfungsi sebagai proses menetapkan struktur, pembagian tugas, dan wewenang dalam mengefektifkan pelaksanaan kegiatan yang lebih terstruktur dan terarah untuk pencapaian tujuan.
Pengorganisasian yang dilakukan dengan baik akan menetapkan hal-hal berikut: (1) siapa melakukan apa, (2) siapa memimpin apa, (3) saluran-saluran komunikasi, dan (4) memusatkan sumber-sumber daya terhadap sasaran-sasaran.
Dapat juga dikemukakan bahwa pengorganisasian adalah usaha menciptakan hubungan tugas yang jelas antarpersonil sehingga setiap orang dapat bekerja bersama dalam iklim organisasi yang kondusif dan mendukung pencapaian tujuan. Kondisi iklim organisasi yang menyenangkan bagi individu akan mendorong terciptanya motivasi kerja yang lebih baik dan mampu mengantarkan suatu organisasi pada tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain, penekanan kegiatan pengorganisasian yang dilakukan lebih diarahkan pada upaya membangun hubungan yang baik antarpribadi maupun antarkelompok kerja dalam suatu organisasi sehingga mendorong lahirnya kepuasan dalam diri seseorang.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang kedua dan merupakan langkah strategis dalam mewujudkan rencana organisasi. Pengorganisasian suatu program yang dapat dilakukan melalui prosedur-prosedur, yakni: (1) Mengidentifikasi pekerjaan atau tugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, (2) Mengelompokkan tugas serta fungsi yang sama, (3) Memberikan nama tertentu bagi kelompok pekerjaan atau tugas dengan nama yang kurang lebih menggambarkan fungsinya masing-masing, (4) Menentukan orang-orang yang akan ditunjuk menyelesaikan setiap kelompok kerja atau tugas. Apabila ada kelompok tugas kerja atau tugas harus dikerjakan oleh lebih dari satu orang, salah satu di antara mereka perlu ditunjuk sebagai penanggung jawab (pendistribusian tugas dan tanggung jawab), (5) Mendistribusikan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, (6) Menetapkan aturan kerja, dan (7) Menetapkan hubungan kerja.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah suatu usaha membujuk orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi. Proses penggerakan personil dalam organisasi dijalankan melalui pemberian motivasi, pengarahan, dan bimbingan. Kegiatan ini dilakukan oleh manajer sebagai pemimpin kepada orang lain sebagai bawahan dalam struktur organisasi.
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerjasama dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Penggerakan diarahkan untuk merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas secara antusias dan penuh semangat sebagai wujud dari kemauan yang baik .
Dengan demikian, penggerakan merupakan fungsi yang tidak terpisahkan dengan pemberian motivasi kepada seluruh anggota organisasi agar mereka mau dengan semangat dan keinginan sendiri bekerja demi tercapainya tujuan organisasi. Seorang pemimpin dalam hal ini harus mempunyai cara-cara tertentu dalam memberikan motivasi kepada anggota organisasi yang dipimpinnya.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajerial yang menetapkan standar hasil yang dapat dicapai dari kegiatan yang dijalankan organisasi. Pengawasan yang efektif dapat mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung (direct control) maupun secara tidak langsung (indirect control). Dengan kata lain pengawasan segala aktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncanakan.
Terry mengatakan controlling berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan untuk mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu melakukan tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pendapat ini menggambarkan bahwa aktivitas pengawasan adalah untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai terhadap aktivitas yang direncanakan dan dilaksanakan secara objektif.
Tegasnya, pengawasan dilakukan untuk: (1) mengukur perbuatan, (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya, dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
Hal ini menekankan bahwa pengawasan merupakan proses penetapan hasil yang telah dicapai atau mengevaluasi kinerja yakni melakukan koreksi terhadap pencapaian hasil kerja berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pengawasan akan diperoleh gambaran apakah pelaksanaan kegiatan telah memenuhi prosedur yang disepakati dan ditetapkan termasuk perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai.
Dengan demikian, kegiatan pengawasan terutama ditujukan untuk memperoleh data dan informasi tentang penyelenggaraan kegiatan.
E. APA PROBLEMA ORGANISASI KITA ?
Beberapa problema organisasi Islam dan solusinya sebagaimana yang dimuat dalam situs: http://www.immasjid.com/cetak.php?id=188, saya kutip sebagai berikut:
1. Kepedulian umat terhadap da’wah Islam masih kurang (acuan berdakwah lihat QS. Ali Imran/ 3:104.
2. Potensi sumber daya manusia (SDM) masih lemah, akibat a) Pendidikan Islam dan atau umum relatif masih kurang memadai. b) Ghirah jihad berorganisasi masih lemah. c) Pengetahuan sosial dan kemanusiaan tertinggal. d) Memiliki kesenjangan dengan dunia modern dan teknologinya. e) Sikap kritis, kreatif dan inovatif kurang berkembang.
3. Moralitas aktivis terhadap komitmen muslim masih rendah.
4. Perkaderan masih berlangsung secara alamiah.
5. Pemahaman organisasi dan management masih kurang memasyarakat.
6. Konstitusi dan standard organisasi masih belum lengkap.
7. Budaya organisasi masih kurang sehat dan dinamis.
8. Pendanaan untuk aktivitas masih kurang mendukung.
9. Fasilitas organisasi masih sangat kurang memadai.
10. Muncul konflik internal di antara Pengurus.
Solusinya adalah:
1. Penguatan (Consolidation), dalam hal: a) Konsolidasi pemahaman Islam. b) Konsolidasi organisasi. c) Konsolidasi program. d) Konsolidasi sumber daya.
2. Perbaikan (Improvement). Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja organissi Islam dalam memberikan pelayanan kepada umat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan agar upaya perbaikan ini dapat berkelanjutan. Untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dapat dilakukan dengan menggunakan piranti-piranti management (management tools), di antaranya dengan strategi Lima-R, yaitu: 1) Ringkas (Seiri), yaitu melakukan tindakan untuk memperingkas lingkungan dan sistim kerja dengan melakukan pengelompokan, pembuangan dan penyimpanan yang tepat. Semua itu dimaksudkan agar komponen atau unit pendukung kerja tidak berserakan, mengurangi penumpukan stock, penghematan biaya, sederhana (simple), mudah dilacak dan tidak memerlukan ruang yang lebih besar dari semestinya. 2) Rapi (Seiton), yaitu penataan sarana dan prasarana organisasi. Dengan mendisain tempat kerja dan tempat penyimpanan untuk meminimalkan waktu atau usaha, meningkatkan efisiensi dan menghadirkan kondisi yang lebih baik. 3) Resik (Seiso), yaitu melaksanakan gerakan bersih dan pemeriksaan rutin kebersihan untuk menghilangkan kotoran dan penyebabnya serta menjaga agar kondisi lingkungan kerja tetap bersih dan optimal. Pembersihan secara menyeluruh, insya Allah, dapat meningkatkan efisiensi, mencegah kecelakaan kerja serta menghindari terjadinya kerusakan maupun ketidaksesuaian lainnya. 4) Rawat (Seiketsu), yaitu perawatan sarana dan prasarana kerja untuk memelihara atau menjaga agar selalu tetap bersih dan terhindar dari permasalahan teknis yang tidak perlu. Perawatan yang baik akan membuat ruang kerja dan peralatan kerja menjadi bersih, indah, sehat dan menyenangkan; tidak kotor dan penuh debu. Dengan perawatan dapat menghemat biaya, menambah umur pakai (life time), membuat siap untuk dipakai dan terkendali dengan baik. 5) Rajin (Shitsuke), yaitu rajin bekerja dan menata dengan ringkas, rapi, menjaga kebersihan dan melakukan perawatan dengan baik.
3. Perubahan budaya organisasi. Merubah budaya organisasi bukan hal yang mudah karena akan menghadapi banyak kendala. Kendala-kendala itu muncul disebabkan adanya faktor-faktor internal dan eksternal, seperti misalnya: a) Budaya lama yang sulit menerima perubahan (status quo). b) Adanya orang-orang yang merasa takut kehilangan pengaruh atau tersingkir. c) Ketidaksiapan sebagian pengurus, aktivis dan umat dalam menerima sistim baru. d) Sumber daya yang masih kurang mendukung. e) Kurang jelasnya informasi mengenai perubahan itu. f) Belum adanya lembaga pemberdayaan (konsultan) organisasi Islam yang handal.
F. PENUTUP
Dalam suatu seminar, Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA pernah mengemukakan bahwa kebangkitan (peradaban) Islam lebih banyak terlihat pada munculnya organisasi-organisasi yang memang memberikan semangat kaderisasi untuk berusaha loyal dan melaksanakan Islam. Berdasarkan hal tersebut, besar harapan beliau bahwa semestinyalah pemerintah memberikan apresiasi dan bantuan material untuk membantu organisasi-organisasi tersebut yang telah komit membangun karakter anak bangsa. Selama ini organisasi-organisasi tersebut, bukan hanya tidak diberikan support, malah selalu dicurigai dengan tuduhan yang macam-macam. Ironis!
DAFTAR BACAAN
1. Amitai Etzioni, Organisasi-Organisasi Modern, (terj.) Suryatim, Jakarta: UI-Press, 1985
2. Fremont E. Kast & James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen: Suatu Sistem dan Pendekatan Kontingensi, (terj.) Mohammad Yasin, Jakarta: Bina Aksara, 1986
3. Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, tt.
4. Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: UGM Press, 1983
5. Gisela Hagemann, Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi, (terj.) Fery Dwi Nugroho, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1993.
6. Moekijat. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung : Pionir Jaya, 1993.
7. S.P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
8. Syafarudin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
9. http://www.immasjid.com/cetak.php?id=188
10. http://www.manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com
Oleh: Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
(Disampaikan pada hari Senin, 5 Juli 2010 pukul 13.30-14.30 WIB pada acara Pelatihan Kepemimpinan (Leadership) Remaja Masjid Al-Iman Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang).
(Pemateri adalah alumni S1 Manajemen Dakwah (MD) dan S2 Komunikasi Islam IAIN Sumatera Utara, sekarang selain sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen Organisasi pada Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara juga mengasuh Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya pada Universitas Dian Nusantara Medan).
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. Ash-Shaff, ayat 4).
A. PENDAHULUAN
Agar kita mudah mengerti tentang tujuan (kepentingan) dari manusia, maka kita harus mengerti tentang kebutuhan-kebutuhan dasar (kebutuhan yang apabila tidak dicukupi, maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya) manusia. Dari hakikat hidupnya manusia memiliki dua macam kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan jasmaniah dan spirituil. Kebutuhan jasmaniah berguna untuk mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. Contohnya adalah: makan/minum, perumahan, pakaian, kesehatan. Sedangkan kebutuhan spirituil berguna untuk memperkaya perngetahuan dan memperkuat daya pikir sehingga manusia dapat selalu mengusahakan terwujudnya kebutuhan jasmaniah. Contohnya adalah: pendidikan dan kebudayaan yang lain. Dari kedua kebutuhan tersebut, kebutuhan jasmaniah menempati urutan pertama (pokok) untuk terlebih dahulu dipenuhi. Namun keseimbangan antara kebutuhan tersebut harus selalu dijaga.
Pada prinsipnya, baik kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan spiritual manusia tidak akan secara sempurna dapat dicapainya secara sendirian. Itu artinya setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain. Di sinilah letak pentingnya manusia menjalin hubungan dengan orang lain. Supaya memiliki kesamaan tujuan diwujudkanlah kerjasama dalam bentuk organisasi/lembaga. Tujuan-tujuan itu, pada hakikatnya berputar pada aspek ideologi, politik, ekonomi, dan sosial.
B. APA MANAJEMEN ORGANISASI ITU ?
Ibarat lidi, jika hanya satu atau sepotong akan mudah dipatahkan. Namun ketika sudah menjadi seikat lidi atau sekumpulan lidi yang sudah disatukan (seperti sapu) akan sangat sukar dipatahkan dan dapat pula kita pergunakan sebagai alat untuk membersihkan kotoran dan debu. Demikianlah perumpamaan tentang pentingnya berorganisasi.
Organisasi bisa diartikan ke dalam dua pengertian, yaitu pengertian statis dan dinamis. Dalam arti statis atau bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggungjawab serta penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga memungkinkan orang bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan wadah bagi operasionalisasi manajemen. Dengan demikian, di dalam suatu organisasi terdapat sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen yang terdiri atas unsur-unsur seperti manusia (man), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar (market). Masing-masing unsur ini memiliki fungsinya sendiri namun tidaklah berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam mendorong tercapainya tujuan organisasi. Dari penjelasan tentang pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli menunjukkan adanya kesamaan pandangan dalam hal meletakkan dasar-dasar yang membangun pengertian manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan suatu proses kerjasama melalui usaha orang lain dengan cara memanfaatkan sumber daya organisasi dalam rangka kegiatan yang harus dilakukan dan saling berkaitan untuk memberdayakan berbagai input berupa sumber daya manusia maupun sumber daya material yang merupakan asset organisasi sesuai dengan bidang kegiatan dan fungsi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keseluruhan rangkaian kegiatan organisasi dilaksanakan melalui pengembangan kerjasama dari seluruh personil organisasi yang dikelola oleh manajer sebagai pemimpin puncak. Sehubungan dengan itu, peranan pemimpin dalam mengembangkan kerjasama antara seluruh komponen yang terlibat dalam proses tersebut sangat menentukan mengingat fungsinya untuk merencanakan, menata, mengarahkan, mengawasi keseluruhan kegiatan, dan tindakan bawahan serta hubungan mitra kerja untuk mewujudkan pencapaian tujuan yang direncanakan.
C. APA PERLUNYA MANAJEMEN ORGANISASI ?
Paling tidak ada 3 (tiga) alasan yang menjadi sebab manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi. Tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Alasan itu adalah:
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan dalam kerangka mencapai tujuan yang telah terlebih dahulu ditetapkan. Dengan pengelolaan yang baik, maka pencapaian tujuan juga diharapkan berjalan secara baik, diperoleh secara efektif dan efisien.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti ketua dan anggota, pemilik dan karyawan, pemerintah dengan masyarakat, dan sebagainya.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Hasil (output) harus maksimal dengan biaya yang minimal (input). Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, seorang manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan. Ahli manajemen, Peter Drucker menyebut efisiensi dengan “doing things right” (melakukan pekerjaan dengan benar), dan efektivitas adalah “doing the right things” (melakukan pekerjaan yang benar).
Dengan demikian, perlunya manajemen diterapkan dalam organisasi adalah untuk dapat mengelola organisasi secara baik dan benar yaitu dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum kegiatan dilaksanakan, setiap kegiatan harus dilaksanakan oleh orang atau anggota yang tepat, mengupayakan terjalinnya kerjasama yang harmonis antara satu dengan lainnya, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efisien dan efektif.
D. BAGAIMANA MENERAPKAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI ?
Para ahli berbeda dalam memberikan batasan tentang fungsi-fungsi manajemen. Yang paling sederhana terdiri dari: (1) planning (perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3) actuating (pelaksanaan), dan (4) controlling (pengawasan), sebagaimana hal tersebut dikemukakan oleh George R. Terry.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah langkah nyata paling pertama dalam mengelompokkan berbagai potensi, kekuatan, dan peluang untuk mencapai tujuan. Kegiatan perencanaan (planning) disusun berdasarkan proses pemilihan, penetapan tujuan, strategi, kebijakan, program kerja, serta pembuatan prosedur kerja yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang lebih efektif.
Proses perencanaan meliputi: (1) pembuatannya adalah orang yang paham organisasi, (2) paham perencanaan, (3) membuat perincian yang teliti, (4) dibuat bersama, (5) memikirkan resiko serta solusinya, (6) logika, dapat dikerjakan serta manusiawi, (7) memikirkan proses pelaksanaannya, (8) nyata serta berorientasi pada masa yang akan datang dan (9) harus direkomendasikan dari pihak yang berwenang.
Perencanaan merupakan proses menentukan tujuan dan menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan. “Proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mencapainya.” Dengan perencanaan yang dibuat akan dapat mengkoordinir berbagai kegiatan, mengarahkan para manajer dan pegawai terhadap tujuan yang akan dicapai.
Dalam perencanaan berpikir secara sistematis sangat diperlukan sehingga dapat dikerjakan mengenai apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang melakukan, dan kapan suatu kegiatan akan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas keluaran (output) sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian dapat dipahami perencanaan merupakan faktor kunci dalam pelaksanaan kegiatan suatu organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berfungsi sebagai proses menetapkan struktur, pembagian tugas, dan wewenang dalam mengefektifkan pelaksanaan kegiatan yang lebih terstruktur dan terarah untuk pencapaian tujuan.
Pengorganisasian yang dilakukan dengan baik akan menetapkan hal-hal berikut: (1) siapa melakukan apa, (2) siapa memimpin apa, (3) saluran-saluran komunikasi, dan (4) memusatkan sumber-sumber daya terhadap sasaran-sasaran.
Dapat juga dikemukakan bahwa pengorganisasian adalah usaha menciptakan hubungan tugas yang jelas antarpersonil sehingga setiap orang dapat bekerja bersama dalam iklim organisasi yang kondusif dan mendukung pencapaian tujuan. Kondisi iklim organisasi yang menyenangkan bagi individu akan mendorong terciptanya motivasi kerja yang lebih baik dan mampu mengantarkan suatu organisasi pada tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain, penekanan kegiatan pengorganisasian yang dilakukan lebih diarahkan pada upaya membangun hubungan yang baik antarpribadi maupun antarkelompok kerja dalam suatu organisasi sehingga mendorong lahirnya kepuasan dalam diri seseorang.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang kedua dan merupakan langkah strategis dalam mewujudkan rencana organisasi. Pengorganisasian suatu program yang dapat dilakukan melalui prosedur-prosedur, yakni: (1) Mengidentifikasi pekerjaan atau tugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, (2) Mengelompokkan tugas serta fungsi yang sama, (3) Memberikan nama tertentu bagi kelompok pekerjaan atau tugas dengan nama yang kurang lebih menggambarkan fungsinya masing-masing, (4) Menentukan orang-orang yang akan ditunjuk menyelesaikan setiap kelompok kerja atau tugas. Apabila ada kelompok tugas kerja atau tugas harus dikerjakan oleh lebih dari satu orang, salah satu di antara mereka perlu ditunjuk sebagai penanggung jawab (pendistribusian tugas dan tanggung jawab), (5) Mendistribusikan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, (6) Menetapkan aturan kerja, dan (7) Menetapkan hubungan kerja.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah suatu usaha membujuk orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi. Proses penggerakan personil dalam organisasi dijalankan melalui pemberian motivasi, pengarahan, dan bimbingan. Kegiatan ini dilakukan oleh manajer sebagai pemimpin kepada orang lain sebagai bawahan dalam struktur organisasi.
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerjasama dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Penggerakan diarahkan untuk merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas secara antusias dan penuh semangat sebagai wujud dari kemauan yang baik .
Dengan demikian, penggerakan merupakan fungsi yang tidak terpisahkan dengan pemberian motivasi kepada seluruh anggota organisasi agar mereka mau dengan semangat dan keinginan sendiri bekerja demi tercapainya tujuan organisasi. Seorang pemimpin dalam hal ini harus mempunyai cara-cara tertentu dalam memberikan motivasi kepada anggota organisasi yang dipimpinnya.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajerial yang menetapkan standar hasil yang dapat dicapai dari kegiatan yang dijalankan organisasi. Pengawasan yang efektif dapat mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung (direct control) maupun secara tidak langsung (indirect control). Dengan kata lain pengawasan segala aktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncanakan.
Terry mengatakan controlling berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan untuk mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu melakukan tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pendapat ini menggambarkan bahwa aktivitas pengawasan adalah untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai terhadap aktivitas yang direncanakan dan dilaksanakan secara objektif.
Tegasnya, pengawasan dilakukan untuk: (1) mengukur perbuatan, (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya, dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
Hal ini menekankan bahwa pengawasan merupakan proses penetapan hasil yang telah dicapai atau mengevaluasi kinerja yakni melakukan koreksi terhadap pencapaian hasil kerja berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pengawasan akan diperoleh gambaran apakah pelaksanaan kegiatan telah memenuhi prosedur yang disepakati dan ditetapkan termasuk perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai.
Dengan demikian, kegiatan pengawasan terutama ditujukan untuk memperoleh data dan informasi tentang penyelenggaraan kegiatan.
E. APA PROBLEMA ORGANISASI KITA ?
Beberapa problema organisasi Islam dan solusinya sebagaimana yang dimuat dalam situs: http://www.immasjid.com/cetak.php?id=188, saya kutip sebagai berikut:
1. Kepedulian umat terhadap da’wah Islam masih kurang (acuan berdakwah lihat QS. Ali Imran/ 3:104.
2. Potensi sumber daya manusia (SDM) masih lemah, akibat a) Pendidikan Islam dan atau umum relatif masih kurang memadai. b) Ghirah jihad berorganisasi masih lemah. c) Pengetahuan sosial dan kemanusiaan tertinggal. d) Memiliki kesenjangan dengan dunia modern dan teknologinya. e) Sikap kritis, kreatif dan inovatif kurang berkembang.
3. Moralitas aktivis terhadap komitmen muslim masih rendah.
4. Perkaderan masih berlangsung secara alamiah.
5. Pemahaman organisasi dan management masih kurang memasyarakat.
6. Konstitusi dan standard organisasi masih belum lengkap.
7. Budaya organisasi masih kurang sehat dan dinamis.
8. Pendanaan untuk aktivitas masih kurang mendukung.
9. Fasilitas organisasi masih sangat kurang memadai.
10. Muncul konflik internal di antara Pengurus.
Solusinya adalah:
1. Penguatan (Consolidation), dalam hal: a) Konsolidasi pemahaman Islam. b) Konsolidasi organisasi. c) Konsolidasi program. d) Konsolidasi sumber daya.
2. Perbaikan (Improvement). Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja organissi Islam dalam memberikan pelayanan kepada umat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan agar upaya perbaikan ini dapat berkelanjutan. Untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dapat dilakukan dengan menggunakan piranti-piranti management (management tools), di antaranya dengan strategi Lima-R, yaitu: 1) Ringkas (Seiri), yaitu melakukan tindakan untuk memperingkas lingkungan dan sistim kerja dengan melakukan pengelompokan, pembuangan dan penyimpanan yang tepat. Semua itu dimaksudkan agar komponen atau unit pendukung kerja tidak berserakan, mengurangi penumpukan stock, penghematan biaya, sederhana (simple), mudah dilacak dan tidak memerlukan ruang yang lebih besar dari semestinya. 2) Rapi (Seiton), yaitu penataan sarana dan prasarana organisasi. Dengan mendisain tempat kerja dan tempat penyimpanan untuk meminimalkan waktu atau usaha, meningkatkan efisiensi dan menghadirkan kondisi yang lebih baik. 3) Resik (Seiso), yaitu melaksanakan gerakan bersih dan pemeriksaan rutin kebersihan untuk menghilangkan kotoran dan penyebabnya serta menjaga agar kondisi lingkungan kerja tetap bersih dan optimal. Pembersihan secara menyeluruh, insya Allah, dapat meningkatkan efisiensi, mencegah kecelakaan kerja serta menghindari terjadinya kerusakan maupun ketidaksesuaian lainnya. 4) Rawat (Seiketsu), yaitu perawatan sarana dan prasarana kerja untuk memelihara atau menjaga agar selalu tetap bersih dan terhindar dari permasalahan teknis yang tidak perlu. Perawatan yang baik akan membuat ruang kerja dan peralatan kerja menjadi bersih, indah, sehat dan menyenangkan; tidak kotor dan penuh debu. Dengan perawatan dapat menghemat biaya, menambah umur pakai (life time), membuat siap untuk dipakai dan terkendali dengan baik. 5) Rajin (Shitsuke), yaitu rajin bekerja dan menata dengan ringkas, rapi, menjaga kebersihan dan melakukan perawatan dengan baik.
3. Perubahan budaya organisasi. Merubah budaya organisasi bukan hal yang mudah karena akan menghadapi banyak kendala. Kendala-kendala itu muncul disebabkan adanya faktor-faktor internal dan eksternal, seperti misalnya: a) Budaya lama yang sulit menerima perubahan (status quo). b) Adanya orang-orang yang merasa takut kehilangan pengaruh atau tersingkir. c) Ketidaksiapan sebagian pengurus, aktivis dan umat dalam menerima sistim baru. d) Sumber daya yang masih kurang mendukung. e) Kurang jelasnya informasi mengenai perubahan itu. f) Belum adanya lembaga pemberdayaan (konsultan) organisasi Islam yang handal.
F. PENUTUP
Dalam suatu seminar, Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA pernah mengemukakan bahwa kebangkitan (peradaban) Islam lebih banyak terlihat pada munculnya organisasi-organisasi yang memang memberikan semangat kaderisasi untuk berusaha loyal dan melaksanakan Islam. Berdasarkan hal tersebut, besar harapan beliau bahwa semestinyalah pemerintah memberikan apresiasi dan bantuan material untuk membantu organisasi-organisasi tersebut yang telah komit membangun karakter anak bangsa. Selama ini organisasi-organisasi tersebut, bukan hanya tidak diberikan support, malah selalu dicurigai dengan tuduhan yang macam-macam. Ironis!
DAFTAR BACAAN
1. Amitai Etzioni, Organisasi-Organisasi Modern, (terj.) Suryatim, Jakarta: UI-Press, 1985
2. Fremont E. Kast & James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen: Suatu Sistem dan Pendekatan Kontingensi, (terj.) Mohammad Yasin, Jakarta: Bina Aksara, 1986
3. Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, tt.
4. Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: UGM Press, 1983
5. Gisela Hagemann, Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi, (terj.) Fery Dwi Nugroho, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1993.
6. Moekijat. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung : Pionir Jaya, 1993.
7. S.P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
8. Syafarudin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
9. http://www.immasjid.com/cetak.php?id=188
10. http://www.manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com
Serdos Hasnun Jauhari Ritonga
INSTRUMEN SERTIFIKASI DOSEN
Deskripsi Diri
IDENTITAS DOSEN
1. Nama Dosen yang diusulkan : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
2. NIP/NIK/NRP : 19740807 200604 1 001
3. Perguruan Tinggi Pengusul : IAIN Sumatera Utara
4. Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
5. Rumpun/Bidang Ilmu Yang Disertifikasi : Manajemen Organisasi
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA RI
2010
Lembar Deskripsi Diri
Pendahuluan
Lembar Deskripsi Diri merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam proses Sertifikasi Dosen Dalam Jabatan sebagai bagian tidak terpisahkan dari Portofolio Dosen. Lembar Deskripsi Diri digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya terkait dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Lembar Deskripsi Diri Dosen berkenaan dengan prestasi dan kontribusi dosen dalam 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Berbagai aspek yang berkait dengan keempat kompetensi tersebut dinyatakan dalam bentuk kegiatan pengajaran/pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, manajemen pendidikan, dan manajemen kemahasiswaan.
Dosen diminta membuat esai untuk setiap kegiatan. Esai itu bisa sangat berbeda dari satu dosen dengan dosen yang lain. Kemudian, asesor akan diminta melakukan penilaian secara objektif terhadap informasi dalam esai tersebut, menggunakan rubrik yang disediakan. Hasil penilaian akan diverifikasi asesor. Oleh sebab itu objektivitas dosen menilai diri sendiri sangat menentukan dan dapat menjadi gambaran kejujuran profesional dosen.
Rubrik atau Panduan Penilaian Lembar Deskripsi Diri dosen memberikan rambu-rambu penilaian kualitas untuk setiap kegiatan yang dilakukan dosen berkenaan dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, serta untuk setiap aspek yang menggambarkan kinerja dosen dari sisi kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Rambu-rambu penilaian dibuat dalam bentuk “semantic differential” dengan satu (atau lebih) deskriptor untuk setiap kegiatan atau aspek, dilengkapi dengan nilai interval dari setiap deskriptor. Deskriptor terdiri dari satu pasang kata sifat yang saling berlawanan untuk mendeskripsikan sisi negatif atau positif dari sifat yang diterapkan. Nilai interval terdiri dari 1-5 di mana 1 berarti nilai paling rendah dan 5 berarti nilai paling tinggi.
Petunjuk Pengisian
Dalam perjalanan karir Saudara sebagai dosen, telah banyak hal Saudara lakukan dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Lembar Deskripsi Diri Dosen digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya berkenaan dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Untuk setiap butir isian, deskripsikan diri Saudara secara tertulis sesuai dengan aspek yang diminta. Contoh berikut memberi gambaran isian terhadap aspek prestasi kerja dalam beberapa tahun terakhir.
Contoh Deskripsi:
Komponen : Pengembangan Kualitas Pembelajaran
Pernyataan Dosen :
Dari hasil evaluasi terhadap proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini, saya mulai menyadari bahwa mahasiswa saya mengalami kesulitan dalam memahami substansi perkuliahan yang saya berikan, ketika saya sajikan tanpa bantuan media visual. Saat itu saya belum memahami teknologi media dan saya mulai mempelajarinya. Saya bersyukur bahwa fasilitas kelas saat ini sudah jauh lebih baik, karena sebagian kelas sudah dilengkapi dengan komputer dan projektor LCD untuk memudahkan penyampaian materi kepada mahasiswa. Secara bertahap saya mulai menerapkan pemakaian media visual dalam perkuliahan, sehingga saya dapat memberi banyak ilustrasi dan melengkapi presentasi perkuliahan dengan animasi untuk memperjelas konsep, bahan, materi, proses terkait dengan bidang ilmu yang saya ajarkan. Ternyata kelas menjadi lebih bergairah dan hidup, serta mahasiswa lebih memahami materi yang saya berikan. Implikasi dari suasana pembelajaran itu, tampak dari prestasi mahasiswa yang meningkat jika dilihat dari sebaran nilai ujian dan membaiknya kualitas tugas mahasiswa. Sekarang, semakin banyak dosen di universitas saya yang mengikuti pendekatan pembelajaran seperti ini ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- dst
DESKRIPSI DIRI DOSEN
Deskripsikan dengan jelas apa saja yang telah Saudara lakukan yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, yang berkenaan dengan hal-hal berikut. Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh nyata yang Saudara alami/lakukan dalam kehidupan profesional sebagai dosen.
A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran
A.1. Berikan contoh nyata semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya !
Deskripsi:
FENOMENA yang cukup jelas terlihat di kalangan mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara umumnya adalah kurangnya motivasi belajar. Kesan yang saya peroleh adalah bahwa mahasiswa tidak punya motivasi yang kuat untuk belajar di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, hal ini terlihat kurangnya dinamika mahasiswa untuk membangun kreativitas pengembangan diri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya, mahasiswa lebih suka belajar pasif (menerima bahan kuliah dari dosen) ketimbang secara aktif berperan menjadi subjek yang belajar. Sedangkan di luar kelas, semestinya perpustakaan ramai dikunjungi dan muncul kelompok-kelopmpok diskusi, tetapi tidak demikian adanya. Ini merupakan salah satu kendala yang sangat serius yang harus segera diatasi. Menghadapi fenomena ini, maka setiap kali akan memberikan kuliah terlebih dahulu saya memberikan motivasi kepada mahasiwa.
Motivasi pertama yang saya sampaikan adalah tentang pentingnya keseriusan dan kerja keras dalam belajar, sebab sekalipun sudah serius dan kerja keras mungkin saja hasil yang didapatkan tidak maksimal, bahkan mungkin separuhnya tidak akan tercapai, apalagi tidak serius dan terkesan setengah hati, maka berapa lagi hasil yang mungkin akan didapatkan, tentu saja tidak akan maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saya juga menyampaikan bahwa manusia hanya wajib bekerja sedaya mampu (yang disebut sebagai proses) sedangkan hasilnya tidak wajib didapatkan, tergantung kemurahan Allah Swt. (walaupun harus diyakini bahwa Tuhan tidak pernah zalim, siapa yang sungguh-sungguh pasti akan mendapat, demikian kata pepatah Arab) (yang disebut sebagai hasil atau goals). Motivasi selanjutnya adalah memberi penekanan agar mahasiswa mencermati urgensi pokok bahasan dengan kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa. Di awal-awal perkuliahan biasanya saya melakukan brainstorming terhadap mahasiswa tentang manfaat pembelajaran topik bahasan yang akan dikuliahkan dengan peran mereka ketika akan terjun ke tengah-tengah masyarakat nanti setelah selesai kuliah dari Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
Pada semester ganjil, mata kuliah yang saya ampu adalah mata kuliah komponen jurusan (dengan kode “MD”) yaitu Manajemen Organisasi Islam (MOI) dan Budaya Organisasi (BO), sedangkan pada semester genap saya mengampu mata kuliah komponen institut (dengan kode “INS”) yang termasuk ke dalam Kurikulum Nasional (Kurnas) yaitu Manajemen Organisasi (MO). Ketiga mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sifatnya aplikatif yang membutuhkan model pembelajaran kreatif dan aktif. Mahasiswa dituntut selain memiliki konsep-konsep yang sifatnya teoritis tentang organisasi, budaya dan manajemen, juga nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari ketiganya merupakan hal-hal yang sifatnya harus terlihat dalam penerapan yang sesungguhnya, sehingga akan dapat dijadikan contoh untuk perbaikan sikap dan perilaku. Artinya, ketiga mata kuliah yang saya ampu tidak cukup hanya mentransfer ilmu yang hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi harus pula terlampaui aspek apektif dan psikomotorik para mahasiswa. Oleh karena itu, model pembelajaran yang saya terapkan adalah model pembelajaran humanistik dengan strategi yang bervariasi agar ketiga aspek tersebut dapat dicapai. Misalnya, di kelas saya arahkan untuk diskusi terlebih dahulu, kemudian mahasiswa diarahkan melakukan observasi ke satu lembaga (organisasi) mulai dari yang paling dekat dengan lingkungan tempat tinggal mereka hingga ke lembaga yang sudah mapan, seperti organisasi sosial keagamaan, organisasi bisnis keislaman (BMT dan Bank-Bank Syari’ah atau Bank Mu’amalat) dan sebagainya untuk melihat dari dekat penerapan teori-teori yang telah didiskusikan, kemudian mahasiswa ditugaskan melihat secara cermat dan mencatat hasil setiap aktivitas yang dilakukan untuk kemudian dituangkan ke dalam laporan tertulis, kemudian sebagai umpan baliknya, mahasiswa ditekankan agar menerapkan prinsip-prinsip yang dianggap sudah sesuai antara konsep dan realitas di lapangan. Model pembelajaran ini membawa hasil yang cukup positif, di mana terlihat mahasiswa sangat antusias dan bersemangat untuk melaksanakan penugasan tersebut. Buktinya, ketika dilakukan diskusi terhadap laporan yang disampaikan tergambar dinamika yang berbeda. Terlihat keaktifan mahasiswa untuk mengeksplor hasil kerja mereka dan terlihat juga ada perubahan perilaku yang signifikan bagi sebahagian mahasiswa untuk disiplin ketika sedang dalam perkuliahan.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang saya terapkan mahasiswa diberikan bahan-bahan berupa diktat, pemanfaatan teknologi informasi (pembelajaran dengan model sibernetik) yang dikemas ke dalam bentuk powerpoint. Di samping itu, pada materi-materi tertentu mahasiswa juga dibekali dengan bahan yang ditransfer ke dalam bentuk CD-RW. Selain itu, untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan bahan-bahan kuliah saya juga sediakan web/blog yang saya kelola sendiri, yaitu www.manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com. Sedangkan untuk penugasan-penugasan tertentu, biasanya saya menyampaikannya lewat e-mail masing-masing mahasiswa dan ada juga yang melalui pemanfaatan situs pertemanan facebook. Dengan pemanfaatan teknologi informasi ini nampaknya mahasiswa yang saya didik semakin dinamis dan kreatif. Buktinya dalam diskusi-diskusi kelompok terlihat antusiasme mereka dan peningkatan pola pemahaman mereka terhadap materi-materi yang sedang didiskusikan.
A.2. Berikan contoh nyata kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Deskripsi:
BIASANYA pada awal-awal semester perkuliahan saya melakukan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa yang akan saya didik. Hal ini terutama tujuannya agar muncul rasa saling menghargai, sehingga masing-masing akan merasa bertanggung jawab yang terwujud pada komitmen untuk selalu disiplin. Sesuai kontrak yang telah disepakati bersama ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, jika dilanggar maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesepakatan.
Biasanya saya akan masuk kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bahkan jika tidak ada tugas akademik di Jurusan MD (saya saat ini sedang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Jurusan MD) yang menghalangi, saya akan lebih awal memasuki kelas. Namun kelas akan tetap dimulai sesuai jadwal. Saya selalu berpatokan terhadap kontrak yang telah disepakati, misalnya saya harus datang tepat waktu dan jika ada halangan sehingga terlambat masuk atau tidak bisa masuk maka saya harus memberitahukannya terlebih dahulu, baik melalui akademik atau menghubungi petugas kelas (kosma) untuk diberitahukan kepada mahasiswa lainnya. Demikian juga bila mahasiswa berhalangan hadir maka harus melalui surat, sedangkan toleransi untuk keterlambatan disepakati biasanya 15 menit, selebihnya boleh masuk tetapi dihitung tidak hadir. Sesuai dengan peraturan di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara bahwa perkuliahan 2 SKS harus memenuhi minimal 12 kali tatap muka (belum termasuk ujian mid semester) dan kehadiran mahasiswa harus terpenuhi minimal 75% untuk bisa mengikuti ujian final (akhir semester). Artinya jika seorang mahasiswa tidak hadir atau dihitung tidak hadir karena terlambat lebih dari 15 menit sebanyak lebih dari 25% maka tidak boleh mengikuti ujian final (semester) dan harus mengulang kembali. Di dalam perkuliahan saya tetap komitmen bahwa mahasiswa memang harus diberikan penghargaan yang tinggi, maka setiap ide dan pendapat yang dilontarkan dalam perkuliahan saya berikan apresiasi sebagai saving nilai quiz, tidak melihat berpatokan kepada kontennya, tetapi karena keaktifannya memberikan ide dan pendapat. Misalnya, saya mengatakan bahwa Allah Swt. telah memberikan kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan pikiran itu, maka sayang rasanya jika tidak mau memberikan komentar dari apa yang dipikirkan terhadap materi yang dikuliahkan. Seusia kalian, demikian saya katakan, saya tidak hanya aktif di kelas, tetapi ide dan pendapat saya juga saya tuliskan di media massa (surat kabar maupun majalah). Saya katakan bahwa ketika saya mulai menulis di surat kabar saya mulai dari rubrik pembaca menulis, karena biasanya pemuatannya tidak melalui seleksi yang ketat sebagaimana opini atau artikel, dan modalnya sangat murah antar ke meja redaksi, beberapa hari kemudian akan diterbitkan. Apabila sudah terbit, maka akan muncul kepuasan tersendiri bagi si penulis. Setelah rasanya agak mapan dan kemungkinan sudah dikenal oleh redaktur atau personal media dimaksud, maka saya mencoba beralih untuk menulis artikel singkat, ruang remaja, kemudian barulah opini yang lebih tinggi bobotnya. Alhamdulillah banyak tulisan yang dimuat, kendati tetap saja ada yang tidak dimuat. Saya katakan bahwa prinsip utama yang harus diperpegangi adalah komitmen untuk mau menulis dan mau mengantar atau mengirimnya ke meja redaksi.
Saya sering mengatakan bahwa dalam perkuliahan, saya dengan mahasiswa adalah mitra. Sebagai seorang mitra, saya berusaha untuk selalu terbuka terhadap berbagai problema yang hadapi para mahasiswa, bukan saja dalam hal pembelajaran tetapi juga persoalan-persoalan pribadi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keseriusan mereka dalam perkuliahan. Oleh karena itu yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah sharing. Informasi yang didapatkan mahasiswa belum tentu saya ketahui, demikian juga sebaliknya, maka dengan sharing berarti saya dengan para mahasiswa berbagi informasi. Berangkat dari hubungan kemitraan ini, maka saya sampaikan kepada para mahasiswa bahwa jika saya salah Anda boleh mengkritik, tetapi tentu dengan kritik yang konstruktif bukan destruktif atau menyudutkan. Kritikan tentu juga tidak apologi, tetapi harus punya landasan berpikir yang logis, punya argumen yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan penekanan ini, maka mahasiswa biasanya akan lebih berani untuk mengungkapkan sesuatu yang menurut mereka tidak maching dengan hasil penelusurannya. Oleh karena itu, ruang untuk berdebat atau berdiskusi biasanya akan lebih seru dan berbobot. Saya juga tidak akan segan untuk mengatakan bahwa suatu persoalan belum pernah saya elaborasi, maka jika dalam kesempatan itu tidak bisa tuntas akan dibuka kembali pada kesempatan berikutnya dengan mengambil sedikit waktu dan ruang untuk membahasnya, sebelum memasuki topik lain.
Kendati tidak rutin, saya juga pernah meminta kepada mahasiswa yang yang didik untuk membuat penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan terhadap mereka selama ini. Mahasiswa disarankan untuk membuat penilaian obyektif atas apa saja yang sudah bagus yang perlu dipertahankan dan apa saja yang masih perlu pembenahan ke depan. Hasilnya cukup membantu saya untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Demikian juga, saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, terutama teman-teman yang sudah senior. Di dalam diskusi tersebut saya ungkapkan masalah-masalah yang saya hadapi, kemudian saya meminta untuk diberikan kritikan dan saran perbaikan. Dalam posisi seperti ini saya memang sering disudutkan dan dikritik secara terbuka, tetapi bagi saya hal seperti ini harus saya lakukan demi perbaikan model pembelajaran saya ke depan. Yang terpenting bagi saya adalah muncul saling percaya di antara sesama dan komitmen untuk memperbaiki diri, sebab bisa sharing pengalaman.
B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian
B.1. Sebutkan produk karya-karya ilmiah (buku, artikel, paten, dll) yang telah Saudara hasilkan dan pihak yang mempublikasikannya. Bagaimana makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan. Jelaskan bila karya tersebut memiliki nilai inovatif
Deskripsi:
ADA beberapa judul tulisan saya yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku dan jurnal ilmiah, misalnya: 1) “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer (Bandung: Citapustaka Media, 2006) dan “Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam” dalam Jurnal Ilmiah Warta Dharmawangsa yang diterbitkan oleh Universitas Dharmawangsa Medan pada tahun 2006. Kedua tulisan ini sekalipun tidak berkaitan langsung dengan mata kuliah yang saya ampu, tetapi ketika membahas topik “bentuk-bentuk organisasi Islam” yang dikembangkan ke dalam organisasi Islam internasional pada mata kuliah Manajemen Organisasi Islam akan memiliki muatan yang sangat relevan. Salah satu problematika organisasi Islam internasional adalah lemahnya pemanfaatan media-media internasional. Sedangkan pihak Barat justru sebaliknya, demikian gencarnya memanfaatkan media-media internasional. Sehingga, dengan doktrin “news free flow” yang diembannya berusaha menyebarkan semua informasi yang dapat menguntungkan pihak mereka. Berita-berita yang dikembangkan lebih banyak bersumber dari negara-negara berkembang. Sementara itu, sebahagian besar negara-negara berkembang adalah negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim. Jika berita yang ditonjolkan hal-hal yang positif seperti pembangunan, prestasi, dan sebagainya, tentu tidak masalah, bahkan akan meningkatkan harkat dan martabat dunia Islam di mata internasional, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, di mana yang ditonjolkan adalah berita-berita “miring” terhadap Islam, seperti pertikaian, bom bunuh diri, gempa bumi, banjir, dan seterusnya. Pada hakikatnya berita-berita itu akan memperburuk citra negara-negara berkembang khususnya dunia Islam di mata internasional. Persoalan inilah yang tidak bisa diimbangi oleh organisasi-organisasi Islam internasional, sekalipun sebenarnya di dalam dunia Islam dikenal kantor-kantor berita dan media yang sudah go internasional seperti IRNA, IRA, atau AlJAZEERA, dan sebagainya. Harus diakui masih kalah dengan kantor-kantor berita dan media milik Barat seperti Associated Press (AP), Reuters, The New York Times, dan sebagainya. Oleh karena itu, hingga saat ini Barat tetap menguasai media, yang berarti menguasai dunia. “Siapa yang menguasai informasi, maka dialah yang menguasai dunia”, demikian salah satu ungkapan Napoleon Bonaparte. 2) “Ontologi Komunikasi Islam” dalam Jurnal Ilmiah An-Nadwah yang diterbitkan oleh Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara pada tahun 2009 ini berisi tentang salah satu bagian dari filsafat sebagai landasan dalam membangun kerangka keilmuan komunikasi Islam. Di sini yang dikaji adalah obyek formal dan obyek material komunikasi Islam. Obyek formal ilmu komunikasi Islam tidak lain adalah segala pesan (message) yang sesuai dengan ajaran Islam dengan berdasarkan kepada Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Sedangkan obyek material ilmu komunikasi Islam adalah umat manusia secara keseluruhan. Maksudnya, sesuai tujuan komunikasi Islam bahwa bukan saja umat Islam (muslim) yang menjadi obyeknya, tetapi juga seluruh umat manusia (berarti termasuk di dalamnya non-muslim). Jadi, ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas tentang manusia. Jika dilihat dari makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan, maka yang menjadi agenda utama gagasan ini adalah untuk mencari secara kokoh dan kuat kerangka keilmuan komunikasi Islam. Sebab belakangan diskursus mengenai komunikasi Islam semakin menggeliat, terutama sejak adanya kekhawatiran bahwa komunikasi yang selama ini (Barat oriented) semakin menampakkan “borok-boroknya” terutama dalam hal kekhawatiran yang terus-menerus terhadap paham materialisme yang diembannya. Menguatnya komunikasi yang berbasis agama, termasuk komunikasi Islam—jika kerangka keilmuannya berkembang secara terus-menerus dan semakin kokoh—akan bisa dijadikan sebagai komunikasi alternatif. Adapun relevansinya dengan mata kuliah yang saya ampu terutama ketika membahas “peranan komunikasi dalam organisasi” pada mata kuliah Manajemen Organisasi. Ke dalam persoalan ini, maka prinsip-prinsip komunikasi Islam menjadi sangat penting untuk membangun iklim komunikasi yang kondusif di dalam suatu organisasi. 3) “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010). Tulisan ini menganalisis tentang konsepsi Islam yang komperehensif dalam pandangan Ikhwanul Muslimin sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari message dakwah yang mereka jalankan. Orang-orang Ikhwan, selain sebagai Muslim sejati, juga manusia-manusia biasa yang hidup dengan liku-liku kehidupan manusia lainnya. Ketika waktunya untuk beribadah atau shalat, mereka berbondong-bondong dan meninggalkan segala aktivitas untuk memenuhi panggilan-Nya, menuju kehadirat-Nya, setelah itu mereka kembali beraktivitas sebagaimana layaknya orang lain, bekerja, belajar, berolahraga, berkeluarga, dan seterusnya. Relevansinya dengan pengembangan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu adalah bahwa manusia memang membutuhkan hubungan vertical dengan Tuhannya dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan lingkungannya. Di dalam pembahasan tentang “pentingnya manusia berorganisasi” salah satu alasan yang dikembangkan adalah bahwa manusia tidak bisa hidup secara normal tanpa bantuan orang lain. Kebutuhannya secara maksimal tidak akan terpenuhi secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itulah manusia harus bergaul, berhubungan dengan orang lain. Pada tahapan lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan tertentu—bukan hanya fisiologis, tetapi juga psikologis—manusia harus saling berkelompok atau berorganisasi.
B.2. Berikan contoh nyata konsistensi dan target kerja yang Saudara tunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian.
Deskripsi:
SAYA punya prinsip: “Kerjakan yang terbaik di mana dan kapanpun”. Prinsip ini menjadi magnet yang luar biasa bagi saya. Bahwa saya yakin, jika saya bekerja dengan segala kemampuan yang ada, maka akan menghasilkan yang terbaik. Tetapi apakah pekerjaan itu akan dinilai orang lain sebagai yang terbaik? Sebenarnya hal itu tidak menjadi persoalan utama bagi saya, yang terpenting adalah bahwa saya telah berusaha atau bekerja secara maksimal menurut kemampuan saya, berarti bagi saya itulah yang terbaik. Misalnya, ketika saya ditugaskan oleh pimpinan Fakultas untuk membantu menyusun buku Panduan Praktikum Ibadah bagi Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, maka dengan segala kemampuan yang saya miliki saya berusaha dan bekerja keras untuk menyusunnya. Dan saya berharap itu menjadi yang terbaik. Sekalipun setelah dicetak ternyata di sana-sini masih banyak yang perlu disempurnakan. Tapi bagi saya, saya sudah mengusahakannya untuk yang terbaik. Saya membaca buku-buku rujukan, bertanya kepada yang lebih senior yang punya kapabilitas untuk itu, saya searching di internet, saya cari bahan-bahan perbandingan, demikianlah seterusnya. Di samping itu, tentu saya punya target untuk menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditetapkan, jika memungkinkan sebelum habis batas waktu yang diberikan. Alhamdulillah tugas itu saya selesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Demikian juga, ketika saya diminta untuk ikut serta dalam Pelatihan Dosen Agama Tingkat Dasar se-Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam beberapa waktu yang lalu, saya menjalani dengan penuh harapan dan komitmen untuk mengembangkan potensi diri. Saya berusaha yang terbaik. Saya belajar, berdiskusi, bersosialisasi, berinteraksi, membaur dengan sesama dan memberikan yang terbaik yang ada dalam diri saya. Hasilnya cukup lumayan, sekalipun tidak yang terbaik, tetapi saya dapatkan 10 besar dari 30 peserta yang ikut. Satu hal yang menjadi target bagi saya adalah jika seandainya ilmu yang saya peroleh selama dalam pelatihan tidak bisa ditransfer kepada orang lain, maka saya harus memulainya dari diri saya sendiri. Begitulah target yang saya tanamkan dalam semua kerja atau kegiatan yang saya ikuti. Jika saya tidak dapat “mewarnai”, maka minimal saya harus menjadi diri saya.
C. Pengabdian kepada Masyarakat
C.1. Berikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Deskripsikan dampak perubahan dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan tersebut !
Deskripsi:
SEBAGAI seorang alumni Manajemen Dakwah saya memiliki pemahaman tentang dasar-dasar manajemen lembaga, oleh karena itu ketika pada tahun 2008 lalu saya ditawari untuk ikut bergabung dengan Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan maka saya merasa tertantang untuk mengikutinya. Saya ditunjuk sebagai sekretaris umum. Yayasan masyarakat yang di dalamnya terdiri dari 3 komponen (Masjid, Tanah Wakaf Pekuburan dan SMP Nurul Hasanah) ini merupakan bagian dari pengabdian saya terhadap masyarakat sekaligus penerapan ilmu-ilmu manajemen yang saya dapatkan semasa kuliah S1 dari Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Demikian juga semakin terlengkapi dengan lulusnya saya dari Komunikasi Islam PPs IAIN Sumatera Utara (2008).
Ada perubahan signifikan yang terjadi di yayasan tersebut, yaitu saya upayakan agar setiap kegiatan tercatat dengan baik, saya benahi sistem administrasinya, saya benahi pola rekruitmen tenaga administrasi dan tenaga pendidiknya. Saya usulkan agar ada fit and profert test terhadap mereka, di samping itu juga saya usulkan agar ada skala prioritas terhadap putra-putri tempatan, agar yayasan tersebut memang merasa dimiliki oleh masyarakat sekitar. Usulan ini mendapat sambutan positif dan hingga saat ini, sekalipun belum berimbang, cukup banyak putra-putri tempatan yang mengabdi di sana. Padahal sebelumnya ketika belum nampak gebrakan-gebrakan untuk membenahi sistem administrasi dan pola rekruitmen pegawai dan tenaga pendidik, masyarakat sekitar merasa bahwa yayasan tersebut hanyalah sebagai beban, tidak nampak kontribusi apa yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Anggapan itu berangsur-angsur berubah, terutama setelah terlihat hasil yang signifikan dari adanya pembenahan dan pembaharuan. Saat ini masyarakat sudah sangat antusias untuk ikut serta menggalakkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dipelopori oleh yayasan tersebut, misalnya dapat dilihat pada saat pemugaran masjid, masyarakat bahu-membahu menyumbangkan harta, tenaga, dan dukungan agar mesjid segera terselesaikan. Tidak sekedar hanya bergabung pada Yayasan Nurul Hasanah, saya juga aktif mengisi khutbah jum’at di Mesjid tersebut.
Kegiatan lain sebagai upaya praktis pengembangan keilmuan manajemen dakwah yang saya peroleh adalah bergabung dengan organisasi-organisasi profesi da’i seperti Forum Solidaritas Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) dan Asosiasi Intelektual, Da’i dan Qori’ (ASSIDQI) Kota Medan.
Sementara itu, di kalangan internal kampus saya juga ditunjuk sebagai anggota Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) (2008-2009 tingkat institut) yang di antara tugasnya adalah melakukan pembinaan lembaga keagamaan di desa-desa binaan. Pada tahun 2008 s/d sekarang untuk tingkat fakultas saya dipercayakan sebagai sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu tugas yang dibebankan kepada kepengurusannya adalah mengarahkan anggota secara bersama melakukan kunjungan ke tempat peserta yang kebetulan mengalami sakit atau musibah lainnya. Demikian juga mengarahkan anggota untuk mengikuti arisan, sebab acara arisan merupakan bagian yang include di dalam program badan ini. Badan ini merupakan jembatan yang menghubungkan silaturrahmi di antara semua anggota yang nota bene adalah pegawai dan dosen fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
C.2. Berikan contoh nyata kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang Saudara tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat.
Deskripsi:
PENGALAMAN saya untuk bisa berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan semua pihak di tengah-tengah masyarakat berangkat dari keaktifan saya dalam mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial kemasyarakatan. Kedua hal ini sangat jelas membimbing saya untuk bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Sejak kuliah S.1 saya sudah aktif berorganisasi, baik di kampus maupun di luar kampus. Bahkan di semester III saya sudah ditunjuk sebagai Komisaris Mahasiswa (kosma/ketua kelas). Kemudian secara terus-menrus aktif mengikuti organisasi baik intra dan ektra-kampus. Sementara itu, di luar kampus saya aktif mengikuti pengajian dan perwiridan kaum Bapak di lingkungan tempat tinggal saya. Hasilnya sangat positif, saya dikenal masyarakat sekitar dan sering ditunjuk sebagai petugas dalam wirid: membawakan takhtim atau tahlil, do’a dan sebagainya, sehingga terjalinlah komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Pengalaman ini saya terapkan hingga sekarang. Saya selalu aktif mengikuti perwiridan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di sekitar tempat tinggal saya. Saya selalu ditunjuk untuk membawakan do’a dan tugas lainnya. Komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Misalnya, ketika anak saya mengalami kecelakaan, saya tidak menyangka bahwa masyarakat sekitar begitu banyak yang datang menjenguk, padahal saya baru sekitar kurang dari 2 bulan tinggal di daerah tersebut. Begitulah ternyata jika kita mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan orang lain, maka hubungan kekeluargaan itu demikian akrabnya. Saya sangat yakin bahwa memang jalinan komunikasi dan silaturrahmi yang baik akan menambah rezeki dan memanjangkan umur kita. Bukankan itu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.?
Pergaulan dengan teman sejawat juga mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat. Dalam berbagai kesempatan saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, tujuannya sangat beragam, tidak terkecuali membicarakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di tengah-tengah masyarakat. Sharing pengalaman ini ternyata sangat berguna untuk mencarikan solusi dan mendengarkan masukan-masukan dari teman-teman sejawat, untuk kemudian diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk lingkup yang lebih luas, saya mengikuti organisasi-organisasi profesi da’i dan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan seperti FORSID-SU dan ASSIDQI Kota Medan. Selain menjalin silaturrahmi dengan beragam tipe intelektual, da’i dan qori’, juga memupuk kelihaian dalam berkomunikasi, sebab di dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan akan terjalin komunikasi di semua pihak. Hal itu membuat saya lebih berani menyampaikan pendapat di tengah-tengah orang banyak. Pengalaman ini banyak mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat, terutama juga terkait dengan profesi saya sebagai seorang da’i dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman di tengah-tengah masyarakat.
D. Manajemen/Pengelolaan Institusi
D.1. Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas, jurusan, laboratorium, manajemen sistem informasi akademik, dll), implementasi kegiatan, dan bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.
Deskripsi:
SEBAGAI dosen yang mengampu mata kuliah Manajemen Organisasi saya merasa bahwa saya punya tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas manajemen atau pengelolaan Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu yang harus secara terus-menerus dibenahi adalah model praktikum Fakultas dan Jurusan masing-masing. Saya berpikir bahwa untuk mengoptimalkan peran kepala laboratorium jurusan, maka sebaiknya disediakan ruang khusus baginya dengan segala perangkat yang mungkin untuk disediakan. Kontribusi pemikiran ini mendapat tanggapan positif dari pimpinan Fakultas, maka sekarang ini setiap jurusan sudah memiliki ruangan laboratorium masing-masing.
Khusus untuk jurusan Manajemen Dakwah, karena saya memang salah seorang alumninya dan mengampu mata kuliah manajemen organisasi, maka sejak September 2007 silam dipercayakan untuk mengelola labornya. Dalam perjalanannya, saya melihat bahwa format praktikum jurusan MD mulai dari semester V tidak relevan lagi dengan kebutuhan mahasiswa. Pada semester V yang sebelumnya materi praktikum yang disampaikan adalah Identifikasi Ayat-Ayat Manajemen Dakwah padahal di dalam perkuliahan ternyata juga sudah ada mata kuliah Tafsir Tematik Manajemen Dakwah. Artinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah didapatkan dalam perkuliahan reguler. Oleh karena itu, saya mengusulkan untuk diganti dengan “Manajemen Lembaga Keislaman”, maka setelah disetujui, pada tahun 2008 Mahasiswa MD sudah menjalankan praktikum Manajemen Lembaga Keislaman. Ada yang ke BAZDA Sumut, ke Kantor KUA Kecamatan, ke BMT, dan ada yang ke KBIH-KBIH. Di samping itu, format praktikum semester VI juga saya usulkan untuk diganti dari Praktikum Khutbah/Pidato menjadi Praktikum Manasik Haji. Jadi, mulai tahun ini usul ini sudah disepakati dan dijalankan sebagai praktikum di semester VI. Bahkan agar lebih memantapkan program para mahasiswa diarahkan ke Asrama Haji Medan untuk melakukan praktek manasik haji setelah mereka diberikan bimbingan dan simulasi praktek di lingkungan kampus. Pimpinan fakultas sangat mendukung kegiatan praktikum ini, bahkan diberikan usulan agar yang menanganinya adalah dosen-dosen yang memang sudah terbiasa dengan pelaksanaan manasik haji, atau minimal dosen-dosen yang sedang menjalankan manasik haji, sebab segala sesuatu yang terkait dengan praktikum manasik haji masih segar dalam ingatan mereka.
D.2. Berikan contoh nyata kendali diri, tanggungjawab, dan keteguhan pada prinsip yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.
Deskripsi:
KENDALI diri saya berada pada pemahaman saya tentang arti hidup dan kehidupan di mana “Hidup adalah pilihan”. Secara sadar saya yakin Allah Swt. sebagai Pencipta telah memberikan potensi kepada saya baik yang sifatnya fisik: penglihatan, pendengaran, dan fungsi-fungsi inderawi lainnya, maupun psikis: hati, akal, perasaan, dan fungsi-fungsi psikis lainnya, maka saya harus mengoptimalkannya sesuai dengan kemampuan saya. Jika sudah difungsikan secara optimal, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya. Toh, Dia Yang Maha Tahu, apakah hasil dari optimalisasi fungsi-fungsi fisik dan psikis itu akan secara langsung diberikanNya atau akan ditunda, atau bahkan digantiNya dalam bentuk lain yang mungkin tidak sesuai tetapi lebih berguna dari yang diharapkan. Bagi saya, sesuai perintahNya bahwa manusia hanya wajib berusaha sekuat tenaga, sedangkan masalah hasil sepenuhnya diserahkan kepada kehendakNya (tawakkal ‘ala-llah). Dengan pemahaman ini, maka saya selalu berhusn adz-dzan terhadap Sang Pencipta, bahkan kepada sesama sekalipun. Kalau saya bersu’ adz-dzan misalnya, saya sudah tahu bahwa itu dosa, lantas apa hasilnya untuk saya. Apakah dengan ber-su’ adz-dzan akan mengubah segalanya? Belum tentu. Kalau toh belum tentu, maka apa manfaatnya bagi saya. Tapi jika saya berbaik sangka, maka saya akan tenang dan akan terkendali. Saya yakin itu yang terbaik.
Dengan pemahaman ini, bila mendapatkan nikmat saya akan dan harus bersyukur, bila mendapat cobaan saya berusaha untuk bersabar. Yang terpenting sekali lagi adalah bahwa saya harus berusaha yang terbaik di mana dan kapanpun. Tentu yang terbaik dalam ukuran kemampuan saya, bukan kemampuan orang lain, sekalipun harus bisa diukur oleh orang lain. Atau dengan kata lain mengikuti standar-standar yang terukur oleh ketentuan-ketentuan yang umum.
Jika saat ini saya diberikan amanah sebagai seorang tenaga pendidik dan juga ikut serta mengelola jurusan, maka bagi saya ini adalah tanggung jawab yang mesti dipertanggungjawabkan baik di sisi manusia maupun di sisi Tuhan. Oleh karena itu, saya selalu mengupayakan yang terbaik. Menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab sedaya mampu saya. Apa yang bisa saya kerjakan hari ini, maka harus saya kerjakan, kenapa harus menunggu besok? Saya yakin keikutsertaan saya di dalam suatu tugas adalah merupakan proses yang semestinya tidak saya sia-siakan untuk memperoleh hasil yang mungkin tidak langsung pada saat itu juga tetapi suatu saat nanti. Inilah proses pengembangan diri yang harus saya jalani dan jiwai secara baik. Dengan demikian, bagi saya proses dan hasil keduanya menjadi sangat penting, bahkan ada kalanya proses lebih penting daripada hasil, sebab proseslah yang bisa diukur, sedangkan hasil tidak sepenuhnya bisa diukur karena tergantug kemurahan Allah Swt. untuk memberikannya. Oleh karena itu, proses dan hasil harus sama-sama diperhatikan. Saya yakin jika prosesnya maksimal, maka hasilnya juga akan baik. Dan jika ternyata hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, maka akhirnya saya harus kembali kepada konsep “Tuhan lebih mengetahui yang terbaik bagi saya. Mungkin inilah yang terbaik untuk saat ini. Dan di balik semua ini pasti ada hikmahnya”.
Implikasi dari sikap saya ini membawa hasil yang cukup diperhitungkan. Buktinya, tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya bisa saya selesaikan secara baik dan tepat waktu, seperti mengelola praktikum secara baik, mengadakan seminar-seminar proposal skripsi mahasiswa secara lebih teratur, memberikan laporan mahasiswa secara berkala, dan seterusnya. Tentu saja saya tidak menafikan peran semua pihak terutama di jurusan yang telah bahu-membahu melaksanakan tugas-tugas yang diembankan kepada kami sebagai pengelola jurusan.
E. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa
E.1. Berikan contoh nyata peran Saudara sebagai dosen, baik berupa kegiatan maupun pemikiran dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa dan bagaimana dukungan institusi dalam implementasinya.
Deskripsi:
DALAM upaya peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa, saya mengusulkan agar mahasiswa ikut aktif di dalam organisasi baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Mahasiswa harus berorganisasi, tetapi tentu tidak menjadikannya sebagai tujuan. Ikut serta berorganisasi berarti mengambil pelajaran dan manfaat daripadanya. Di dalam organisasi dikembangkan demokratisasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, dan praktek mengelola kegiatan-kegiatan. Semua itu harus dipelajari dan kesemuanya hanya akan didapatkan dengan mengikuti suatu organisasi, sedangkan di perkuliahan mungkin saja hanya diberikan teori-teorinya plus sedikit melakukan praktek ke lapangan, tetapi tentu saja tidak terlibat langsung sebagai subyek yang berperan aktif. Oleh karena itu, jelas semakin komplit apabila mahasiswa berperan aktif mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan.
Di samping itu, saya juga melakukan pembinaan terhadap mahasiswa yang tergabung dalam grup diskusi al-‘Idarah yang kegiatannya dipusatkan di Fakultas Dakwah dan Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN Sumatera Utara. Setiap ada topik yang menarik dan hangat, saya ajak anggotanya untuk berdiskusi. Misalnya, yang paling terbaru adalah diskusi tentang: “Boikot Facebook yang Membuat Event Menggambar Nabi Muhammad”. Topik itu ternyata sangat hangat didiskusikan. Masing-masing peserta memberikan pendapat dengan berbagai argumen yang terkadang tidak pernah kita pikirkan. Begitu dinamis dan hangat. Sebagaimana biasa, saya hanya memberikan konklusi di akhir pertemuan dengan penekanan bahwa yang saya sampaikan tidak final dan mengikat, sekalipun demikian saya tetap menutupnya: “Jika Anda setuju dengan konklusi ini berarti Anda menutup ruang perdebatan selanjutnya, maka carilah informasi yang lain, jika memungkinkan topik ini akan dibicarakan kembali pada diskusi selanjutnya dengan memanfaatkan waktu yang terbatas sebelum masuk pada topik lain”.
Dukungan institusi khususnya Fakultas Dakwah dalam kaitannya dengan implementasi menggugah kesadaran mahasiswa akan pentingnya turut serta berorganisasi adalah dengan memberikan support atau dukungan terhadap semua elemen mahasiswa. PD III Fakultas Dakwah dalam suatu kesempatan pernah mengemukakan bahwa alumni fakultas dakwah yang aktif berorganisasi tidak ada yang menganggur setelah selesai kuliah. “Boleh dicek, tapi jika Anda datang, kuliah, pulang, maka saya tidak yakin Anda akan berhasil”, katanya. Oleh karena itu, menurutnya, mahasiswa fakultas dakwah harus aktif berorganisasi, sebab begitu banyak ilmu yang didapatkan di sana. Membangun relasi dengan orang lain, membuat kegiatan kemasyarakatan, melatih berkomunikasi, melatih jiwa kepemimpinan, dan sebagainya adalah ilmu-ilmu yang didapatkan di dalam berorganisasi. Support ini lebih lengkap lagi ketika beberapa tahun terakhir ini disediakan beasiswa dari dana DIPA kepada mahasiswa yang punya prestasi akademik, olah raga dan aktif dalam suatu organisasi kemahasiswaan.
E.2. Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa dan manfaat kegiatan baik bagi mahasiswa institusi Saudara, maupun pihak lain yang terlibat.
Deskripsi:
MAHASISWA bagi saya adalah mitra dalam proses pembelajaran. Sebagai mitra tentu ada kesejajaran dalam hal-hal tertentu, maka yang terbaik menurut saya adalah berinteraksi dengan mereka secara baik dan fair. Dengan begitu, maka mahasiswa akan merasa bahwa mereka sudah dewasa. Artinya, tidak lagi hanya sebagai obyek, tetapi justru sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya terjun langsung membina mereka dalam kelompok diskusi. Manfaatnya bagi mahasiswa adalah membantu mereka untuk lebih kreatif dan inovatif serta semakin berani mengemukakan pendapat. Sedangkan bagi institusi khususnya Fakultas Dakwah adalah bahwa mahasiswa menganggap mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari civitas akademikanya. Mereka juga sebagai subyek bukan lagi hanya sebagai obyek.
Di samping itu, sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD), saya selalu memantau kegiatan praktikum mereka, saya sering menanyakan bagaimana perkembangannya. Dalam kesempatan tertentu saya memanggil mahasiswa untuk datang ke kantor saya. Tujuannya adalah untuk berinteraksi dengan mereka serta mendapatkan informasi tentang kondisi mereka, terutama terkait dengan proses pembelajaran dan praktikum. Dengan suasana yang akrab, biasanya mahasiswa lebih terbuka dan akan menceritakan semua yang kita pertanyakan. Pola interaksi ini sangat menguntungkan mahasiswa, sebab secara langsung mereka dapat mengemukakan pendapat terkait dengan kegiatan pembelajaran dan praktikum tersebut. Demikian juga jika ada dosen yang tidak serius akan terungkap di sana. Jika demikian halnya, maka secara otomatis Fakultas Dakwah akan mendapatkan hasil yang positif, terutama tentang keberlangsungan proses pembelajaran dan praktikum yang diagendakan.
Saya juga menyarankan kepada mahasiswa agar selalu melakukan penjajakan terhadap lembaga-lembaga di luar kampus, terutama KBIH-KBIH dan BMT-BMT sebagai tempat praktek kerja lapangan, bahkan jika memungkinkan sebagai lowongan tempat bekerja bagi mereka. Sebab beberapa di antara KBIH dan BMT tersebut sempat saya temui pimpinannya agar memberikan kesempatan kepada mahasiswa jurusan MD khususnya, untuk melakukan praktek kerja lapangan atau magang, dan jika memungkinkan untuk memberikan prioritas kepada alumni MD untuk bekerja di sana. Pola penjajakan dan interaksi ini cukup positif dan beberapa di antara pimpinan tersebut mengatakan akan mempertimbangkannya, hanya saja selama ini belum ada yang datang melamar pekerjaan ke sana, tetapi jika ada akan menjadi pertimbangan mereka. Sebab dalam penjajakan tersebut, saya katakan juga bahwa di jurusan MD khususnya dipelajari tentang Kewirausahaan, Manajemen Koperasi, Manajemen Nirlaba, Manajemen Wisata Haji dan Umrah, Manajemen ZIS, dan Manajemen Keuangan.
PERNYATAAN DOSEN
Saya dosen yang membuat diskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun termasuk penghentian tunjangan dan mengembalikan yang sudah diterima apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar
Medan, 21 Mei 2010
Dosen Yang Diusulkan
(Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19740807 200604 1 001
Saya sudah memeriksa kebenaran diskripsi diri ini dan bisa menyetujui semua isinya
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara
(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A)
NIP. 19641210 198902 1 001 Mengetahui,
Ketua Jurusan MD,
(Dra. Rosmani Ahmad, M.A.)
NIP. 19490121 198302 2001
NAMA LENGKAP : HASNUN JAUHARI RITONGA, M.A.
NOMOR PESERTA : 102 1017 1 331 5947
PERGURUAN TINGGI : IAIN SUMATERA UTARA
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
NIP/NIK : 19740807 200604 1 001
Tempat dan Tanggal Lahir : Batang Garut, 7 Agustus 1974
Jenis Kelamin : □ Laki-laki
Status Perkawinan : □ Kawin
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : III/b / Penata Muda Tk.I
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : IAIN Sumatera Utara
Alamat : Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Telp./Faks. : (061) 6615683
Alamat Rumah : Jl. Karya Jaya/Metrologi Gg. Karya Pribadi No. 62 D
Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Medan
Telp./Faks. : (061) 77837453 - 081362287493
Alamat e-mail : hasnun_jauhari_ritonga@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun
Lulus Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor) Perguruan Tinggi Jurusan/
Program Studi
2000 Sarjana Fak. Dakwah, IAIN Sumatera Utara Manajemen Dakwah (MD)
2008 Magister PPs IAIN Sumatera Utara Komunikasi Islam (KOMI)
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Jangka waktu
2007 Workshop Penelitian dan Praktik Lapangan Dosen IAIN-SU Puslit IAIN-SU 48 Jam
2007 Workshop Active Learning Bagi Dosen IAIN-SU UPMA IAIN-SU 40 Jam
2008 Workshop e-Learning Berbasis Web Bagi Dosen IAIN-SU Puskom IAIN-SU -
2010 Pelatihan TOEFL Bagi Dosen
IAIN-SU Pusbinsa IAIN-SU 48 Jam
2010 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dosen Tk. Dasar BDK Medan 100 Jam
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusan/Program Studi Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 IAIN-SU/KPI & BPI IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 IAIN-SU/MD V/2008-2009 & V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 IAIN-SU/MD VII/2008-2009 & VII/2007-2008
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar (cetak dan noncetak) Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 Diktat (noncetak) IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 PowerPoint IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 CD-RW IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 Diktat (noncetak) V/2008-2009 & V/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 PowerPoint V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 Diktat (noncetak) VII/2007-2008 & VII/2008-2009
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/anggota Tim Sumber Dana
2007 Urgensi Perencanaan Dakwah: Tinjauan Terhadap Ikhwanul Muslimin
Peneliti
Pribadi
2008 Studi Terhadap Manajemen Dakwah Nahdlatul ‘Ulama (NU) Peneliti Pribadi
2008 Persepsi Mahasiswa Terhadap Mutu Pelayanan Akademik Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara
Anggota Tim
DIPA
2008 Analisis Landasan Keilmuan Komunikasi Islam Peneliti Pribadi
2009 Hubungan Pengamalan Agama Terhadap Aktivitas Kerja Pedagang Kaki Lima di Desa Bandar Khalifah di Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan
Anggota Tim
DIPA
2010 Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
Peneliti
DIPA
2010 Analisis Isi Berita Manajemen Lembaga Keislaman Pada Harian Lokal Medan
Peneliti
Pribadi
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2006 “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer Citapustaka Media, Bandung
2006
Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam Majalah Ilmiah Warta Dharmawangsa, Universitas Dharmawangsa Medan
2008 Panduan Praktikum Ibadah Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009
Ontologi Komunikasi Islam Majalah An-Nadwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Pedoman Silabus Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Versi Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah Citapustaka Media Perintis, Bandung
*termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
2007 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2007 Manajemen Perguruan Tinggi: Tinjauan Terhadap UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Manajemen Dakwah Rasulullah Saw Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Prospektif Organisasi Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Analisis SWOT Komunikasi Islam
Pada Era Globalisasi Informasi PPs IAIN-SU
2008 Difusi Inovasi Komunikasi Pembangunan
Dalam Masyarakat Islam PPs IAIN-SU
2009 Manajemen Waktu Dalam Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Sistem Komunikasi Indonesia Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan
2010 Tinjauan Terhadap Peranan
Budaya Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Korupsi Budaya Indonesia? Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Teologi Transpormatif
Sebagai Esensi Ketauhidan Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Manajemen Pengelolaan Masjid Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Pendekatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
- - -
- - ¬-
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/ peserta/pembicara
2007 Workshop Kurikulum Prodi Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2007 Pelatihan “Penulisan Proposal Skripsi Untuk Jurusan Manajemen Dakwah”. Jurusan Manajemen Dakwah Panitia
2008 Dialog Nasional “Partisipasi Politis Perempuan: Wacana dan Realita Dalam Perspektif Islam” PSW IAIN-SU & Kaukus Perempuan SU Peserta
2008 Studium General: “Perkembangan Jurnalistik/Pers oleh A.S. Atmadi” Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2009 Penyelenggaraan Manasik Haji Jurusan MD & Asrama Haji Medan Panitia
2010 Seminar Internasional IAIN-SU & USM Malaysia: “Aksara Arab Melayu di Perguruan Tinggi” IAIN-SU Peserta
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2008 s/d Skrg Sekretaris Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
2008 s/d 2009 Sekretaris Serikat Tolong Menolong (STM) Silaturrahmi Lingk. V Padang Bulan Medan Padang Bulan Medan
2008 s/d Skrg Sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN-SU Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Ketua Panitia ‘Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban 1430 H Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan
2010 Khatib Jum’at Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Institusi (Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Manajemen Sistem Informasi Akademik dll) Tahun ... s.d. ...
Staf Akademik & Kemahasis. Fakultas Dakwah IAIN-SU 2006 s/d 2007
Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah IAIN-SU 2007 s/d sekrg.
PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Tahun Jenis /Nama Kegiatan Peran Tempat
2010 Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Komisariat Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pemateri Gedung PW Al-Washliyah Sumatera Utara
2010 Seminar: “Manajemen Dakwah” oleh HMJ MD Fakultas Dakwah
IAIN-SU
Pemateri Aula Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Group Discuss “Al-Idarah” Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pembina Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN-SU
2008 Pelatihan Kewirausahaan Kerjasama Fakultas Dakwah dengan PINBUK Sumatera Utara
Panitia Ruang Sidang Fakultas Dakwah IAIN-SU
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
- - ¬-
- - -
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan
2008 s/d 2009 Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Anggota
2008 s/d Skrg Forum Silaturrahmi Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) Wakil Sekretaris
2010 Asosiasi Intelektual, Da’i & Qori’ (Assidqi) Kota Medan Ketua Bidang Pengkajian Ilmiah
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Medan, 21 Mei 2010
Mengetahui Yang menyatakan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara,
(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A.) (Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19641210 198902 1 001 NIP. 19740807 200604 1 001
Deskripsi Diri
IDENTITAS DOSEN
1. Nama Dosen yang diusulkan : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
2. NIP/NIK/NRP : 19740807 200604 1 001
3. Perguruan Tinggi Pengusul : IAIN Sumatera Utara
4. Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
5. Rumpun/Bidang Ilmu Yang Disertifikasi : Manajemen Organisasi
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA RI
2010
Lembar Deskripsi Diri
Pendahuluan
Lembar Deskripsi Diri merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam proses Sertifikasi Dosen Dalam Jabatan sebagai bagian tidak terpisahkan dari Portofolio Dosen. Lembar Deskripsi Diri digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya terkait dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Lembar Deskripsi Diri Dosen berkenaan dengan prestasi dan kontribusi dosen dalam 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Berbagai aspek yang berkait dengan keempat kompetensi tersebut dinyatakan dalam bentuk kegiatan pengajaran/pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, manajemen pendidikan, dan manajemen kemahasiswaan.
Dosen diminta membuat esai untuk setiap kegiatan. Esai itu bisa sangat berbeda dari satu dosen dengan dosen yang lain. Kemudian, asesor akan diminta melakukan penilaian secara objektif terhadap informasi dalam esai tersebut, menggunakan rubrik yang disediakan. Hasil penilaian akan diverifikasi asesor. Oleh sebab itu objektivitas dosen menilai diri sendiri sangat menentukan dan dapat menjadi gambaran kejujuran profesional dosen.
Rubrik atau Panduan Penilaian Lembar Deskripsi Diri dosen memberikan rambu-rambu penilaian kualitas untuk setiap kegiatan yang dilakukan dosen berkenaan dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, serta untuk setiap aspek yang menggambarkan kinerja dosen dari sisi kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Rambu-rambu penilaian dibuat dalam bentuk “semantic differential” dengan satu (atau lebih) deskriptor untuk setiap kegiatan atau aspek, dilengkapi dengan nilai interval dari setiap deskriptor. Deskriptor terdiri dari satu pasang kata sifat yang saling berlawanan untuk mendeskripsikan sisi negatif atau positif dari sifat yang diterapkan. Nilai interval terdiri dari 1-5 di mana 1 berarti nilai paling rendah dan 5 berarti nilai paling tinggi.
Petunjuk Pengisian
Dalam perjalanan karir Saudara sebagai dosen, telah banyak hal Saudara lakukan dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Lembar Deskripsi Diri Dosen digunakan sebagai alat bagi dosen untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi seorang dosen atas prestasi dan/atau kontribusi yang telah dilakukan dalam menjalankan karirnya sebagai dosen, khususnya berkenaan dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Untuk setiap butir isian, deskripsikan diri Saudara secara tertulis sesuai dengan aspek yang diminta. Contoh berikut memberi gambaran isian terhadap aspek prestasi kerja dalam beberapa tahun terakhir.
Contoh Deskripsi:
Komponen : Pengembangan Kualitas Pembelajaran
Pernyataan Dosen :
Dari hasil evaluasi terhadap proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini, saya mulai menyadari bahwa mahasiswa saya mengalami kesulitan dalam memahami substansi perkuliahan yang saya berikan, ketika saya sajikan tanpa bantuan media visual. Saat itu saya belum memahami teknologi media dan saya mulai mempelajarinya. Saya bersyukur bahwa fasilitas kelas saat ini sudah jauh lebih baik, karena sebagian kelas sudah dilengkapi dengan komputer dan projektor LCD untuk memudahkan penyampaian materi kepada mahasiswa. Secara bertahap saya mulai menerapkan pemakaian media visual dalam perkuliahan, sehingga saya dapat memberi banyak ilustrasi dan melengkapi presentasi perkuliahan dengan animasi untuk memperjelas konsep, bahan, materi, proses terkait dengan bidang ilmu yang saya ajarkan. Ternyata kelas menjadi lebih bergairah dan hidup, serta mahasiswa lebih memahami materi yang saya berikan. Implikasi dari suasana pembelajaran itu, tampak dari prestasi mahasiswa yang meningkat jika dilihat dari sebaran nilai ujian dan membaiknya kualitas tugas mahasiswa. Sekarang, semakin banyak dosen di universitas saya yang mengikuti pendekatan pembelajaran seperti ini ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- dst
DESKRIPSI DIRI DOSEN
Deskripsikan dengan jelas apa saja yang telah Saudara lakukan yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, yang berkenaan dengan hal-hal berikut. Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh nyata yang Saudara alami/lakukan dalam kehidupan profesional sebagai dosen.
A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran
A.1. Berikan contoh nyata semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya !
Deskripsi:
FENOMENA yang cukup jelas terlihat di kalangan mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara umumnya adalah kurangnya motivasi belajar. Kesan yang saya peroleh adalah bahwa mahasiswa tidak punya motivasi yang kuat untuk belajar di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, hal ini terlihat kurangnya dinamika mahasiswa untuk membangun kreativitas pengembangan diri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya, mahasiswa lebih suka belajar pasif (menerima bahan kuliah dari dosen) ketimbang secara aktif berperan menjadi subjek yang belajar. Sedangkan di luar kelas, semestinya perpustakaan ramai dikunjungi dan muncul kelompok-kelopmpok diskusi, tetapi tidak demikian adanya. Ini merupakan salah satu kendala yang sangat serius yang harus segera diatasi. Menghadapi fenomena ini, maka setiap kali akan memberikan kuliah terlebih dahulu saya memberikan motivasi kepada mahasiwa.
Motivasi pertama yang saya sampaikan adalah tentang pentingnya keseriusan dan kerja keras dalam belajar, sebab sekalipun sudah serius dan kerja keras mungkin saja hasil yang didapatkan tidak maksimal, bahkan mungkin separuhnya tidak akan tercapai, apalagi tidak serius dan terkesan setengah hati, maka berapa lagi hasil yang mungkin akan didapatkan, tentu saja tidak akan maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saya juga menyampaikan bahwa manusia hanya wajib bekerja sedaya mampu (yang disebut sebagai proses) sedangkan hasilnya tidak wajib didapatkan, tergantung kemurahan Allah Swt. (walaupun harus diyakini bahwa Tuhan tidak pernah zalim, siapa yang sungguh-sungguh pasti akan mendapat, demikian kata pepatah Arab) (yang disebut sebagai hasil atau goals). Motivasi selanjutnya adalah memberi penekanan agar mahasiswa mencermati urgensi pokok bahasan dengan kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa. Di awal-awal perkuliahan biasanya saya melakukan brainstorming terhadap mahasiswa tentang manfaat pembelajaran topik bahasan yang akan dikuliahkan dengan peran mereka ketika akan terjun ke tengah-tengah masyarakat nanti setelah selesai kuliah dari Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
Pada semester ganjil, mata kuliah yang saya ampu adalah mata kuliah komponen jurusan (dengan kode “MD”) yaitu Manajemen Organisasi Islam (MOI) dan Budaya Organisasi (BO), sedangkan pada semester genap saya mengampu mata kuliah komponen institut (dengan kode “INS”) yang termasuk ke dalam Kurikulum Nasional (Kurnas) yaitu Manajemen Organisasi (MO). Ketiga mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sifatnya aplikatif yang membutuhkan model pembelajaran kreatif dan aktif. Mahasiswa dituntut selain memiliki konsep-konsep yang sifatnya teoritis tentang organisasi, budaya dan manajemen, juga nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari ketiganya merupakan hal-hal yang sifatnya harus terlihat dalam penerapan yang sesungguhnya, sehingga akan dapat dijadikan contoh untuk perbaikan sikap dan perilaku. Artinya, ketiga mata kuliah yang saya ampu tidak cukup hanya mentransfer ilmu yang hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi harus pula terlampaui aspek apektif dan psikomotorik para mahasiswa. Oleh karena itu, model pembelajaran yang saya terapkan adalah model pembelajaran humanistik dengan strategi yang bervariasi agar ketiga aspek tersebut dapat dicapai. Misalnya, di kelas saya arahkan untuk diskusi terlebih dahulu, kemudian mahasiswa diarahkan melakukan observasi ke satu lembaga (organisasi) mulai dari yang paling dekat dengan lingkungan tempat tinggal mereka hingga ke lembaga yang sudah mapan, seperti organisasi sosial keagamaan, organisasi bisnis keislaman (BMT dan Bank-Bank Syari’ah atau Bank Mu’amalat) dan sebagainya untuk melihat dari dekat penerapan teori-teori yang telah didiskusikan, kemudian mahasiswa ditugaskan melihat secara cermat dan mencatat hasil setiap aktivitas yang dilakukan untuk kemudian dituangkan ke dalam laporan tertulis, kemudian sebagai umpan baliknya, mahasiswa ditekankan agar menerapkan prinsip-prinsip yang dianggap sudah sesuai antara konsep dan realitas di lapangan. Model pembelajaran ini membawa hasil yang cukup positif, di mana terlihat mahasiswa sangat antusias dan bersemangat untuk melaksanakan penugasan tersebut. Buktinya, ketika dilakukan diskusi terhadap laporan yang disampaikan tergambar dinamika yang berbeda. Terlihat keaktifan mahasiswa untuk mengeksplor hasil kerja mereka dan terlihat juga ada perubahan perilaku yang signifikan bagi sebahagian mahasiswa untuk disiplin ketika sedang dalam perkuliahan.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang saya terapkan mahasiswa diberikan bahan-bahan berupa diktat, pemanfaatan teknologi informasi (pembelajaran dengan model sibernetik) yang dikemas ke dalam bentuk powerpoint. Di samping itu, pada materi-materi tertentu mahasiswa juga dibekali dengan bahan yang ditransfer ke dalam bentuk CD-RW. Selain itu, untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan bahan-bahan kuliah saya juga sediakan web/blog yang saya kelola sendiri, yaitu www.manajemendakwah-iainsu-medan.blogspot.com. Sedangkan untuk penugasan-penugasan tertentu, biasanya saya menyampaikannya lewat e-mail masing-masing mahasiswa dan ada juga yang melalui pemanfaatan situs pertemanan facebook. Dengan pemanfaatan teknologi informasi ini nampaknya mahasiswa yang saya didik semakin dinamis dan kreatif. Buktinya dalam diskusi-diskusi kelompok terlihat antusiasme mereka dan peningkatan pola pemahaman mereka terhadap materi-materi yang sedang didiskusikan.
A.2. Berikan contoh nyata kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Deskripsi:
BIASANYA pada awal-awal semester perkuliahan saya melakukan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa yang akan saya didik. Hal ini terutama tujuannya agar muncul rasa saling menghargai, sehingga masing-masing akan merasa bertanggung jawab yang terwujud pada komitmen untuk selalu disiplin. Sesuai kontrak yang telah disepakati bersama ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, jika dilanggar maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesepakatan.
Biasanya saya akan masuk kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bahkan jika tidak ada tugas akademik di Jurusan MD (saya saat ini sedang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Jurusan MD) yang menghalangi, saya akan lebih awal memasuki kelas. Namun kelas akan tetap dimulai sesuai jadwal. Saya selalu berpatokan terhadap kontrak yang telah disepakati, misalnya saya harus datang tepat waktu dan jika ada halangan sehingga terlambat masuk atau tidak bisa masuk maka saya harus memberitahukannya terlebih dahulu, baik melalui akademik atau menghubungi petugas kelas (kosma) untuk diberitahukan kepada mahasiswa lainnya. Demikian juga bila mahasiswa berhalangan hadir maka harus melalui surat, sedangkan toleransi untuk keterlambatan disepakati biasanya 15 menit, selebihnya boleh masuk tetapi dihitung tidak hadir. Sesuai dengan peraturan di Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara bahwa perkuliahan 2 SKS harus memenuhi minimal 12 kali tatap muka (belum termasuk ujian mid semester) dan kehadiran mahasiswa harus terpenuhi minimal 75% untuk bisa mengikuti ujian final (akhir semester). Artinya jika seorang mahasiswa tidak hadir atau dihitung tidak hadir karena terlambat lebih dari 15 menit sebanyak lebih dari 25% maka tidak boleh mengikuti ujian final (semester) dan harus mengulang kembali. Di dalam perkuliahan saya tetap komitmen bahwa mahasiswa memang harus diberikan penghargaan yang tinggi, maka setiap ide dan pendapat yang dilontarkan dalam perkuliahan saya berikan apresiasi sebagai saving nilai quiz, tidak melihat berpatokan kepada kontennya, tetapi karena keaktifannya memberikan ide dan pendapat. Misalnya, saya mengatakan bahwa Allah Swt. telah memberikan kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan pikiran itu, maka sayang rasanya jika tidak mau memberikan komentar dari apa yang dipikirkan terhadap materi yang dikuliahkan. Seusia kalian, demikian saya katakan, saya tidak hanya aktif di kelas, tetapi ide dan pendapat saya juga saya tuliskan di media massa (surat kabar maupun majalah). Saya katakan bahwa ketika saya mulai menulis di surat kabar saya mulai dari rubrik pembaca menulis, karena biasanya pemuatannya tidak melalui seleksi yang ketat sebagaimana opini atau artikel, dan modalnya sangat murah antar ke meja redaksi, beberapa hari kemudian akan diterbitkan. Apabila sudah terbit, maka akan muncul kepuasan tersendiri bagi si penulis. Setelah rasanya agak mapan dan kemungkinan sudah dikenal oleh redaktur atau personal media dimaksud, maka saya mencoba beralih untuk menulis artikel singkat, ruang remaja, kemudian barulah opini yang lebih tinggi bobotnya. Alhamdulillah banyak tulisan yang dimuat, kendati tetap saja ada yang tidak dimuat. Saya katakan bahwa prinsip utama yang harus diperpegangi adalah komitmen untuk mau menulis dan mau mengantar atau mengirimnya ke meja redaksi.
Saya sering mengatakan bahwa dalam perkuliahan, saya dengan mahasiswa adalah mitra. Sebagai seorang mitra, saya berusaha untuk selalu terbuka terhadap berbagai problema yang hadapi para mahasiswa, bukan saja dalam hal pembelajaran tetapi juga persoalan-persoalan pribadi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keseriusan mereka dalam perkuliahan. Oleh karena itu yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah sharing. Informasi yang didapatkan mahasiswa belum tentu saya ketahui, demikian juga sebaliknya, maka dengan sharing berarti saya dengan para mahasiswa berbagi informasi. Berangkat dari hubungan kemitraan ini, maka saya sampaikan kepada para mahasiswa bahwa jika saya salah Anda boleh mengkritik, tetapi tentu dengan kritik yang konstruktif bukan destruktif atau menyudutkan. Kritikan tentu juga tidak apologi, tetapi harus punya landasan berpikir yang logis, punya argumen yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan penekanan ini, maka mahasiswa biasanya akan lebih berani untuk mengungkapkan sesuatu yang menurut mereka tidak maching dengan hasil penelusurannya. Oleh karena itu, ruang untuk berdebat atau berdiskusi biasanya akan lebih seru dan berbobot. Saya juga tidak akan segan untuk mengatakan bahwa suatu persoalan belum pernah saya elaborasi, maka jika dalam kesempatan itu tidak bisa tuntas akan dibuka kembali pada kesempatan berikutnya dengan mengambil sedikit waktu dan ruang untuk membahasnya, sebelum memasuki topik lain.
Kendati tidak rutin, saya juga pernah meminta kepada mahasiswa yang yang didik untuk membuat penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan terhadap mereka selama ini. Mahasiswa disarankan untuk membuat penilaian obyektif atas apa saja yang sudah bagus yang perlu dipertahankan dan apa saja yang masih perlu pembenahan ke depan. Hasilnya cukup membantu saya untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Demikian juga, saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, terutama teman-teman yang sudah senior. Di dalam diskusi tersebut saya ungkapkan masalah-masalah yang saya hadapi, kemudian saya meminta untuk diberikan kritikan dan saran perbaikan. Dalam posisi seperti ini saya memang sering disudutkan dan dikritik secara terbuka, tetapi bagi saya hal seperti ini harus saya lakukan demi perbaikan model pembelajaran saya ke depan. Yang terpenting bagi saya adalah muncul saling percaya di antara sesama dan komitmen untuk memperbaiki diri, sebab bisa sharing pengalaman.
B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian
B.1. Sebutkan produk karya-karya ilmiah (buku, artikel, paten, dll) yang telah Saudara hasilkan dan pihak yang mempublikasikannya. Bagaimana makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan. Jelaskan bila karya tersebut memiliki nilai inovatif
Deskripsi:
ADA beberapa judul tulisan saya yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku dan jurnal ilmiah, misalnya: 1) “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer (Bandung: Citapustaka Media, 2006) dan “Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam” dalam Jurnal Ilmiah Warta Dharmawangsa yang diterbitkan oleh Universitas Dharmawangsa Medan pada tahun 2006. Kedua tulisan ini sekalipun tidak berkaitan langsung dengan mata kuliah yang saya ampu, tetapi ketika membahas topik “bentuk-bentuk organisasi Islam” yang dikembangkan ke dalam organisasi Islam internasional pada mata kuliah Manajemen Organisasi Islam akan memiliki muatan yang sangat relevan. Salah satu problematika organisasi Islam internasional adalah lemahnya pemanfaatan media-media internasional. Sedangkan pihak Barat justru sebaliknya, demikian gencarnya memanfaatkan media-media internasional. Sehingga, dengan doktrin “news free flow” yang diembannya berusaha menyebarkan semua informasi yang dapat menguntungkan pihak mereka. Berita-berita yang dikembangkan lebih banyak bersumber dari negara-negara berkembang. Sementara itu, sebahagian besar negara-negara berkembang adalah negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim. Jika berita yang ditonjolkan hal-hal yang positif seperti pembangunan, prestasi, dan sebagainya, tentu tidak masalah, bahkan akan meningkatkan harkat dan martabat dunia Islam di mata internasional, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, di mana yang ditonjolkan adalah berita-berita “miring” terhadap Islam, seperti pertikaian, bom bunuh diri, gempa bumi, banjir, dan seterusnya. Pada hakikatnya berita-berita itu akan memperburuk citra negara-negara berkembang khususnya dunia Islam di mata internasional. Persoalan inilah yang tidak bisa diimbangi oleh organisasi-organisasi Islam internasional, sekalipun sebenarnya di dalam dunia Islam dikenal kantor-kantor berita dan media yang sudah go internasional seperti IRNA, IRA, atau AlJAZEERA, dan sebagainya. Harus diakui masih kalah dengan kantor-kantor berita dan media milik Barat seperti Associated Press (AP), Reuters, The New York Times, dan sebagainya. Oleh karena itu, hingga saat ini Barat tetap menguasai media, yang berarti menguasai dunia. “Siapa yang menguasai informasi, maka dialah yang menguasai dunia”, demikian salah satu ungkapan Napoleon Bonaparte. 2) “Ontologi Komunikasi Islam” dalam Jurnal Ilmiah An-Nadwah yang diterbitkan oleh Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara pada tahun 2009 ini berisi tentang salah satu bagian dari filsafat sebagai landasan dalam membangun kerangka keilmuan komunikasi Islam. Di sini yang dikaji adalah obyek formal dan obyek material komunikasi Islam. Obyek formal ilmu komunikasi Islam tidak lain adalah segala pesan (message) yang sesuai dengan ajaran Islam dengan berdasarkan kepada Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Sedangkan obyek material ilmu komunikasi Islam adalah umat manusia secara keseluruhan. Maksudnya, sesuai tujuan komunikasi Islam bahwa bukan saja umat Islam (muslim) yang menjadi obyeknya, tetapi juga seluruh umat manusia (berarti termasuk di dalamnya non-muslim). Jadi, ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas tentang manusia. Jika dilihat dari makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan, maka yang menjadi agenda utama gagasan ini adalah untuk mencari secara kokoh dan kuat kerangka keilmuan komunikasi Islam. Sebab belakangan diskursus mengenai komunikasi Islam semakin menggeliat, terutama sejak adanya kekhawatiran bahwa komunikasi yang selama ini (Barat oriented) semakin menampakkan “borok-boroknya” terutama dalam hal kekhawatiran yang terus-menerus terhadap paham materialisme yang diembannya. Menguatnya komunikasi yang berbasis agama, termasuk komunikasi Islam—jika kerangka keilmuannya berkembang secara terus-menerus dan semakin kokoh—akan bisa dijadikan sebagai komunikasi alternatif. Adapun relevansinya dengan mata kuliah yang saya ampu terutama ketika membahas “peranan komunikasi dalam organisasi” pada mata kuliah Manajemen Organisasi. Ke dalam persoalan ini, maka prinsip-prinsip komunikasi Islam menjadi sangat penting untuk membangun iklim komunikasi yang kondusif di dalam suatu organisasi. 3) “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010). Tulisan ini menganalisis tentang konsepsi Islam yang komperehensif dalam pandangan Ikhwanul Muslimin sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari message dakwah yang mereka jalankan. Orang-orang Ikhwan, selain sebagai Muslim sejati, juga manusia-manusia biasa yang hidup dengan liku-liku kehidupan manusia lainnya. Ketika waktunya untuk beribadah atau shalat, mereka berbondong-bondong dan meninggalkan segala aktivitas untuk memenuhi panggilan-Nya, menuju kehadirat-Nya, setelah itu mereka kembali beraktivitas sebagaimana layaknya orang lain, bekerja, belajar, berolahraga, berkeluarga, dan seterusnya. Relevansinya dengan pengembangan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu adalah bahwa manusia memang membutuhkan hubungan vertical dengan Tuhannya dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan lingkungannya. Di dalam pembahasan tentang “pentingnya manusia berorganisasi” salah satu alasan yang dikembangkan adalah bahwa manusia tidak bisa hidup secara normal tanpa bantuan orang lain. Kebutuhannya secara maksimal tidak akan terpenuhi secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itulah manusia harus bergaul, berhubungan dengan orang lain. Pada tahapan lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan tertentu—bukan hanya fisiologis, tetapi juga psikologis—manusia harus saling berkelompok atau berorganisasi.
B.2. Berikan contoh nyata konsistensi dan target kerja yang Saudara tunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian.
Deskripsi:
SAYA punya prinsip: “Kerjakan yang terbaik di mana dan kapanpun”. Prinsip ini menjadi magnet yang luar biasa bagi saya. Bahwa saya yakin, jika saya bekerja dengan segala kemampuan yang ada, maka akan menghasilkan yang terbaik. Tetapi apakah pekerjaan itu akan dinilai orang lain sebagai yang terbaik? Sebenarnya hal itu tidak menjadi persoalan utama bagi saya, yang terpenting adalah bahwa saya telah berusaha atau bekerja secara maksimal menurut kemampuan saya, berarti bagi saya itulah yang terbaik. Misalnya, ketika saya ditugaskan oleh pimpinan Fakultas untuk membantu menyusun buku Panduan Praktikum Ibadah bagi Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara, maka dengan segala kemampuan yang saya miliki saya berusaha dan bekerja keras untuk menyusunnya. Dan saya berharap itu menjadi yang terbaik. Sekalipun setelah dicetak ternyata di sana-sini masih banyak yang perlu disempurnakan. Tapi bagi saya, saya sudah mengusahakannya untuk yang terbaik. Saya membaca buku-buku rujukan, bertanya kepada yang lebih senior yang punya kapabilitas untuk itu, saya searching di internet, saya cari bahan-bahan perbandingan, demikianlah seterusnya. Di samping itu, tentu saya punya target untuk menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditetapkan, jika memungkinkan sebelum habis batas waktu yang diberikan. Alhamdulillah tugas itu saya selesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Demikian juga, ketika saya diminta untuk ikut serta dalam Pelatihan Dosen Agama Tingkat Dasar se-Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam beberapa waktu yang lalu, saya menjalani dengan penuh harapan dan komitmen untuk mengembangkan potensi diri. Saya berusaha yang terbaik. Saya belajar, berdiskusi, bersosialisasi, berinteraksi, membaur dengan sesama dan memberikan yang terbaik yang ada dalam diri saya. Hasilnya cukup lumayan, sekalipun tidak yang terbaik, tetapi saya dapatkan 10 besar dari 30 peserta yang ikut. Satu hal yang menjadi target bagi saya adalah jika seandainya ilmu yang saya peroleh selama dalam pelatihan tidak bisa ditransfer kepada orang lain, maka saya harus memulainya dari diri saya sendiri. Begitulah target yang saya tanamkan dalam semua kerja atau kegiatan yang saya ikuti. Jika saya tidak dapat “mewarnai”, maka minimal saya harus menjadi diri saya.
C. Pengabdian kepada Masyarakat
C.1. Berikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Deskripsikan dampak perubahan dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan tersebut !
Deskripsi:
SEBAGAI seorang alumni Manajemen Dakwah saya memiliki pemahaman tentang dasar-dasar manajemen lembaga, oleh karena itu ketika pada tahun 2008 lalu saya ditawari untuk ikut bergabung dengan Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan maka saya merasa tertantang untuk mengikutinya. Saya ditunjuk sebagai sekretaris umum. Yayasan masyarakat yang di dalamnya terdiri dari 3 komponen (Masjid, Tanah Wakaf Pekuburan dan SMP Nurul Hasanah) ini merupakan bagian dari pengabdian saya terhadap masyarakat sekaligus penerapan ilmu-ilmu manajemen yang saya dapatkan semasa kuliah S1 dari Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Demikian juga semakin terlengkapi dengan lulusnya saya dari Komunikasi Islam PPs IAIN Sumatera Utara (2008).
Ada perubahan signifikan yang terjadi di yayasan tersebut, yaitu saya upayakan agar setiap kegiatan tercatat dengan baik, saya benahi sistem administrasinya, saya benahi pola rekruitmen tenaga administrasi dan tenaga pendidiknya. Saya usulkan agar ada fit and profert test terhadap mereka, di samping itu juga saya usulkan agar ada skala prioritas terhadap putra-putri tempatan, agar yayasan tersebut memang merasa dimiliki oleh masyarakat sekitar. Usulan ini mendapat sambutan positif dan hingga saat ini, sekalipun belum berimbang, cukup banyak putra-putri tempatan yang mengabdi di sana. Padahal sebelumnya ketika belum nampak gebrakan-gebrakan untuk membenahi sistem administrasi dan pola rekruitmen pegawai dan tenaga pendidik, masyarakat sekitar merasa bahwa yayasan tersebut hanyalah sebagai beban, tidak nampak kontribusi apa yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Anggapan itu berangsur-angsur berubah, terutama setelah terlihat hasil yang signifikan dari adanya pembenahan dan pembaharuan. Saat ini masyarakat sudah sangat antusias untuk ikut serta menggalakkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dipelopori oleh yayasan tersebut, misalnya dapat dilihat pada saat pemugaran masjid, masyarakat bahu-membahu menyumbangkan harta, tenaga, dan dukungan agar mesjid segera terselesaikan. Tidak sekedar hanya bergabung pada Yayasan Nurul Hasanah, saya juga aktif mengisi khutbah jum’at di Mesjid tersebut.
Kegiatan lain sebagai upaya praktis pengembangan keilmuan manajemen dakwah yang saya peroleh adalah bergabung dengan organisasi-organisasi profesi da’i seperti Forum Solidaritas Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) dan Asosiasi Intelektual, Da’i dan Qori’ (ASSIDQI) Kota Medan.
Sementara itu, di kalangan internal kampus saya juga ditunjuk sebagai anggota Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) (2008-2009 tingkat institut) yang di antara tugasnya adalah melakukan pembinaan lembaga keagamaan di desa-desa binaan. Pada tahun 2008 s/d sekarang untuk tingkat fakultas saya dipercayakan sebagai sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu tugas yang dibebankan kepada kepengurusannya adalah mengarahkan anggota secara bersama melakukan kunjungan ke tempat peserta yang kebetulan mengalami sakit atau musibah lainnya. Demikian juga mengarahkan anggota untuk mengikuti arisan, sebab acara arisan merupakan bagian yang include di dalam program badan ini. Badan ini merupakan jembatan yang menghubungkan silaturrahmi di antara semua anggota yang nota bene adalah pegawai dan dosen fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara.
C.2. Berikan contoh nyata kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang Saudara tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat.
Deskripsi:
PENGALAMAN saya untuk bisa berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan semua pihak di tengah-tengah masyarakat berangkat dari keaktifan saya dalam mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial kemasyarakatan. Kedua hal ini sangat jelas membimbing saya untuk bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Sejak kuliah S.1 saya sudah aktif berorganisasi, baik di kampus maupun di luar kampus. Bahkan di semester III saya sudah ditunjuk sebagai Komisaris Mahasiswa (kosma/ketua kelas). Kemudian secara terus-menrus aktif mengikuti organisasi baik intra dan ektra-kampus. Sementara itu, di luar kampus saya aktif mengikuti pengajian dan perwiridan kaum Bapak di lingkungan tempat tinggal saya. Hasilnya sangat positif, saya dikenal masyarakat sekitar dan sering ditunjuk sebagai petugas dalam wirid: membawakan takhtim atau tahlil, do’a dan sebagainya, sehingga terjalinlah komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Pengalaman ini saya terapkan hingga sekarang. Saya selalu aktif mengikuti perwiridan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di sekitar tempat tinggal saya. Saya selalu ditunjuk untuk membawakan do’a dan tugas lainnya. Komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Misalnya, ketika anak saya mengalami kecelakaan, saya tidak menyangka bahwa masyarakat sekitar begitu banyak yang datang menjenguk, padahal saya baru sekitar kurang dari 2 bulan tinggal di daerah tersebut. Begitulah ternyata jika kita mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan orang lain, maka hubungan kekeluargaan itu demikian akrabnya. Saya sangat yakin bahwa memang jalinan komunikasi dan silaturrahmi yang baik akan menambah rezeki dan memanjangkan umur kita. Bukankan itu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.?
Pergaulan dengan teman sejawat juga mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat. Dalam berbagai kesempatan saya sering berdiskusi dengan teman-teman sejawat, tujuannya sangat beragam, tidak terkecuali membicarakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di tengah-tengah masyarakat. Sharing pengalaman ini ternyata sangat berguna untuk mencarikan solusi dan mendengarkan masukan-masukan dari teman-teman sejawat, untuk kemudian diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk lingkup yang lebih luas, saya mengikuti organisasi-organisasi profesi da’i dan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan seperti FORSID-SU dan ASSIDQI Kota Medan. Selain menjalin silaturrahmi dengan beragam tipe intelektual, da’i dan qori’, juga memupuk kelihaian dalam berkomunikasi, sebab di dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan akan terjalin komunikasi di semua pihak. Hal itu membuat saya lebih berani menyampaikan pendapat di tengah-tengah orang banyak. Pengalaman ini banyak mempengaruhi pola komunikasi saya di tengah-tengah masyarakat, terutama juga terkait dengan profesi saya sebagai seorang da’i dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman di tengah-tengah masyarakat.
D. Manajemen/Pengelolaan Institusi
D.1. Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas, jurusan, laboratorium, manajemen sistem informasi akademik, dll), implementasi kegiatan, dan bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.
Deskripsi:
SEBAGAI dosen yang mengampu mata kuliah Manajemen Organisasi saya merasa bahwa saya punya tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas manajemen atau pengelolaan Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara. Salah satu yang harus secara terus-menerus dibenahi adalah model praktikum Fakultas dan Jurusan masing-masing. Saya berpikir bahwa untuk mengoptimalkan peran kepala laboratorium jurusan, maka sebaiknya disediakan ruang khusus baginya dengan segala perangkat yang mungkin untuk disediakan. Kontribusi pemikiran ini mendapat tanggapan positif dari pimpinan Fakultas, maka sekarang ini setiap jurusan sudah memiliki ruangan laboratorium masing-masing.
Khusus untuk jurusan Manajemen Dakwah, karena saya memang salah seorang alumninya dan mengampu mata kuliah manajemen organisasi, maka sejak September 2007 silam dipercayakan untuk mengelola labornya. Dalam perjalanannya, saya melihat bahwa format praktikum jurusan MD mulai dari semester V tidak relevan lagi dengan kebutuhan mahasiswa. Pada semester V yang sebelumnya materi praktikum yang disampaikan adalah Identifikasi Ayat-Ayat Manajemen Dakwah padahal di dalam perkuliahan ternyata juga sudah ada mata kuliah Tafsir Tematik Manajemen Dakwah. Artinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah didapatkan dalam perkuliahan reguler. Oleh karena itu, saya mengusulkan untuk diganti dengan “Manajemen Lembaga Keislaman”, maka setelah disetujui, pada tahun 2008 Mahasiswa MD sudah menjalankan praktikum Manajemen Lembaga Keislaman. Ada yang ke BAZDA Sumut, ke Kantor KUA Kecamatan, ke BMT, dan ada yang ke KBIH-KBIH. Di samping itu, format praktikum semester VI juga saya usulkan untuk diganti dari Praktikum Khutbah/Pidato menjadi Praktikum Manasik Haji. Jadi, mulai tahun ini usul ini sudah disepakati dan dijalankan sebagai praktikum di semester VI. Bahkan agar lebih memantapkan program para mahasiswa diarahkan ke Asrama Haji Medan untuk melakukan praktek manasik haji setelah mereka diberikan bimbingan dan simulasi praktek di lingkungan kampus. Pimpinan fakultas sangat mendukung kegiatan praktikum ini, bahkan diberikan usulan agar yang menanganinya adalah dosen-dosen yang memang sudah terbiasa dengan pelaksanaan manasik haji, atau minimal dosen-dosen yang sedang menjalankan manasik haji, sebab segala sesuatu yang terkait dengan praktikum manasik haji masih segar dalam ingatan mereka.
D.2. Berikan contoh nyata kendali diri, tanggungjawab, dan keteguhan pada prinsip yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.
Deskripsi:
KENDALI diri saya berada pada pemahaman saya tentang arti hidup dan kehidupan di mana “Hidup adalah pilihan”. Secara sadar saya yakin Allah Swt. sebagai Pencipta telah memberikan potensi kepada saya baik yang sifatnya fisik: penglihatan, pendengaran, dan fungsi-fungsi inderawi lainnya, maupun psikis: hati, akal, perasaan, dan fungsi-fungsi psikis lainnya, maka saya harus mengoptimalkannya sesuai dengan kemampuan saya. Jika sudah difungsikan secara optimal, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya. Toh, Dia Yang Maha Tahu, apakah hasil dari optimalisasi fungsi-fungsi fisik dan psikis itu akan secara langsung diberikanNya atau akan ditunda, atau bahkan digantiNya dalam bentuk lain yang mungkin tidak sesuai tetapi lebih berguna dari yang diharapkan. Bagi saya, sesuai perintahNya bahwa manusia hanya wajib berusaha sekuat tenaga, sedangkan masalah hasil sepenuhnya diserahkan kepada kehendakNya (tawakkal ‘ala-llah). Dengan pemahaman ini, maka saya selalu berhusn adz-dzan terhadap Sang Pencipta, bahkan kepada sesama sekalipun. Kalau saya bersu’ adz-dzan misalnya, saya sudah tahu bahwa itu dosa, lantas apa hasilnya untuk saya. Apakah dengan ber-su’ adz-dzan akan mengubah segalanya? Belum tentu. Kalau toh belum tentu, maka apa manfaatnya bagi saya. Tapi jika saya berbaik sangka, maka saya akan tenang dan akan terkendali. Saya yakin itu yang terbaik.
Dengan pemahaman ini, bila mendapatkan nikmat saya akan dan harus bersyukur, bila mendapat cobaan saya berusaha untuk bersabar. Yang terpenting sekali lagi adalah bahwa saya harus berusaha yang terbaik di mana dan kapanpun. Tentu yang terbaik dalam ukuran kemampuan saya, bukan kemampuan orang lain, sekalipun harus bisa diukur oleh orang lain. Atau dengan kata lain mengikuti standar-standar yang terukur oleh ketentuan-ketentuan yang umum.
Jika saat ini saya diberikan amanah sebagai seorang tenaga pendidik dan juga ikut serta mengelola jurusan, maka bagi saya ini adalah tanggung jawab yang mesti dipertanggungjawabkan baik di sisi manusia maupun di sisi Tuhan. Oleh karena itu, saya selalu mengupayakan yang terbaik. Menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab sedaya mampu saya. Apa yang bisa saya kerjakan hari ini, maka harus saya kerjakan, kenapa harus menunggu besok? Saya yakin keikutsertaan saya di dalam suatu tugas adalah merupakan proses yang semestinya tidak saya sia-siakan untuk memperoleh hasil yang mungkin tidak langsung pada saat itu juga tetapi suatu saat nanti. Inilah proses pengembangan diri yang harus saya jalani dan jiwai secara baik. Dengan demikian, bagi saya proses dan hasil keduanya menjadi sangat penting, bahkan ada kalanya proses lebih penting daripada hasil, sebab proseslah yang bisa diukur, sedangkan hasil tidak sepenuhnya bisa diukur karena tergantug kemurahan Allah Swt. untuk memberikannya. Oleh karena itu, proses dan hasil harus sama-sama diperhatikan. Saya yakin jika prosesnya maksimal, maka hasilnya juga akan baik. Dan jika ternyata hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, maka akhirnya saya harus kembali kepada konsep “Tuhan lebih mengetahui yang terbaik bagi saya. Mungkin inilah yang terbaik untuk saat ini. Dan di balik semua ini pasti ada hikmahnya”.
Implikasi dari sikap saya ini membawa hasil yang cukup diperhitungkan. Buktinya, tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya bisa saya selesaikan secara baik dan tepat waktu, seperti mengelola praktikum secara baik, mengadakan seminar-seminar proposal skripsi mahasiswa secara lebih teratur, memberikan laporan mahasiswa secara berkala, dan seterusnya. Tentu saja saya tidak menafikan peran semua pihak terutama di jurusan yang telah bahu-membahu melaksanakan tugas-tugas yang diembankan kepada kami sebagai pengelola jurusan.
E. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa
E.1. Berikan contoh nyata peran Saudara sebagai dosen, baik berupa kegiatan maupun pemikiran dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa dan bagaimana dukungan institusi dalam implementasinya.
Deskripsi:
DALAM upaya peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa, saya mengusulkan agar mahasiswa ikut aktif di dalam organisasi baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Mahasiswa harus berorganisasi, tetapi tentu tidak menjadikannya sebagai tujuan. Ikut serta berorganisasi berarti mengambil pelajaran dan manfaat daripadanya. Di dalam organisasi dikembangkan demokratisasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, dan praktek mengelola kegiatan-kegiatan. Semua itu harus dipelajari dan kesemuanya hanya akan didapatkan dengan mengikuti suatu organisasi, sedangkan di perkuliahan mungkin saja hanya diberikan teori-teorinya plus sedikit melakukan praktek ke lapangan, tetapi tentu saja tidak terlibat langsung sebagai subyek yang berperan aktif. Oleh karena itu, jelas semakin komplit apabila mahasiswa berperan aktif mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan.
Di samping itu, saya juga melakukan pembinaan terhadap mahasiswa yang tergabung dalam grup diskusi al-‘Idarah yang kegiatannya dipusatkan di Fakultas Dakwah dan Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN Sumatera Utara. Setiap ada topik yang menarik dan hangat, saya ajak anggotanya untuk berdiskusi. Misalnya, yang paling terbaru adalah diskusi tentang: “Boikot Facebook yang Membuat Event Menggambar Nabi Muhammad”. Topik itu ternyata sangat hangat didiskusikan. Masing-masing peserta memberikan pendapat dengan berbagai argumen yang terkadang tidak pernah kita pikirkan. Begitu dinamis dan hangat. Sebagaimana biasa, saya hanya memberikan konklusi di akhir pertemuan dengan penekanan bahwa yang saya sampaikan tidak final dan mengikat, sekalipun demikian saya tetap menutupnya: “Jika Anda setuju dengan konklusi ini berarti Anda menutup ruang perdebatan selanjutnya, maka carilah informasi yang lain, jika memungkinkan topik ini akan dibicarakan kembali pada diskusi selanjutnya dengan memanfaatkan waktu yang terbatas sebelum masuk pada topik lain”.
Dukungan institusi khususnya Fakultas Dakwah dalam kaitannya dengan implementasi menggugah kesadaran mahasiswa akan pentingnya turut serta berorganisasi adalah dengan memberikan support atau dukungan terhadap semua elemen mahasiswa. PD III Fakultas Dakwah dalam suatu kesempatan pernah mengemukakan bahwa alumni fakultas dakwah yang aktif berorganisasi tidak ada yang menganggur setelah selesai kuliah. “Boleh dicek, tapi jika Anda datang, kuliah, pulang, maka saya tidak yakin Anda akan berhasil”, katanya. Oleh karena itu, menurutnya, mahasiswa fakultas dakwah harus aktif berorganisasi, sebab begitu banyak ilmu yang didapatkan di sana. Membangun relasi dengan orang lain, membuat kegiatan kemasyarakatan, melatih berkomunikasi, melatih jiwa kepemimpinan, dan sebagainya adalah ilmu-ilmu yang didapatkan di dalam berorganisasi. Support ini lebih lengkap lagi ketika beberapa tahun terakhir ini disediakan beasiswa dari dana DIPA kepada mahasiswa yang punya prestasi akademik, olah raga dan aktif dalam suatu organisasi kemahasiswaan.
E.2. Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa dan manfaat kegiatan baik bagi mahasiswa institusi Saudara, maupun pihak lain yang terlibat.
Deskripsi:
MAHASISWA bagi saya adalah mitra dalam proses pembelajaran. Sebagai mitra tentu ada kesejajaran dalam hal-hal tertentu, maka yang terbaik menurut saya adalah berinteraksi dengan mereka secara baik dan fair. Dengan begitu, maka mahasiswa akan merasa bahwa mereka sudah dewasa. Artinya, tidak lagi hanya sebagai obyek, tetapi justru sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya terjun langsung membina mereka dalam kelompok diskusi. Manfaatnya bagi mahasiswa adalah membantu mereka untuk lebih kreatif dan inovatif serta semakin berani mengemukakan pendapat. Sedangkan bagi institusi khususnya Fakultas Dakwah adalah bahwa mahasiswa menganggap mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari civitas akademikanya. Mereka juga sebagai subyek bukan lagi hanya sebagai obyek.
Di samping itu, sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD), saya selalu memantau kegiatan praktikum mereka, saya sering menanyakan bagaimana perkembangannya. Dalam kesempatan tertentu saya memanggil mahasiswa untuk datang ke kantor saya. Tujuannya adalah untuk berinteraksi dengan mereka serta mendapatkan informasi tentang kondisi mereka, terutama terkait dengan proses pembelajaran dan praktikum. Dengan suasana yang akrab, biasanya mahasiswa lebih terbuka dan akan menceritakan semua yang kita pertanyakan. Pola interaksi ini sangat menguntungkan mahasiswa, sebab secara langsung mereka dapat mengemukakan pendapat terkait dengan kegiatan pembelajaran dan praktikum tersebut. Demikian juga jika ada dosen yang tidak serius akan terungkap di sana. Jika demikian halnya, maka secara otomatis Fakultas Dakwah akan mendapatkan hasil yang positif, terutama tentang keberlangsungan proses pembelajaran dan praktikum yang diagendakan.
Saya juga menyarankan kepada mahasiswa agar selalu melakukan penjajakan terhadap lembaga-lembaga di luar kampus, terutama KBIH-KBIH dan BMT-BMT sebagai tempat praktek kerja lapangan, bahkan jika memungkinkan sebagai lowongan tempat bekerja bagi mereka. Sebab beberapa di antara KBIH dan BMT tersebut sempat saya temui pimpinannya agar memberikan kesempatan kepada mahasiswa jurusan MD khususnya, untuk melakukan praktek kerja lapangan atau magang, dan jika memungkinkan untuk memberikan prioritas kepada alumni MD untuk bekerja di sana. Pola penjajakan dan interaksi ini cukup positif dan beberapa di antara pimpinan tersebut mengatakan akan mempertimbangkannya, hanya saja selama ini belum ada yang datang melamar pekerjaan ke sana, tetapi jika ada akan menjadi pertimbangan mereka. Sebab dalam penjajakan tersebut, saya katakan juga bahwa di jurusan MD khususnya dipelajari tentang Kewirausahaan, Manajemen Koperasi, Manajemen Nirlaba, Manajemen Wisata Haji dan Umrah, Manajemen ZIS, dan Manajemen Keuangan.
PERNYATAAN DOSEN
Saya dosen yang membuat diskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun termasuk penghentian tunjangan dan mengembalikan yang sudah diterima apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar
Medan, 21 Mei 2010
Dosen Yang Diusulkan
(Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19740807 200604 1 001
Saya sudah memeriksa kebenaran diskripsi diri ini dan bisa menyetujui semua isinya
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara
(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A)
NIP. 19641210 198902 1 001 Mengetahui,
Ketua Jurusan MD,
(Dra. Rosmani Ahmad, M.A.)
NIP. 19490121 198302 2001
NAMA LENGKAP : HASNUN JAUHARI RITONGA, M.A.
NOMOR PESERTA : 102 1017 1 331 5947
PERGURUAN TINGGI : IAIN SUMATERA UTARA
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.
Nomor Peserta : 102 1017 1 331 5947
NIP/NIK : 19740807 200604 1 001
Tempat dan Tanggal Lahir : Batang Garut, 7 Agustus 1974
Jenis Kelamin : □ Laki-laki
Status Perkawinan : □ Kawin
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : III/b / Penata Muda Tk.I
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : IAIN Sumatera Utara
Alamat : Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Telp./Faks. : (061) 6615683
Alamat Rumah : Jl. Karya Jaya/Metrologi Gg. Karya Pribadi No. 62 D
Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Medan
Telp./Faks. : (061) 77837453 - 081362287493
Alamat e-mail : hasnun_jauhari_ritonga@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun
Lulus Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor) Perguruan Tinggi Jurusan/
Program Studi
2000 Sarjana Fak. Dakwah, IAIN Sumatera Utara Manajemen Dakwah (MD)
2008 Magister PPs IAIN Sumatera Utara Komunikasi Islam (KOMI)
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Jangka waktu
2007 Workshop Penelitian dan Praktik Lapangan Dosen IAIN-SU Puslit IAIN-SU 48 Jam
2007 Workshop Active Learning Bagi Dosen IAIN-SU UPMA IAIN-SU 40 Jam
2008 Workshop e-Learning Berbasis Web Bagi Dosen IAIN-SU Puskom IAIN-SU -
2010 Pelatihan TOEFL Bagi Dosen
IAIN-SU Pusbinsa IAIN-SU 48 Jam
2010 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dosen Tk. Dasar BDK Medan 100 Jam
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusan/Program Studi Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 IAIN-SU/KPI & BPI IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 IAIN-SU/MD V/2008-2009 & V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 IAIN-SU/MD VII/2008-2009 & VII/2007-2008
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar (cetak dan noncetak) Sem/Tahun Akademik.
Manajemen Organisasi S1 Diktat (noncetak) IV/2008-2009 & IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 PowerPoint IV/2009-2010
Manajemen Organisasi S1 CD-RW IV/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 Diktat (noncetak) V/2008-2009 & V/2009-2010
Manajemen Organisasi Islam S1 PowerPoint V/2009-2010
Budaya Organisasi S1 Diktat (noncetak) VII/2007-2008 & VII/2008-2009
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/anggota Tim Sumber Dana
2007 Urgensi Perencanaan Dakwah: Tinjauan Terhadap Ikhwanul Muslimin
Peneliti
Pribadi
2008 Studi Terhadap Manajemen Dakwah Nahdlatul ‘Ulama (NU) Peneliti Pribadi
2008 Persepsi Mahasiswa Terhadap Mutu Pelayanan Akademik Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara
Anggota Tim
DIPA
2008 Analisis Landasan Keilmuan Komunikasi Islam Peneliti Pribadi
2009 Hubungan Pengamalan Agama Terhadap Aktivitas Kerja Pedagang Kaki Lima di Desa Bandar Khalifah di Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan
Anggota Tim
DIPA
2010 Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
Peneliti
DIPA
2010 Analisis Isi Berita Manajemen Lembaga Keislaman Pada Harian Lokal Medan
Peneliti
Pribadi
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2006 “News Free Flow” dalam buku Isu-Isu Islam Kontemporer Citapustaka Media, Bandung
2006
Doktrin Pers “News Free Flow” di Barat dan Pengaruhnya Terhadap Negera-Negara Berkembang Khususnya Islam Majalah Ilmiah Warta Dharmawangsa, Universitas Dharmawangsa Medan
2008 Panduan Praktikum Ibadah Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009
Ontologi Komunikasi Islam Majalah An-Nadwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Pedoman Silabus Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 “Visi Komperehensifitas Islam Dalam Versi Dakwah Ikhwanul Muslimin” dalam buku Dinamika Dakwah Citapustaka Media Perintis, Bandung
*termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
2007 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2007 Manajemen Perguruan Tinggi: Tinjauan Terhadap UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Manajemen Dakwah Rasulullah Saw Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Prospektif Organisasi Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2008 Analisis SWOT Komunikasi Islam
Pada Era Globalisasi Informasi PPs IAIN-SU
2008 Difusi Inovasi Komunikasi Pembangunan
Dalam Masyarakat Islam PPs IAIN-SU
2009 Manajemen Waktu Dalam Islam Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Sistem Komunikasi Indonesia Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan
2010 Tinjauan Terhadap Peranan
Budaya Organisasi Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Korupsi Budaya Indonesia? Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Teologi Transpormatif
Sebagai Esensi Ketauhidan Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Manajemen Pengelolaan Masjid Fakultas Dakwah IAIN-SU
2010 Pendekatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya Fakultas Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UDNAS) Medan
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
- - -
- - ¬-
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/ peserta/pembicara
2007 Workshop Kurikulum Prodi Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2007 Pelatihan “Penulisan Proposal Skripsi Untuk Jurusan Manajemen Dakwah”. Jurusan Manajemen Dakwah Panitia
2008 Dialog Nasional “Partisipasi Politis Perempuan: Wacana dan Realita Dalam Perspektif Islam” PSW IAIN-SU & Kaukus Perempuan SU Peserta
2008 Studium General: “Perkembangan Jurnalistik/Pers oleh A.S. Atmadi” Fakultas Dakwah IAIN-SU Panitia
2009 Penyelenggaraan Manasik Haji Jurusan MD & Asrama Haji Medan Panitia
2010 Seminar Internasional IAIN-SU & USM Malaysia: “Aksara Arab Melayu di Perguruan Tinggi” IAIN-SU Peserta
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2008 s/d Skrg Sekretaris Yayasan Nurul Hasanah Padang Bulan Medan SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan
2008 s/d 2009 Sekretaris Serikat Tolong Menolong (STM) Silaturrahmi Lingk. V Padang Bulan Medan Padang Bulan Medan
2008 s/d Skrg Sekretaris Badan Sosial Fakultas Dakwah IAIN-SU Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Ketua Panitia ‘Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban 1430 H Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan
2010 Khatib Jum’at Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan Masjid Al-Hasanah Padang Bulan Medan
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Institusi (Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Manajemen Sistem Informasi Akademik dll) Tahun ... s.d. ...
Staf Akademik & Kemahasis. Fakultas Dakwah IAIN-SU 2006 s/d 2007
Kepala Laboratorium Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah IAIN-SU 2007 s/d sekrg.
PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Tahun Jenis /Nama Kegiatan Peran Tempat
2010 Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Komisariat Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pemateri Gedung PW Al-Washliyah Sumatera Utara
2010 Seminar: “Manajemen Dakwah” oleh HMJ MD Fakultas Dakwah
IAIN-SU
Pemateri Aula Fakultas Dakwah IAIN-SU
2009 Group Discuss “Al-Idarah” Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN-SU
Pembina Mesjid Al-‘Izzah Kampus II IAIN-SU
2008 Pelatihan Kewirausahaan Kerjasama Fakultas Dakwah dengan PINBUK Sumatera Utara
Panitia Ruang Sidang Fakultas Dakwah IAIN-SU
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
- - ¬-
- - -
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan
2008 s/d 2009 Badan Dakwah Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Anggota
2008 s/d Skrg Forum Silaturrahmi Da’i Sumatera Utara (FORSID-SU) Wakil Sekretaris
2010 Asosiasi Intelektual, Da’i & Qori’ (Assidqi) Kota Medan Ketua Bidang Pengkajian Ilmiah
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Medan, 21 Mei 2010
Mengetahui Yang menyatakan,
Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Sumatera Utara,
(Prof. Dr. H. Ilhamuddin, M.A.) (Hasnun Jauhari Ritonga, M.A.)
NIP. 19641210 198902 1 001 NIP. 19740807 200604 1 001
Langganan:
Postingan (Atom)